Scroll untuk membaca artikel
Hernawan | Novan Harya Salaka
Ilustrasi mata uang kripto. (Pixabay)

Kripto atau cryptocurrency secara sederhana dapat dipahami sebagai mata uang digital berbasis teknologi blockchain. Sama seperti mata uang konvensional, mata uang kripto juga memiliki banyak jenis, jumlahnya bahkan mencapai 5.000. Beberapa dari kita mungkin telah mengenal dua jenis mata uang kripto terpopuler, yakni Bitcoin (BTC) dan Ethereum (ETH).

Lebih dari sekedar mata uang, secara lebih mendalam, kripto adalah semacam sarana transaksi dan pertukaran digital, terenkripsi, dan terdesentralisasi. Dalam mekanisme mata uang kripto, tidak ada otoritas sentral yang mengatur dan menjaga nilai (value) atau berapa banyak uang kripto yang beredar di internet.

Membicarakan mata uang kripto akan selalu berkait dengan blockchain yang menjadi basis dari kripto. Blockchain dapat dimengerti sebagai semacam buku besar (ledger) terbuka yang merekam aktivitas transaksi dalam bentuk kode.

Kumpulan dari beberapa transaksi inilah yang disebut block. Transaksi yang terjadi, kemudian direkam dan dihubungkan dengan transaksi kripto sebelumnya, saling tersambung, membentuk mata rantai panjang yang disebut blockchain.

Visi dari mata uang kripto adalah tersedianya sebuah sistem mata uang yang cepat, murah, bebas dari kontrol otoritas, serta bebas dari kerawanan atas korupsi dan sebagainya. Berikut ini berapa fitur keunggulan mata uang kripto seperti dirangkum dari Forbes dan 

Keamanan bertransaksi

Uang kripto, dalam bertransaksi menggunakan teknik mengamankan informasi dan komunikasi yang disebut kriptografi. Ia adalah semacam “kunci” inisiator transaksi yang dibagikan supaya orang lain dapat mengirimkan uang kripto. Kunci inilah yang mengamankan kepemilikan atas kripto dan dapat digunakan untuk menyetujui transaksi yang akan dilakukan.

Mekanisme yang transparan

Sebagian besar kode yang dibuat dengan protokol kripto bersifat open source dan dibuat agar secara bebas dapat diredistribusi serta dimodifikasi. Selain itu, setiap transaksi diberi penanda waktu pada blockchain, yang memberikan informasi pada publik atas kronologi kepemilikan dan perlindungan atas aset kripto.

Insentif

Protokol dalam mata uang kripto bekerja dengan suatu mekanisme yang menjaga agar sistem tetap hidup dan berjalan. Penambang bitcoin, misalnya, membutuhkan tenaga listrik yang besar dan komputer mumpuni untuk memverifikasi setiap blok transaksi.

Untuk mengkompensasinya, koin yang baru “dirilis” akan didistribusi secara otomatis ketika mereka telah selesai melakukan verifikasi. Imbalan koin atas verifikasi yang mereka lakukan ini disebut juga dengan istilah mining (menambang). Mereka diberi insentif agar tetap bersedia memverifikasi transaksi-transaksi selanjutnya.

Novan Harya Salaka