Di era sekarang, banyak siswa atau mahasiswa yang mulai memahami pentingnya untuk berburu beasiswa dari bermacam-macam instansi. Mulai dari instansi pemerintahan, swasta, hingga pihak-pihak lainnya juga mulai merambah ke dunia pendidikan. Bukan hanya uang pendidikan yang terjamin, namun juga pelatihan softs kill juga sering diadakan untuk menambah value bagi penerima beasiswa. Hal tersebut juga menjadi sorotan bagi siswa dan mahasiswa terutama yang mungkin memiliki kesulitan dalam mengembangkan diri dan kesulitan biaya.
Tak hanya itu, jaminan untuk mendapatkan pekerjaan di instansi yang bekerjasama juga banyak ditawarkan oleh penyedia beasiswa. Banyak kampus atau sekolah yang juga berbondong-bondong mengirimkan anak didiknya untuk mengikuti seleksi beasiswa tersebut. Namun, sejak maraknya program beasiswa dengan banyak keuntungan, banyak juga oknum instansi atau organisasi tertentu yang memanfaatkan antusiasme siswa dan mahasiswa ini.
Banyak dari mereka yang menggunakan momen ini sebagai momentum dalam mempromosikan instansi, atau organisasi yang mereka miliki agar banyak mahasiswa ingin bergabung dengan memberikan mereka harapan untuk diterima sebagai penerima beasiswa. Kita patut waspada dengan beasiswa yang memiliki kedok terselubung dalam mempromosikan event atau instansi yang mereka punyai. Lalu, apa ciri-ciri dari beasiswa yang harus kita waspadai? Berikut penjelasannya!
1. Diminta untuk mengikuti atau berlangganan media sosial
Kita sering menemui promosi beasiswa yang memiliki syarat untuk follow atau subscribe media sosial yang mereka miliki. Hal tersebut membuat program tersebut malah menjadi ajang menambah pengikut di media sosial tersebut dibandingkan dengan penilaian akademik yang seharusnya dilakukan oleh instansi penyelenggara.
2. Mengunggah twibbon
Tak jarang, instansi penyedia beasiswa juga meminta para peserta seleksi untuk mengunggah twibbon atau bingkai foto digital sebagai bukti keikutsertaan mereka dalam seleksi beasiswa tersebut. Hal tersebut sebenarnya tidak memiliki relevansi dengan beasiswa yang diadakan kecuali hanya sebagai ajang promosi.
3. Membagikan poster beasiswa di grup media sosial
Saat peserta beasiswa dari instansi semacam ini mendaftarkan diri melalui daring, banyak dari mereka yang mengharuskan peserta melampirkan tangkapan layar atau screenshot bukti mereka telah membagikan poster penyelenggaraan seleksi beasiswa kepada teman-teman lainnya. Media sosial yang diminta juga sangat bersifat privasi seperti Whatsapp, LINE, dan media sosial pribadi lainnya sehingga malah cenderung mengganggu privasi yang dimiliki oleh para peserta.
4. Ajak teman dengan kode referral
Tak hanya itu, iming-iming penyelenggara beasiswa juga mengharuskan peserta mengajak teman-teman mereka untuk mengikuti seleksi beasiswa tersebut dengan menyediakan kode referral atau kode rujukan sebagai tanda bahwa teman-teman para peserta mendaftarkan diri melalui rekomendasi mereka. Instansi penyelenggara juga sering menginformasikan bahwa semakin banyak kode rujukan tersebut digunakan, maka semakin besar peluang peserta tersebut menerima beasiswa.
Empat hal di atas tentu menjadi perhatian kita semua sebagai pengguna media sosial. Ajang seleksi beasiswa tanpa persyaratan akademik yang jelas merupakan salah satu penyalahgunaan wewenang dengan iming-iming keuntungan tertentu. Maka dari itu, jika kita menemui iklan di media sosial dengan ciri-ciri di atas, kredibilitas yang mereka miliki perlu kita cari tahu agar tidak ada pihak yang merasa dirugikan.
Baca Juga
-
Jangan Bingung, 9 Langkah Ini Bisa Kamu Lakukan saat Merasa Stuck
-
Kamu Tidak Perlu Merasa Bersalah atas 6 Hal ini, Bentuk Cinta Diri Sendiri!
-
Bukan Hanya Soal Gaji, Ini 6 Alasan Karyawan Mau Bertahan di Perusahaan
-
7 Cara yang Bisa Kamu Terapkan Agar Pengeluaran Tidak Membengkak
-
7 Tanda Kamu Termasuk Orang yang Fast Learner, Salah Satunya Tidak Takut Salah!
Artikel Terkait
-
Viral Belanja Jutaan di PIM Pakai M-Banking Palsu, Cewek Hijab 'Pengedit Andal' Dicokok di Hotel OYO
-
Polda Banten Ringkus Seorang Tersangka Penipuan, Korbannya Anggota DPRD dari Fraksi Gerindra
-
Anggota DPRD Banten Diciduk Polisi Kasus Penipuan! Cek Kosong Rp350 Juta Jadi Biang Kerok
-
Marak Penipuan Pakai AI, Komdigi Minta Publik Waspada: Editan Nyaris Sempurna, Banyak yang Terkecoh!
-
Masyarakat Inggris Kena Investasi Bodong, Nilai Kerugian Tembus Rp121 Miliar
Kolom
-
Ngopi Sekarang Bukan Lagi Soal Rasa, Tapi Gaya?
-
Penurunan Fungsi Kognitif Akibat Kebiasaan Pakai AI: Kemajuan atau Ancaman?
-
Komitmen Relawan Mahasiswa, Sekadar Formalitas atau Pilihan Hati?
-
Menelisik Jejak Ki Hadjar Dewantara di Era Kontroversial Bidang Pendidikan
-
Nilai Tukar Rupiah Loyo, Semangat Pengusaha Jangan Ikut-ikutan!
Terkini
-
Semifinal AFC U-17: Saat Tim Bernapas Kuda Bertemu dengan Tim Bertenaga Badak
-
Ulasan Novel Jar of Hearts: Terungkapnya Kasus Pembunuhan Setelah 15 Tahun
-
Penampilan Jang Wonyoung di Acara Pop-Up Innisfree Tarik Perhatian Netizen: Seperti Peri!
-
4 Drama Korea dengan Latar Restoran, Bikin Ngiler dan Baper Sekaligus!
-
Menangis Bukan Berarti Lemah, 5 Karakter Anime Buktikan Kekuatan Air Mata