Memaknai Berharganya Waktu dari Novel 'The Time Keeper' Karya Mitch Albom

Sekar Anindyah Lamase | Akramunnisa Amir
Memaknai Berharganya Waktu dari Novel 'The Time Keeper' Karya Mitch Albom
Sampul Novel Sang Penjaga Waktu (Gramedia Digital)

Dalam kehidupan ini tidak ada hal yang abadi. Semua pergerakan kita akan dibatasi oleh waktu, dan setiap kelahiran akan menanti kematiannya. Agar segala sesuatu menjadi berharga, maka Tuhan membatasi hari-hari kita dengan waktu yang ditentukan.

Hal itulah yang kemudian menjadi premis utama dalam novel Sang Penjaga Waktu, atau 'The Time Keeper' karya Mitch Albom. Selain populer dengan novel Tuesday With Morrie-nya, The Time Keeper ini juga menjadi salah satu novel international bestseller dari penulis.

Novel ini bercerita tentang 3 tokoh utama, yakni Dor, Sarah, dan Victor, dengan mengambil latar yang berbeda-beda. Dikisahkan bahwa Dor adalah Sang Penjaga Waktu yang memiliki kemampuan untuk memperlambat dan mempercepat waktu.

Kemudian nasib mempertemukannya dengan Sarah, gadis yang hendak hendak bunuh diri. Sarah merasa depresi karena perundungan dan ditolak oleh seorang pemuda yang begitu ia cintai. Ia merasa tidak berharga dan tidak diinginkan di dunia ini.

Adapun Victor adalah seorang pengusaha yang berada diambang kematian namun berniat untuk melakukan krionika (pengawetan lewat medium es) terhadap tubuhnya. Hal itu dilakukan tak lain agar ia bisa kembali hidup di masa depan, ketika ilmu pengetahuan telah menemukan pengobatan yang canggih untuk penyakit mematikan yang ia derita.

Lalu datanglah Dor yang menggunakan kemampuannya dalam mengendalikan waktu untuk menolong Sarah dan Victor. Satu benang merah yang Dor simpulkan dari kasus dua sosok ini adalah mereka sama-sama orang yang kesepian. Dan Dor sangat familiar dengan hal itu karena ia pun merasa sangat kesepian dalam hidup.

"Saat kita sedang sangat sendirian, saat itulah kita bisa memahami kesepian orang lain."  (Halaman 265)

Secara umum, novel ini memiliki jalan cerita yang unik. Alur berjalan maju mundur namun tetap tertata dengan baik. Meskipun ada 3 kisah yang mengangkat konflik yang berbeda-beda, namun penulis mampu meramunya dengan sangat apik.

Saya sangat terkesan dengan pesan-pesan moral yang diangkat oleh penulis mengenai makna waktu dan mengapa kita harus mensyukuri kehadiran orang-orang yang mencintai kita dalam kehidupan ini.

Sebab, terkadang kita begitu teobsesi dengan sesuatu yang belum kita miliki, sampai melupakan hal-hal yang sudah hadir dalam kehidupan kita sebelumnya.

"Bila kita diberi waktu tak terbatas, tidak ada lagi yang istimewa. Tanpa kehilangan atau pengorbanan, kita tidak bisa menghargai apa yang kita punya" (Halaman 288)

Bagi kamu yang suka membaca novel yang mampu mengajakmu merenung dan memperbaiki sudut pandang tentang kehidupan, The Time Keeper karya Mitch Albom ini jangan sampai kamu lewatkan!

CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak