Scroll untuk membaca artikel
Tri Apriyani
Ilustrasi petir (shutterstock)

Memasuki puncak musim hujan terkadang menghambat aktivitas kita. Turunnya hujan memang patut disyukuri, namun di sisi lain hujan menyimpan bahaya yang mematikan. Saat turun hujan, seringkali muncul sambaran petir. Hal ini perlu diwaspadai, jika tidak sambaran petir tersebut bisa saja menyambar kita saat sedang beraktivitas.

Petir juga telah memakan banyak korban. Seperti yang terjadi dua hari lalu (27/12) di Kabupaten Bogor, petir menyambar 5 korban dan 2 di antaranya tewas ketika sedang berteduh. Terlihat betapa mengerikannya bahaya yang ada manakala petir muncul.

Terkadang para korban tidak sadar mengabaikan bahaya petir. Justru beberapa korban yang tengah melakukan aktivitas yang mana gerakan-gerakannya memancing sambaran petir jatuh ke arahnnya.

Petir sendiri terjadi karena adanya perbedaan potensial antara awan dengan permukaan bumi atau bahkan sesama awan. Perbedaan potensial antara muatan positif dan negatif yang terlalu besar menumpuk di awan membentuk arus listrik daya besar yang memaksa keluar dari awan melewati media udara yang memunculkan kilatan disertai suara guntur yang disebut petir.

Lantas, apa saja cara yang dapat dilakukan untuk meghindari sambaran petir? Simak 10 tips berikut.

1. Berlindung dalam ruangan

Jika mulai terdengar suara guntur, segeralah masuk ke dalam ruangan untuk berlindung. Jika keadaan mengharuskan berpindah ke tempat lain gunakan transportasi seperti mobil atau bis.

2. Jangan berteduh di bawah pohon

Masih banyak yang mengira berteduh di bawah pohon menjadi tempat yang aman saat hujan. Nyatanya pohon merupakan salah satu target penyaluran petir karena tingginya. Jika sedang berada di tengah hutan, pilih pohon paling rendah.

3. Menjauh dari air

Sangat tidak disarankan berenang ketika hujan dan petir, segera keluar dari daerah air karena arus listrik dapat mengalir melalui air. Aktivitas lain yang berhubungan dengan air juga perlu di hindari seperti mandi, mencuci, berendam, dan lain-lain. Tunggu sampai hujan berhenti atau sampai petir tidak lagi bermunculan.

4. Mencabut kabel telepon

Untuk rumah yang masih menggunakan telepon berkabel disarankan untuk tidak menggunakannya ketika hujan dan petir. Akan lebih baik lagi untuk mencabut kabel telepon rumah selama hujan dan petir. Saluran kabel telepon tersebut berbahan logam yang memungkinkan memancing sambaran petir.

5. Matikan alat elektronik

Aliran listrik dari barang-barang elektronik juga besar kemungkinan memancing sambaran petir. Oleh karena itu, sangat disarankan untuk tidak menggunakan dan mematikan alat elektronik apapun selama hujan dan petir.

6. Atur jarak dengan orang sekitar.

Jika kamu berjalan berkelompok menerjang hujan, cobalah untuk berpencar atau mengatur jarak satu sama lain. Bergerombol di tengah hujan dapat memancing penyaluran energi petir.

7. Gunakan alas kaki

Disarankan untuk menggunakan alas kaki ketika hujan dan petir. Tanah dan air juga merupakan media yang dapat menghantar arus listrik jika kamu berada disekitar wilayah jatuhnya petir. Pilihlah alas kaki berbahan karet untuk meredam arus listrik.

8. Hindari padang rumput

Saat di tengah perjalanan suatu ekspedisi, hindari melewati padang rumput ketika hujan dan petir. Petir sangat besar kemungkinan menyambar objek di padang rumput. Jika kamu di tengah padang rumput carilah dataran yang lebih rendah, dan posisikan badan jongkok dengan kedua tangan menempel lutut dan kepala merunduk di antara keduanya.

9. Lepas aksesoris logam

Aksesoris berbahan logam dapat memancing penyaluran arus petir ke arah mu. Disarankan untuk melepas aksesoris yang berbahan logam ketika berada di luar ruangan saat hujan dan petir.

10. Hindari bangunan tinggi

Jika mencari tempat berteduh, hindari berteduh dibawah bangunan yang menjulang tinggi seperti sutet, tiang listrik, atau menara pemancar. Bangunan-bangunan tersebut juga termasuk arah penyaluran jatuhnya petir.

Sambaran petir jika mengenai diri seseorang dapat menimbulkan efek seperti kerusakan sistem saraf, gangguan otak dan jantung, kerusakan indra pengelihatan dan pendengaran, kelumpuhan, bahkan kematian.

Untuk itu tetaplah waspada memasuki puncak musim penghujan!

Pengirim: Setya Novanto / Mahasiswa jurusan Hubungan Masyarakat, Program Vokasi, Universitas Indonesia.
E-mail: setya.novanto@ui.ac.id