Scroll untuk membaca artikel
Ayu Nabila | Anggia Khofifah P
3 Film Horor Indonesia Berhasil Bawa Pulang Penghargaan di BIFAN 2024 (Twitter/TMIHARINI)

Baru-baru ini, tiga film horor Indonesia meraih penghargaan di ajang Bucheon International Fantastic Film Festival (BIFAN) 2024 yang diadakan di Korea Selatan. Tiga film tersebut adalah "Dancing Gale", "Virgin Bash", dan "The Heirlooms". Selain itu, sejumlah film Indonesia lainnya juga berkesempatan untuk diputar di festival ini, seperti "Siksa Kubur," "Possession: Kerasukan," dan "Malam Pencabut Nyawa".

Bucheon International Fantastic Film Festival (BIFAN) adalah sebuah festival yang menampilkan berbagai film alternatif dalam berbagai genre seperti science-fiction, fantasi, misteri, thriller, dan horor. Festival ini pertama kali diselenggarakan pada tahun 1997 dan terus berupaya memperkenalkan film-film cutting-edge serta mempromosikannya di pasar Korea Selatan.

1. Dancing Gale

Film "Dancing Gale" (Twitter/TMIHARINI)

Film "Dancing Gale" yang disutradarai oleh Sammaria Simanjuntak berhasil meraih DHL Award dengan hadiah sebesar 5 juta Won atau sekitar Rp 58 juta. Film bergenre horor ini menarik perhatian karena menyajikan budaya Indonesia yang kaya, mulai dari lokasi, musik, pakaian, bahasa, hingga rumah adat. Cerita film ini berpusat pada boneka Sigale-gale dari Tanah Toba, yang dikenal sebagai boneka mistis yang dapat bergerak atau menari sendiri.

Sinopsis "Dancing Gale" mengikuti kisah seorang ibu bernama Uli yang kehilangan putrinya, Gale, dalam kecelakaan tragis. Dalam keputusasaannya, Uli mencari bantuan seorang dukun untuk menghidupkan kembali putrinya melalui sebuah patung kayu. Dengan Danau Toba sebagai latar belakang cerita, film ini mengeksplorasi tema kehilangan, ikatan ibu-anak, dan interaksi manusia dengan alam yang misterius.

2. Virgin Bash

Film "Virgin Bash" (Twitter/TMIHARINI)

"Virgin Bash", disutradarai oleh Randolph Zaini, sukses membawa pulang penghargaan Mocha Chai Award dengan hadiah fasilitas pascaproduksi senilai Rp 569 juta. Film ini diproduksi oleh IDN Pictures dan diproduseri oleh Susanti Dewi.

Film ini menceritakan kisah Suci, seorang wanita yang mendambakan pernikahan sempurna. Namun, impiannya hancur saat ia menemukan bukti perselingkuhan almarhum ayahnya. "Virgin Bash" menyoroti tragedi yang muncul setelah kegembiraan pesta pernikahan, membawa penonton pada perjalanan emosional yang mendalam.

3. The Heirlooms

Film "The Heirlooms" (Instagram/devinasofiyanti)

"The Heirlooms," disutradarai oleh Devina Sofianti, dipresentasikan dalam agenda Goedam Pitching di BIFAN 2024 dan berhasil meraih Bucheon Award. Penghargaan ini diberikan kepada film yang dinilai inovatif dengan semangat eksperimental dan visi yang unik. Film ini diproduksi melalui kerja sama antara QUN Films, Jakarta Film Week, Bucheon International Film Festival, dan Kemendikbudristek.

"The Heirlooms" mengikuti kisah Rana yang mewarisi kemampuan neneknya untuk melihat hantu pocong setelah neneknya meninggal. Dalam upaya melindungi desa dari ancaman pocong, Rana menemukan kejanggalan yang terjadi pada para wanita di desa tersebut, yang akhirnya mengungkapkan kebenaran di balik masalah kekurangan air bersih di desa lamanya.

Keberhasilan film-film Indonesia di BIFAN 2024 ini tidak lepas dari dukungan Direktorat Film, Musik, dan Media (PMM) melalui Indonesia Fund dari Kemendikbudristek. Inisiatif ini bertujuan untuk memperkuat ekosistem perfilman Indonesia dan mempromosikan sinema Indonesia di panggung internasional.

Partisipasi aktif film-film Indonesia di festival internasional seperti BIFAN membuktikan bahwa karya sineas Tanah Air memiliki daya tarik dan kualitas yang mampu bersaing di kancah global. Semoga prestasi ini dapat terus memotivasi para pembuat film Indonesia untuk menghasilkan karya-karya terbaik yang tidak hanya dicintai di dalam negeri tetapi juga diakui di dunia internasional.

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Anggia Khofifah P