Pola asuh adalah hal krusial yang harus diperhatikan setiap orang tua. Hal ini karena pola asuh setiap anak tentu berbeda, tergantung jenis kelamin, usia, dan kepribadian anak.
Pola asuh yang diterapkan sejak anak usia 0 hari akan terus dibawa dalam tumbuh kembangnya hingga ia dewasa. Anak yang mendapat pola asuh yang benar akan lebih bisa mengontrol diri mereka sendiri dan mengatasi masalah yang muncul.
Berikut 3 pola asuh yang bisa diterapkan bagi anak penakut dan pendiam.
1. Validasi Perasaan
Ketika anak merasa takut, sebagai orang tua jangan buru-buru melabeli anak "Ah gitu aja takut" atau "Dasar penakut kamu ya". Namun, validasi perasaan anak dengan mencoba mengerti bahwa ketakutannya adalah hal yang wajar terjadi. Ia tidak perlu cemas karena ada Anda yang selalu berada di sisinya.
2. Mengatur Napas
Mengatur napas dengan menarik dan mengeluarkan napas panjang bisa membantu mengatasi ketakutan. Ketika anak mulai merasa takut, bantu dia menarik napas melalui hidung dan mengeluarkannya melalui mulut. Ulangi hal ini sebanyak 4x. Beri instruksi untuk melepas perasaan takutnya bersamaan dengan napas panjang yang ia keluarkan melalui mulut.
Cara ini mungkin tidak bisa langsung berhasil. Ketika saat ini anak sudah tidak takut, bisa jadi ketakutannya akan kembali di lain waktu. Namun, ketika kapan pun anak takut, ingatkan ia untuk mengulangi hal ini.
BACA JUGA: Rocky Gerung Kepergok Dirangkul Wanita Saat Konser Dewa 19, Netizen Spill Sosok Cantik Ini
3. Tatap Wajahnya
Ketika anak pendiam dan penakut mulai mengajak Anda bicara, perhatikanlah wajahnya. Taruh ponsel dan lepas semua perhatian Anda untuk fokuslah pada sang anak.
Anak pendiam tidak bisa langsung bercerita. Ia akan mencari rasa aman dan keberpihakan Anda padanya sebelum memulai kata pertamanya. Dengan melihat Anda memusatkan perhatian padanya, anak akan merasa Anda berasa di sisinya. Sehingga, komunikasi bisa lebih terjalin.
Namun yang harus diperhatikan adalah, pancing anak bicara dengan kalimat yang membuatnya nyaman. Di sela-sela jeda ketika ia sudah mengajak Anda bicara, dan sebelum ia mulai bercerita, Anda tidak boleh menjadi orang yang pasif. Hindari sikap diam dan hanya menunggu ia bicara. Namun, Anda bisa menyelinginya dengan pendekatan agar anak merasa tidak dihakimi.
Demikian 3 tips yang disadur melalui kanal Instagram @Pecinta dr Aisyah Dahlan CHt.
Baca Juga
-
Tak Hanya Sesama Teman, Saat Guru dan Dosen Juga Jadi Pelaku Bully
-
Kisah Relawan Kebersihan di Pesisir Pantai Lombok
-
Viral Tumbler KAI: Bahaya Curhat di Medsos Bagi Karier Diri dan Orang Lain
-
Ricuh Suporter Bola hingga War Kpopers, Saat Hobi Tak Lagi Terasa Nyaman
-
Budaya Titip Absen: PR Besar Guru Bagi Pendidikan Bangsa
Artikel Terkait
-
6 Langkah Ampuh Merawat Vagina Menurut Dokter Boyke untuk Kesehatan Seksual Optimal
-
Anak Depresi, Mona Ratuliu dan Indra Brasco Akui Sempat Lalai sebagai Orangtua
-
Resep Minuman Surga dr.Zaidul Akbar Atasi Penyakit Asam Lambung Kronis, Konsumsi Rutin Pasti Ampuh
-
Wulan Guritno Posting sedang Belajar di Kelas: Kok Lama Ya
-
Tak Cuma Sebabkan Anak-anak Trauma, Wanita Pelaku Pencabulan Juga Bikin Suami Syok dengan Kelakuannya
Lifestyle
-
Resolusi Tahun Baru: Mulai Berdamai dengan Uang, Bukan Hanya Target Menabung!
-
4 Moisturizer Pencerah Korea untuk Atasi Kulit Kusam dan Flek Hitam
-
4 Rekomendasi Laptop Touchscreen Terbaik 2025, Cocok untuk Aktivitas Online dan Presentasi
-
4 Rekomendasi HP dengan Kamera Terbaik di Akhir 2025, Hasil Foto dan Video Setara Kamera Profesional
-
Bocoran Samsung Galaxy S26 Ultra, Bawa Fitur Canggih dan Dapur Pacu Snapdragon 8 Elite Gen 5
Terkini
-
Meninjau Ulang Peran Negara dalam Polemik Arus Donasi Bencana
-
Stereotip Mekanik Kotor: Masih Relevankah di Era Modern?
-
Bukan Sekadar Musibah, Ini Alasan Ustadz Felix Sebut Perusak Hutan Pelaku 'Dosa Besar'
-
Teknologi Augmented Reality dalam Meningkatkan Pengalaman Belajar
-
Rilis Trailer, Street Fighter Pamer Aksi Chun-Li Versi Live Action