Manajer merupakan seseorang yang melakukan atau merangkai segala perencaan, proses pengorganisasian, pengarahan serta pengawasan usaha-usaha dari para anggota organisasi serta penggunaan sumber-sumber daya organisasi lain guna mencapai tujuan organisasi yang sudah lama ditetapkan, (James A.F Stonner).
Seorang manajer harus mempunyai etika didalam proses manajerial. Etika manajerial merupakan suatu dasar perilaku yang memandu manajer dalam aktivitas/pekerjaan mereka. Dalam bekerja, seorang manajer itu perlu memiliki kerangka berpikir yang logis, agar rencana program yang dibuat dapat terlaksana dan mendapat hasil yang baik.
Seorang manajer perlu memiliki kerangka berpikir manajer atau yang disebut Log Frame (Logical Framework), yaitu Pendekatan Kerangka Logis mengambil bentuk tabel proyek empat-empat. Log Frame pertama kali diperkenalkan oleh Leon J. Rosenberg dan digunakan sejak tahun 1969 oleh USAID yang dilansir dari wikipedia.
Kemudian Log Frame ini digunakan oleh organisasi-organisasi lainnya seperti Canadian International Development Agency (CIDA), Department for International Development (DFID), United Nations Development Programme (UNDP), dan organisasi Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) di seluruh dunia.
Logical Framework mengharuskan berpikir secara terorganisir, dapat menghubungkan kegiatan-investasi-hasil. Kemudian dapat digunakan untuk menetapkan indikator kinerja dan pengalokasikan tanggung jawab, dapat digunakan sebagai sarana untuk berkomunikasi dengan tepat dan jelas, serta dapat juga digunakan untuk menyesuaikan dengan keadaan yang tiba-tiba berubah dan dapat memperhitungkan risiko.
Daftar asumsi pada Logical Framework harus mencakup faktor-faktor yang dapat memengaruhi keberhasilan proyek, tetapi tidak dapat secara langsung dikendalikan oleh manajer proyek atau program. Hal tersebut yang biasanya menjadi asumsi buruk bagi suatu proyek, karena jika tidak valid, akan memiliki konsekuensi negatif utama bagi proyek.
Maka dari itu, seorang manajer harus bisa mendesain proyek yang baik sehingga dapat memperkuat asumsi-asumsinya, terutama yang memiliki potensi tinggi untuk memiliki dampak negatif.
Inti dari Kerangka Logis adalah 'model logika temporal' yang berjalan melalui matriks, dan mengambil bentuk serangkaian proposisi yang terhubung. Jika dilaksanakannya kegiatan dan asumsinya berlaku, maka output akan dikirimkan, jika output dikirimkan, kemudian tujuan akan tercapai. Jika tujuannya telah tercapai, maka goal yang direncanakan akan terlaksana dan tercapai dengan baik.
Dalam kerangka logis ini terdapat proses-proses ketika melakukan perencanaan proyek atau program. Biasanya, para pembuat program langsung masuk ke dalam tahap manajemen berikutnya yaitu pengorganisasian, pelaksanaan, kemudian tahapan-tahapan selanjutnya.
Namun, agar suatu perencaan program dapat menjadi lebih baik, dibutuhkannya Log Frame yang disebut sebagai kerangka logis. Dan menariknya dari Log Frame ini adalah dengan menggunakan indikator yang jelas, terukur dan spesifik.
Bagian-bagian dari kerangka Logical Framework
Goals, dalam kerangka logis adalah tingkatan dengan tujuan tertinggi, merupakan hasil akhir tetapi diluar control program. Kemudian Objective atau sasaran, merupakan rincian atau bagian dari Goals, dan Objective ini bisa dicapai dengan adanya gabungan dari Output.
Output itu merupakan hasil spesifik yang harus diperoleh sesudah program berakhir, kemudian menentukan aktivitas, yaitu menentukan kegiatan-kegiatan apa yang harus disusun untuk memperoleh output.
Disimpulkan, Logical Framework atau kerangka kerja logis dalam perencanaan suatu proyek/program, menunjukan seseorang yang membuat perencanaan tersebut memiliki metode yang jelas dalam mengelola program, kemudian, juga memiliki kemampuan teknis manajemen program.
Konsep-konsepnya tersusun baik dan jelas dalam melaksanakan tahap-tahap pencapaian tujuan dari kegiatan program yang akan dilaksanakan. Nah, Logical Framework sangatlah penting dimiliki oleh pola pikir seorang manajer dalam melalukan perencanaan.
Kegagalan yang sering ditemukan dalam penyelenggaraan program adalah tidak memahami tentang kerangka kerja logis atau Logical Framework.
Pengirim: Rosa Zenifa Azzahwa / Mahasiswi Vokasi Universitas Indonesia
E-mail: rosa.zenifa@ui.ac.id
Baca Juga
-
A24 Siap Hadirkan Film Horor Baru Bertajuk Bring Her Back, Intip Teasernya
-
Dari Rasa Ingin Tahu hingga Kecanduan: Apa Alasan Orang Memakai Narkoba?
-
Sinopsis Dragon, Film Komedi Romantis India Dibintangi Pradeep Ranganathan
-
Reuni Bilkin dan PP Krit, Ini Sinopsis Film Thailand 'The Red Envelope'
-
3 Alasan Kamu Harus Nonton Web Drama Korea "7 First Kisses"
Artikel Terkait
-
Ulasan Novel Logika Asa: Kecantikan Sejati Datang dari Dalam Diri
-
Profil Insight Investments Management Yang Nikmati Cuan Haram dari Investasi Fiktif Taspen
-
Profil Doni Setiabudi, Ragu Timnas Lolos Piala Dunia 2026 Jika Dipimpin Patrick Kluivert: Semoga Saya Salah!
-
Konsultasi ke Psikolog Usai Kerja Bareng eks Manajer Wika Salim, Fitri Carlina Sampai Minum Obat Jantung
-
Manajer PT Antam Ikut Diperiksa Kejagung Terkait Skandal Vonis Bebas Ronald Tannur, Apa Kaitannya?
Lifestyle
-
3 Serum Korea dengan Alpha Arbutin untuk Atasi Kulit Belang, Wajib Dicoba!
-
3 Pilihan Toner Buah yang Mencerahkan dan Melembapkan Sekaligus, Bye Kusam!
-
3 Serum Ekstrak Peach yang Bantu Cerahkan Wajah dengan Cepat, Bye Kusam!
-
5 Skill Penting untuk Mendapatkan Banyak Cuan di Era Digital
-
3 Serum dengan Kandungan Soybean, Rahasia Kulit Kenyal dan Bebas Kusam!
Terkini
-
A24 Siap Hadirkan Film Horor Baru Bertajuk Bring Her Back, Intip Teasernya
-
Dari Rasa Ingin Tahu hingga Kecanduan: Apa Alasan Orang Memakai Narkoba?
-
Sinopsis Dragon, Film Komedi Romantis India Dibintangi Pradeep Ranganathan
-
Reuni Bilkin dan PP Krit, Ini Sinopsis Film Thailand 'The Red Envelope'
-
3 Alasan Kamu Harus Nonton Web Drama Korea "7 First Kisses"