Ayah, kulo kangen
Sekarang baru dalem sadar nasehat panjenengan 13 tahun yang lalu. Panjenengan bilang "Jangan gampang percaya sama Amin Rais. Dia yang menaikkan Gus Dur, dia pula yang menurunkannya."
Waktu panjenengan bilang itu, dalem galau. Lah gimana nggak galau lah wong Amin Rais itu dosen saya je. Propesor di jurusan saya. Orang pinter yang terhormat. Ya, sebagai mahasiswa dan penstudi HI yang baik, harusnya dalem percaya. Tapi dalem nurut kok Yah. Dalem percayanya cuman kalau di kelas. Di luar kelas dalem mboten gampang percados. Kalau bahasa anak gaul jaman sekarang, kritis.
Pemilihan presiden tahun 2014 ini memang panas nggih Yah. Mboten kados pemilihan sebelum-belumnya. Banyak orang yang saling menghujat. Ya, minimal bikin surat terbuka. Dalem sakjannya mboten dong surat terbuka itu kados punopo. Mungkin kira-kira surat yang tidak perlu dibaca langsung oleh yang dituju, tapi bisa bikin heboh. Nah itu, mungkin.
Salah satu surat terbuka puniko dibikin kaliyan anak Amin Rais, Yah. Wuih...isinya sangar. Protes tok. Mempertanyakan banyak hal kepada Jokowi, dan berharap dibaca pribadi kaliyan Jokowi. Lak nggih lucu to Yah. Kalau mau dibaca secara pribadi ha mbok bikin surat pribadi. Modal dikit, beli amplop, pasang prangko, kirim lewat pos. Jan mboten jelas, Yah.
Nah, setelah dalem baca sampai selesai surat itu, dalem kelingan panjenengan. Nasihat panjenengan belasan tahun yang lalu terngiang kembali. Sampai sekarang dalem tidak percaya dengan Amin Rais. Tidak itu saja, dalem juga tidak percaya anaknya juga.
Lah gimana saget percaya, wong dia itu mempertanyakan banyak hal yang seharusnya ditanyakan dulu ke bapaknya. Misal, ngomong tentang sumpah-sumpahan. Ha mbok bapaknya dulu ditanya terkait sumpahnya yang akan jalan kaki Jogja-Jakarta jika pernah membuat pernyataan yang menyudutkan Prabowo. Ha sudah terbukti tho, sampai ada yang bikin kliping beritanya dan beredar di internet. mana janjinya? Ha mbok itu dulu nggih, Yah.
Dalem nulis surat seperti ini sebenarnya mboten nyaman loh, Yah. Takut dianggap kenthir. Lah gimana lagi, lah wong gatel je. Setidaknya kalaupun dianggap kenthir dalem kan mboten kenthir sendirian. Ada temannya. Setidaknya dalem lumayan nggih,nulis surat buat bapaknya sendiri, bukan bapak orang lain. Jadi kenthirnya masih pangkat setunggal, belum kenthir kuadrat.
Ayah, kalau panjenengan tidak berkenan, dalem nyuwun duko. Surat dalem sampai di sini dulu. Mugi-mugi Ayah ugi Ibu pinaringan sehat, supaya bisa nyoblos 9 Juli nanti. Sami nyoblos Jokowi to nggih?
Sembah dalem
Dikirim oleh Riza Hanafi, Dosen di sebuah Universitas Negeri, Malang
Anda punya cerita atau foto menarik? Silakan kirim ke email: yoursay@suara.com
Baca Juga
-
Jennie BLACKPINK Tembus Daftar Album Terbaik Rolling Stone 2025
-
Daster Bukan Simbol Kemalasan: Membaca Ulang Makna Pakaian Perempuan
-
6 Drama China yang Dibintangi Pan Meiye, Beragam Peran
-
Novel Peniru dan Pembunuhan Tanpa Jasad: Uji Moral dan Permainan Psikologis
-
4 Ide OOTD Stylish ala Shin Soo Hyun untuk Gaya Nyaman Saat City Trip!
Artikel Terkait
News
-
Khutbah Idul Adha: Dosen UNY Serukan Kemandirian Pangan
-
Kelas Semesta UNJA Gelar Workshop Inklusif Bareng Teman Disabilitas Jambi
-
Pesta Bebas Berselancar (PBB) Kembali Hadir di Bogor, Ada Opick, Juicy Luicy hingga Yura Yunita
-
Tingkatkan Literasi Finansial, Komunitas Cademine Gelar Edukasi di Kasang
-
Komunitas Perlitas Membingkai Semangat dan Kreativitas Penghuni Panti Laras
Terkini
-
Jennie BLACKPINK Tembus Daftar Album Terbaik Rolling Stone 2025
-
Daster Bukan Simbol Kemalasan: Membaca Ulang Makna Pakaian Perempuan
-
6 Drama China yang Dibintangi Pan Meiye, Beragam Peran
-
Novel Peniru dan Pembunuhan Tanpa Jasad: Uji Moral dan Permainan Psikologis
-
4 Ide OOTD Stylish ala Shin Soo Hyun untuk Gaya Nyaman Saat City Trip!