Scroll untuk membaca artikel
Hernawan | Dea Nabila Putri
Ilustrasi trauma (Unsplash)

Semua orang pasti pernah mengalami pengalaman buruk dalam hidup. Banyak hal yang tidak bisa kita kontrol dan terjadi begitu saja. Begitupun hal yang buruk, kita mungkin bisa mencegah atau menghindarinya. Namun, apabila hal tersebut sudah terjadi, ada hikmah yang harus kita ambil.

Sayangnya, banyak pengalaman buruk yang membuat seseorang menjadi trauma. Menyadur dari rosehillcenter, trauma adalah suatu kondisi yang terjadi ketika suatu peristiwa atau suatu keadaan bisa menguasai semua pikiran dan sikap kita. Berbagai hal yang bisa menyebabkan trauma seperti perlakuan kasar secara fisik, kehilangan orang terdekat, atau mengalami bencana dan musibah.

Hal tersebut tentu di luar kontrol yang kita miliki. Trauma yang terjadi akan membuat kita memiliki luka batin dan takut untuk melakukan sesuatu. Trauma jenis ini biasa disebut emotional trauma. Jika kamu memiliki ciri-ciri ini, bisa jadi kamu sedang mengalami emotional trauma.

1. Tidak nyaman ketika diberi afeksi

Tidak semua orang senang diberikan afeksi berupa afirmasi positif, perhatian, kasih sayang, atau sekadar sentuhan, Banyak dari mereka yang tidak menyukai hal tersebut karena berbagai alasan. Ada yang merasa dimanfaatkan oleh orang lain saat diberikan afeksi, atau ada yang merasa dirinya akan dipukul saat ada orang lain yang menyentuhnya. Beberapa orang yang mengalami hal seperti ini biasanya akan menghindar dari orang banyak karena takut mendapat perhatian.

2. Selalu merasa takut ditinggalkan

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, ciri ini dapat berakar pada pengalaman traumatis yang dialami sebagai seorang anak atau hubungan yang menyedihkan di masa lalu. Ketakutan ditinggalkan oleh orang-orang sekitar ini akan menimbulkan rasa tidak percaya diri sehingga sulit untuk berinteraksi dengan orang orang di sekitar.

3. Berusaha untuk mendapat perhatian

Berkebalikan dengan poin pertama, ciri ini juga bisa menjadi tanda bahwa kamu sedang mengalami emotional trauma. Hal ini disebabkan oleh perasaan diabaikan di masa lalu dan membuat seseorang ingin menjadi pusat perhatian orang banyak untuk menutupi perasaannya tersebut. Walaupun begitu, banyak orang yang menganggap sepela hal ini karena lebih sering dianggap sebagai orang yang cari perhatian dibanding tanda sebuah trauma.

4. Sering Menghindari Konflik

Hal ini sering terjadi kepada orang-orang yang sering menjadi "kambing hitam" atau orang yang selalu disalahkan di sebuah permasalahan. Mereka yang mengalami ini cenderung akan selalu menghindari konflik dengan tidak mengekspresikan kemarahan atau kekecewaan mereka karena menganggap hal tersebut akan menjadi masalah besar bagi orang lain dan menyadari bahwa pada akhirnya mereka akan disalahkan atas ungkapan mereka sendiri.

5. Sulit menolak sesuatu

Sejak kecil, kita selalu diajarkan untuk selalu menolong sesama. Hal ini sering diutarakan oleh orang yang lebih tua agar kita dianggap orang yang baik bagi orang lain. Padahal, banyak hal di dunia ini yang harus kita lakukan sendiri dan tidak bisa dilakukan jika malah fokus terhadap kepentingan orang lain. Hal inilah yang membuat banyak orang sulit menolak permintaan tolong orang lain karena takut dianggap pribadi yang buruk. Akibatnya, prioritas hidup pribadi malah ditelantarkan atau diabaikan karena terlalu memikirkan pandangan orang lain terhadap mereka.

Apapun keadaannya, cobalah untuk mencari tahu tentang trauma yang sedang dialami. Bisa jadi hal tersebut menjadi pedomanmu untuk memiliki mental yang kuat dari sebelumnya, atau suatu titik terang untuk menyembuhkan luka batinmu dari trauma yang kamu alami. Semangat selalu!

Dea Nabila Putri