Scroll untuk membaca artikel
Hayuning Ratri Hapsari | šŸ€e. kusuma. nšŸ€
Ilustrasi berbicara (Pexels.com/fauxels)

Bahasa tubuh dapat memberikan banyak petunjuk tentang apa yang sedang dirasakan seseorang. Bahkan petunjuk tentang sesuatu yang disembunyikan pun bisa terlihat, termasuk saat seseorang sedang berbohong atau tidak. Namun, butuh kepekaan dan kejelian dalam mendeteksi sebuah kebohongan yang tanpa sadar muncul lewat bahasa tubuh.

Berikut adalah lima bahasa tubuh yang mungkin menunjukkan bahwa seseorang sedang berbohong. Perhatikan mata dan cara bicaranya!

1. Kontak mata yang terputus-putus

Saat sedang berbohong, orang cenderung menghindari kontak mata karena merasa tidak nyaman atau takut rahasianya terbongkar. Jika terus-menerus menghindari kontak mata saat berbicara denganmu, bisa jadi dia sedang berbohong.

2. Gelisah

Menyembunyikan sebuah kebenaran lewat kebohongan terkadang juga menimbulkan efek pada gestur tubuh. Orang cenderung menjadi gelisah dan tidak tenang, terlebih jika tidak terbiasa bohong

Dia mungkin terus-terusan bergerak atau menggeser bagian badan dari satu kaki ke kaki lainnya atau meremas tangannya. Petunjuk ini bisa jadi indikasi awal kecenderungan berbohong meski harus tetap memperhatikan tanda lainnya.

3. Tidak berbicara dengan jelas

Orang yang sedang berbohong kemungkinan besar akan berbicara tidak jelas dan agak ngelantur. Dia mungkin bicara terlalu cepat atau malah terlalu lambat dan menggunakan kata-kata yang tidak biasa.

Rasa gugup mungkin juga jadi penyebabnya, tapi konteks pembicaraan bisa jadi pembeda kegugupan akibat kebohongan atau sekadar grogi.

4. Menutupi bagian tubuh tertentu

Karena sedang menyembunyikan sebuah kebenaran, tanpa sadar seseorang juga cenderung ingin menyembunyikan bagian tubuh tertentu, seperti mulut, tangan, atau perut.

Orang mungkin menutupi mulut dengan tangan atau menutupi perut mereka dengan benda-benda lain. Petunjuk ini cukup khas ibarat bentuk refleksi pikirannya sendiri.

5. Menyampaikan informasi yang bertentangan

Sudah jadi rahasia umum jika sebuah kebohongan sering kali akan ditutupi dengan kebohongan lain. Saat dikonfrontasi, penyampaian informasi jadi berubah-ubah dan tidak konsisten bahkan cenderung bertentangan.

Awalnya, orang akan menyampaikan informasi yang bertentangan dengan fakta sebenarnya. Lalu, saat merasa ketahuan, dia akan berusaha menutupi dengan kebohongan lain yang sering kali justru makin bertentangan dengan logika. 

Perlu diingat bahwa tidak semua orang yang menunjukkan kelima tanda tadi mutlak sedang berbohong. Ada baiknya tidak terlalu cepat mengambil kesimpulan dan tetap waspada saat berinteraksi dengan orang lain untuk membedakan ada kebohongan yang disembunyikan atau tidak.

šŸ€e. kusuma. nšŸ€