Scroll untuk membaca artikel
Tri Apriyani | Asep Wahyudin
Ilustrasi cinta (Unsplash/Ryan 'O' Niel)

Jatuh cinta bisa dialami setiap manusia, tanpa membedakan ras, warna kulit dan agama. Cinta datang tanpa bisa direncanakan, lahir dari emosi dasar manusia. Karena itu orang bisa mengalami cinta buta, cinta yang membutakan nalar tetapi bisa juga memiliki cinta yang logis dan rasional. Maka perlu bagi kita memahami jenis-jenis cinta agar dapat menilai cinta yang ada di hati ataupun cinta milik pasangan.

Filsuf zaman Yunani kuno membagi cinta ke dalam 8 jenis, yaitu:

1. Eros

Eros atau cinta erotis adalah cinta yang melibatkan romantika dan gairah, karena itu bisa  juga disebut cinta birahi. Eros merupakan cinta yang bersumber pada keinginan dan hasrat seksual, makanya daya tarik fisik menjadi hal utama. Cinta jenis ini mudah berkobar namun bisa cepat padam.

2. Philia

Berbeda dengan eros, philia adalah jenis cinta yang tidak begantung pada nafsu dan hasrat seksual. Orang Yunani kuno mendefinisikannya sebagai kasih sayang. Jenis cinta ini mengarah pada ikatan persahabatan yang membuat kedua pihak merasa nyaman karena saling percaya dan saling ketergantungan pada kedua pihak.

3. Philautia

Yaitu jenis cinta yang ditunjukan pada diri sendiri. Mencintai diri sendiri adalah landasan untuk dapat mencintai orang lain. Cinta ini muncul ketika orang menilai diri sendiri secara fisik, intelektualitas dan rohani hingga merasa dirinya berarti. Bentuk negatif dari cinta philautia adalah narsisme, memuja diri secara berlebihan, merasa sangat penting dan menuntut dikagumi.

4. Storge

Cinta ini muncul pada saat awal seseorang dalam berhubungan dengan orang lain, munculnya perasaan tulus ingin membahagiakan dan melindungi orang yang dicintainya. Sama seperti cinta jenis philia yang tumbuh dalam persahabatan, akan tetapi storge lebih mengarah pada cinta orang tua dan anak, saudara atau kerabat dekat.

5. Pragma

Cinta ini kebalikan dari eros yang cepat padam, namun pragma merupakan cinta yang dimaknai sebagai cinta abadi, cinta yang matang, berdasar pada pertimbangan logis dan realistis. Pragma dapat bertahan dalam jangka waktu yang lama. Namun untuk menggapai cinta pragma ini, dibutuhkan saling pengertian dan sama-sama menggapai kebahagiaan bersama, yang egois pasti gagal menggapai cinta ini.

6. Ludus

Ludus adalah jenis cinta yang tidak memiliki komitmen dan tidak terikat, fokusnya pada kesenangan, kadang sebatas penaklukan untuk sebuah kebanggaan. Ludus timbul pada awal jatuh cinta, bisa juga disebut cinta monyet, cinta yang kekanak-kanakan, penuh dengan mengumbar kata cinta dan rayual gombal.

7. Mania

Merupakan cinta yang obsesif, penuh kecemburuan dan kemarahan. Orang yang memiliki cinta ini cenderung posesif karena letupan cemburu yang dimilikinya, meskipun tidak beralasan. Pemilik cinta ini memiliki tingkat percaya diri yang rendah, takut kehilangan orang yang dicintainya dan marah bila pasangannya melakukan sesuatu yang tidak disukainya.

8. Agape

Agape adalah cinta tak bersyarat, sukarela dan tanpa pamrih. Cinta ini merupakan jenis cinta spiritual yang dirasakan dan ditunjukan untuk Tuhan, jenis cinta ini biasanya ingin digapai oleh para Sufi.

Itualah kedelapan jenis cinta menurut pandagan filsuf di zaman Yunani Kuno. Manakah yang pernah kamu alami?

Asep Wahyudin

Baca Juga