Perkembangan era digital yang sangat pesat melahirkan banyak sekali konten kreator dengan berbagai ide konten. Ada yang bersifat hiburan, informatif, edukatif, bahkan gak sedikit yang nyeleneh atau bahkan tidak patut dicontoh.
Biasanya yang membuat konten bersifat penuh sensasi disebabkan keinginan menjadi viral sehingga bisa sukses dengan instan. Tanpa peduli apakah konten tersebut menyakiti pihak lain atau melanggar hukum.
Nah, agar kamu gak sampai kebablasan dalam membuat konten, ada beberapa pertimbangan yang patut diperhatikan. Mari simak untuk tahu kelanjutannya.
1. Apakah nantinya akan menimbulkan pro kontra dan permusuhan
Gak bisa dimungkiri, konten yang sifatnya provokatif memang bisa menaikkan engagement. Unggahan dengan engagement tinggi biasanya gampang sekali menarik atensi dan menaikkan jumlah followers. Jadi, gak heran banyak sekali di media sosial atau kanal berita yang mengunggah konten-konten memancing permusuhan.
Kalau tujuan membuat konten sekadar menghasilkan uang dan mengesampingkan berkah tidaknya, maka silakan saja melakukan apa pun. Akan tetapi, kalau kamu ingin kontenmu bermanfaat dan gak sekadar menghasilkan duit, sebaiknya hindari konten-konten bersifat provokatif, apalagi jika sampai bisa memecah persatuan bangsa. Itu jahat!
2. Kontenmu jati dirimu
Tipe konten bisa mengungkapkan jati diri seseorang, lho. Orang yang matrealistis biasanya terlihat dari jenis konten yang gak peduli apakah merugikan orang lain atau gak. Yang ada di pikiran cuma viral dan uang.
Gak dipikirkan bila konten yang dibuatnya bisa merugikan secara jangka panjang. Misalnya, mendorong penyakit sosial, salah satunya melatih masyarakat memiliki mental pengemis. Hal ini sama sekali gak dipikirkan oleh orang yang di otaknya cuma berisi uang dan uang.
Pertanyaannya, apakah kamu ingin dikenal dan dikenang sebagai orang yang egois dan mata duitan?
3. Validitas informasi
Salah satu tantangan berat di era digital seperti sekarang di mana informasi bisa diakses sangat mudah dan cepat, adalah menentukan validitasnya. Banyak sekali berita hoaks yang sering dikira fakta.
Itulah kenapa sebaiknya sebelum membuat konten perhatikan dulu apakah sumbernya valid atau enggak. Tentunya kamu gak mau jika akun media sosial atau digitalmu dianggap sarang berita hoaks, bukan?
Semoga dengan uraian tadi bisa mendorong kita lebih bijak lagi dalam membuat konten. Jangan hanya demi uang yang sedikit sampai rela menggadaikan harga diri atau merugikan masyarakat.
Video yang mungkin Anda lewatkan.
Baca Juga
-
Nantikan! Ji Seung Hyun dan Jung Hye Sung Siap Menghibur di Film Aksi Komedi Baru
-
Tony Todd, Aktor Ikonik Candyman, Tutup Usia di 69 Tahun
-
Sering Mengalami Perut Kembung? Redakan dengan 3 Hal Ini
-
4 Sinyal Kuat Waktunya Kamu Resign dari Pekerjaan, Underpaid!
-
5 Hal Terlarang saat Menggunakan Komputer Kantor, Awas Bisa Dipecat!
Artikel Terkait
-
Viral Earbuds Berdarah, Ini Batas Aman Volume untuk Mendengarkan Musik
-
Australia Bikin RUU Larangan Media Sosial untuk Anak di Bawah 16 Tahun, Jika Dilanggar Dendanya Mencapai Rp500 Miliar
-
Cek Fakta: Video Orang Arab Saudi Ngamuk dan Pecahkan TV karena Timnasnya Dikalahkan Indonesia
-
Tegas! Said Didu Tolak Ajakan Damai APDESI usai Kritik PSN PIK-2: Yang Saya Perjuangkan Adalah Rakyat!
-
Tak Ditahan, Said Didu Dicecar 29 Pertanyaan Atas Tuduhan Sebar Berita Hoaks
Lifestyle
-
3 Moisturizer Lokal yang Berbahan Buah Blueberry Ampuh Perkuat Skin Barrier
-
5 Manfaat Penting Pijat bagi Kesehatan, Sudah Tahu?
-
4 Pilihan OOTD Hangout ala Park Ji-hu yang Wajib Dicoba di Akhir Pekan!
-
Tips Sukses Manajement waktu Antara Kuliah dan Kerja ala Maudy Ayunda
-
4 Rekomendasi Jurusan Kuliah untuk Kamu yang Punya IQ Tinggi, Mau Coba?
Terkini
-
Seni Menyampaikan Kehangatan yang Sering Diabaikan Lewat Budaya Titip Salam
-
Bangkit dari Keterpurukan Melalui Buku Tumbuh Walaupun Sudah Layu
-
The Grand Duke of the North, Bertemu dengan Duke Ganteng yang Overthinking!
-
Menyantap Pecel Lele Faza, Sambalnya Juara
-
Antara Kebencian dan Obsesi, Ulasan Novel Malice Karya Keigo Higashino