Scroll untuk membaca artikel
Ayu Nabila | Keza Felice
Ilustrasi Keluarga (Unsplash) / Jonathan Borba

Setiap pasangan pasti ingin membangun rumah tangga yang harmonis, bahagia, dan lenggeng seumur hidup. Sayangnya, walaupun sudah melakukan segala cara untuk mempertahankan hubungan rumah tangga, tak sedikit pasangan yang akhirnya memilih berpisah karena tidak dapat menyelesaikan konflik yang terjadi dengan baik. 

Perceraian merupakan kondisi yang cenderung dihindari dan tidak diinginkan oleh setiap pasangan dalam pernikahan. Apalagi bagi pasangan yang sudah mempunyai anak, perceraian adalah keputusan tersulit yang perlu dipertimbangkan berulang kali. Untuk itulah Anda perlu mengetahui penyebab perceraian yang sering kali terjadi. Dengan begitu, Anda dan pasangan dapat mengantisipasi dan berusaha membangun hubungan yang baik dalam keluarga.

1. Masalah Ekonomi

Tak dapat dimungkiri bahwa hidup dalam kemiskinan memang membuat stres. Karenanya tekanan finansial dapat menyebabkan terjadinya pertengkaran antara Anda dan pasangan. Apabila tidak dapat diatasi dengan bijak, permasalahan ini dapat mengakibatkan perceraian.   

Masalah lain yang masih berkaitan dengan konflik keuangan, adalah karier istri lebih sukses dalam pernikahan. Sering kali suami merasa kurang percaya diri saat istrinya dapat memberikan lebih banyak penghasilan daripada dirinya. 

Meskipun demikian, tidak semua pasangan memiliki pandangan yang sama tentang hal ini. Ada pula yang beranggapan bahwa kontribusi masing-masing pihak merupakan kerja sama tim yang sangat baik. Karenanya, Anda harus memperhatikan bagaimana karakter pasangan agar dapat mencari jalan keluar saat kalian terlibat perbedaan sudut pandang soal finansial.

2. Perselingkuhan

Perselingkuhan menjadi penyebab paling umum yang terjadi dalam pernikahan. Bagi kebanyakan orang, perselingkuhan merupakan permasalahan yang sangat berat dan tidak dapat ditolerasi karena perbuatan tersebut sangat melukai hati korban. 

Masalah ini dapat menyebabkan hilangnya kepercayaan pada pasangan, sehingga hubungan antara suami istri akan semakin melemah. Alhasil, berbagai permasalahan pun dapat timbul dalam situasi tersebut. Oleh karenanya, tak sedikit pasangan yang mempunyai permasalahan ini akhirnya memilih bercerai sebagai keputusan yang dapat mereka dilakukan.

3. Konflik dengan Mertua

Salah satu tekanan yang dapat mempengaruhi kualitas dalam hubungan pernikahan adalah konflik dengan mertua. Konflik semacam ini bisa disebabkan oleh mertua yang sering kali ikut campur dalam permasalahan rumah tangga anaknya. Atau mereka justru selalu mengatur kehidupan anak dan menantunya. 

Membangun hubungan yang baik dengan mertua memang tidak mudah. Untuk itulah Anda perlu mengenal calon mertua dengan baik sebelum memutuskan untuk melanjutkan hubungan ke jenjang pernikahan. Anda juga bisa membuat kesepakatan dengan pasangan jika masalah dalam pernikahan harus dirahasiakan dari pihak ketiga. Hal tersebut bertujuan untuk mengurangi bertambahnya konflik dalam rumah tangga, termasuk tekanan dari mertua yang mungkin akan bersikap tak adil dalam menilai situasi yang terjadi.

4. Kekerasan dalam Rumah Tangga

KDRT atau kekerasan dalam rumah tangga bisa menjadi pemicu perceraian. Biasanya kekerasan ini dilakukan secara fisik, seperti menendang, memukul, menampar, atau mendorong. Akan tetapi, kekerasan yang terjadi dalam rumah tangga juga bisa berupa pemaksaan dalam berhubungan seksual.

Permasalahan semacam ini biasanya masih dapat dimaafkan jika hanya terjadi satu atau dua kali saja. Namun, tidak berarti hal tersebut bisa langsung mengakhiri kebiasaan buruk salah satu pasangan. Biasanya kekerasan yang dimaafkan justru akan diulangi. Akhirnya, hal ini akan menimbulkan trauma pada salah satu pihak. Karenanya kekerasan dalam rumah tangga dapat menyebabkan perceraian. 

Itulah beberapa konflik yang terjadi dalam rumah tangga dan sering kali memicu perceraian. Semoga informasi ini dapat menjadi refleksi diri sendiri bersama pasangan, sehingga kedepannya kalian dapat mempertahankan keharmonisan rumah tanga. 

Keza Felice