Scroll untuk membaca artikel
Ayu Nabila | Febi Wahyudi
Ilustrasi ketakutan (pexels.com/ Andrea)

Acrophobia atau rasa takut yang berlebihan terhadap ketinggian adalah salah satu fobia yang cukup umum dialami oleh banyak orang.

Ketika seseorang menderita acrophobia, mereka bisa merasa cemas, panik, atau bahkan pingsan saat berada di tempat yang tinggi, seperti gedung bertingkat, jembatan, atau bahkan saat berada di dalam pesawat.

Takut pada ketinggian tidak bisa dipaksa, ada beberapa cara yang tepat untuk mengatasinya.

Meskipun fobia ini bisa mengganggu kehidupan sehari-hari, ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengatasinya. Berikut lima cara mengatasi acrophobia yang tepat dilansir dari psychologytools.com:

1. Terapi paparan (Exposure Therapy)

Salah satu cara yang paling efektif untuk mengatasi acrophobia adalah terapi paparan. Dalam terapi ini, penderita secara bertahap akan dihadapkan pada situasi yang menakutkan terkait dengan ketinggian dalam lingkungan yang aman dan terkendali.

Terapi ini dilakukan secara bertahap, dimulai dengan paparan terhadap gambaran atau video yang berkaitan dengan ketinggian, lalu secara perlahan meningkat ke situasi yang lebih nyata.

Misalnya, terapi ini bisa dimulai dengan melihat foto atau video dari tempat yang tinggi, kemudian melangkah ke berdiri di dekat jendela lantai tinggi, dan akhirnya, jika sudah siap, mengunjungi tempat yang benar-benar tinggi seperti menara observasi atau gedung bertingkat.

Tujuan dari terapi paparan adalah untuk membantu individu terbiasa dengan situasi yang menakutkan tersebut dan mengurangi rasa cemas yang berlebihan.

2. Menggunakan teknik relaksasi

Teknik relaksasi, seperti pernapasan dalam, meditasi, atau latihan visualisasi, bisa sangat membantu dalam mengatasi kecemasan yang disebabkan oleh acrophobia.

Ketika seseorang merasa takut atau cemas, tubuh akan memasuki respons fight-or-flight, di mana detak jantung meningkat, pernapasan menjadi lebih cepat, dan ketegangan tubuh meningkat.

Teknik relaksasi bertujuan untuk menenangkan tubuh dan pikiran, sehingga rasa cemas dapat dikendalikan.

Salah satu teknik yang efektif adalah pernapasan dalam. Cobalah untuk duduk dengan tenang, tarik napas dalam-dalam melalui hidung, tahan selama beberapa detik, dan hembuskan perlahan melalui mulut.

Lakukan beberapa kali sampai rasa cemas mereda. Dengan rutin melatih teknik relaksasi, seseorang dapat merasa lebih tenang ketika menghadapi situasi yang memicu rasa takut akan ketinggian.

3. Terapi kognitif-perilaku (CBT)

Terapi kognitif-perilaku (CBT) adalah pendekatan psikoterapi yang bertujuan untuk mengubah pola pikir dan perilaku negatif yang berkontribusi pada kecemasan.

Dalam hal acrophobia, CBT akan membantu individu untuk mengidentifikasi dan menggantikan pemikiran-pemikiran irasional tentang ketinggian dengan pemikiran yang lebih realistis dan rasional.

Misalnya, seseorang yang takut pada ketinggian mungkin berpikir bahwa mereka akan jatuh dan terluka parah, meskipun kenyataannya situasi tersebut sangat jarang terjadi.

Melalui CBT, mereka akan belajar untuk mengganti pemikiran-pemikiran negatif ini dengan pemikiran yang lebih logis, seperti memahami bahwa risiko jatuh dari ketinggian yang aman sangat kecil.

Terapi ini juga membantu individu untuk mengubah perilaku yang menghindari situasi tinggi dan menggantinya dengan perilaku yang lebih sehat dan adaptif.

4. Pendidikan dan informasi tentang keamanan

Salah satu cara yang dapat membantu mengurangi rasa takut terhadap ketinggian adalah dengan memperoleh informasi yang cukup tentang keamanan tempat-tempat tinggi. Banyak orang yang menderita acrophobia karena mereka tidak memahami betapa amannya tempat-tempat tinggi tersebut.

Dengan mengetahui bahwa bangunan dan jembatan dibangun dengan standar keamanan yang ketat, serta bahwa risiko jatuh dari ketinggian tertentu sangat kecil, individu dapat merasa lebih tenang dan mengurangi kecemasan mereka.

Pendidikan tentang statistik kecelakaan yang melibatkan ketinggian, serta pemahaman tentang cara-cara menjaga keselamatan di tempat tinggi, dapat membantu memperbaiki persepsi seseorang terhadap situasi tersebut.

Hal ini akan memberikan rasa percaya diri, bahwa mereka tidak perlu takut terhadap ketinggian karena telah mengetahui langkah-langkah yang diambil untuk menjaga keselamatan.

5. Mencari dukungan dari profesional atau kelompok terapi

Jika rasa takut terhadap ketinggian sudah sangat mengganggu kehidupan sehari-hari, mencari dukungan dari seorang profesional bisa menjadi langkah yang sangat bermanfaat.

Seorang psikolog atau psikiater yang berpengalaman dapat membantu seseorang untuk mengatasi fobia ini dengan pendekatan yang sesuai, seperti terapi kognitif-perilaku atau terapi paparan.

Selain itu, bergabung dengan kelompok terapi yang terdiri dari orang-orang dengan masalah serupa juga bisa sangat membantu.

Dengan mendiskusikan pengalaman dan strategi coping yang berhasil dengan orang lain yang memiliki masalah yang sama, seseorang dapat merasa lebih didukung dan tidak merasa sendirian dalam perjuangannya melawan acrophobia.

Acrophobia adalah gangguan kecemasan yang dapat mempengaruhi banyak aspek kehidupan, terutama jika seseorang sering dihadapkan pada situasi yang melibatkan ketinggian. Meskipun kondisi ini bisa menantang, ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk mengatasinya.

Terapi paparan, teknik relaksasi, terapi kognitif-perilaku, pendidikan tentang keamanan, dan mencari dukungan profesional adalah beberapa langkah yang dapat membantu seseorang mengatasi rasa takut yang berlebihan terhadap ketinggian.

BACA BERITA ATAU ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE

Febi Wahyudi