Drama Thailand Good Old Days memiliki 12 episode perbedaan kisah setiap 2 episode. Memories of Happines pada episode 3 dan 4 menceritakan tentang karakter Piang (Aye Sarunacha). Piang tinggal bersama ayahnya yang mengalami dementia. Di kampung halamannya, Piang dan ayahnya menjalankan sebuah usaha, toko foto. Di sini tokoh utama mengalami kebimbangan di dalam hidupnya. Apakah Piang harus melangkah maju dengan menjalankan cita-citanya sebagai produser, atau bertahan di kampung halamannya.
Pencerahan datang dari teman kecilnya Piang, Jab yang diperankan Tay Tawan. Setelah berkuliah di kota ia kembali ke kampung untuk menjalankan usaha mie milik ibunya. Dulunya ia mengenyam pendidikan di bidang teknik informatika. Namun ia berkuliah hanya karena kesukaannya dengan komputer.
Sejak kecil ia memang bercita-cita untuk meneruskan usaha ibunya. Dengan melihat raut wajah bahagia, orang-orang yang mengkonsumsi mie buatannya, Jab merasa bahagia, dan sangat dibutuhkan oleh orang sekitar. Jab mengaku bahagia dengan kehidupannya sekarang.
Lalu bagaimana dengan Piang?
Karakter Piang merupakan cerminan sebagian besar fresh graduate zaman sekarang. Setelah lulus, muncul kebingungan dalam diri sendiri. Apakah kembali ke kampung halaman? Atau berkarya di daerah lain, jauh dari orang tua, dan meraih cita-cita? Pilihan ini memang kembali ke diri sendiri. Seperti yang dialami Piang dalam episode Memories of Happiness ini.
Awalnya memang Piang memilih untuk mengikuti cita-citanya. Piang yang berkuliah di bidang komunikasi, bercita-cita menjadi seorang produser. Tawaran datang dari seorang kakak kelasnya. Sebenarnya Piang berat hati untuk menjalankan pekerjaan ini. Di lain sisi, ia telah bahagia dengan suasana di kampungnya. Namun berkat desakan sang ayah yang dikemas dalam bentuk emosi, Piang memutuskan mengambil kesempatan itu. Menjalani mimpinya.
Setelah menjalaninya, ternyata kehidupan impian Piang tak sebahagia harapannya. Ia menjalani kerja dengan baik, namun tidak bahagia. Kebahagiaan Piang datang dari hal sederhana menjalankan toko ayahnya dan bersama dengan Jab.
Pesan tersirat dalam episode ini adalah mengenai mimpi. Mimpi bukanlah sesuatu yang wah. Seperti ingin menjadi CEO perusahaan besar. Mendapatkan gaji besar. Kadangkala mimpi hadir dari sesuatu yang sederhana, sesuatu yang bisa membuat kita bahagia.
Baca Juga
-
Sinopsis Don't Touch My Gang: Kisah Anak Kampung Hadapi Kerasnya Bangkok!
-
Profil Nonnie Pitchakorn, Bintang Baru di Only Friends, Adik Nanon Korapat!
-
Angkat Kisah Kehidupan setelah Kematian, Ini Sinopsis Death is All Around!
-
Relate dengan Guru Muda, Ini Sinopsis Drama Thailand "Thank You Teacher"
-
Sinopsis Serial '6ixtynin9', Dus Mie Instan Berisi Uang yang Berakhir Petaka
Artikel Terkait
-
Mimpi Jadi Nyata, Wanita Ini Hasilkan Ratusan Juta Sebulan Berkat Jadi Putri Duyung
-
Ulasan Drama Thailand Lovely Writer: Ketika Penulis dan Aktor Terlibat Cinlok
-
Tidak Perlu Menceritakan Mimpi kepada Semua Orang, Buya Yahya: Tafsiri yang Baik
-
Tidak Semua Mimpi Basah Wajib Mandi! Ini Aturan Mandi Wajib Menurut Buya Yahya
-
Tedi Gustiadi Sebut Anies Baswedan hanya Memberi Mimpi Kosong dan "Sesat" pada Relawan
Entertainment
-
Jisoo dan Zayn Jatuh Cinta Tanpa Memandang Masa Lalu di Lagu Eyes Closed
-
Daemons of the Shadow Realm, Anime Baru dari Kreator Fullmetal Alchemist
-
Emma Watson Akui Rindu Akting, tapi Tak Suka Lakukan Satu Hal Ini
-
Terseret Kasus Pelecehan Seksual, David Del Rio Didepak dari Serial Matlock
-
Suvenir Pernikahan Amanda Manopo dan Kenny Austin Bikin Melongo, Ada TV?
Terkini
-
Dear Patrick Kluivert, Tolong Jangan Gengsi Tiru Pakem Shin Tae-yong
-
Netflix Keluarin 11 Film Indonesia Baru: dari yang Sensual Sampai yang Bikin Merinding
-
5 Ide Mix & Match Outfit Celana Jeans ala Aktris Korea, Auto Tampil Kece!
-
Lari Itu Bukan soal Pace, tapi soal Progress! 4 Mitos Sesat yang Bikin Kamu Takut Mulai Lari
-
Patrick Kluivert dan 2 Pernyataannya yang Saling Bertolak Belakang di Waktu yang Terbilang Singkat