Scroll untuk membaca artikel
Tri Apriyani | Achmad Tasylichul Adib
Sensus Penduduk 2020

Indonesia terdiri dari komposisi yang beraneka ragam. Keberagamannya bisa kita lihat pada makhluk hidup yang kini tengah berada di Indonesia. Berbagai macam tumbuhan dan satwa tersebar di seluruh negeri hingga ke pelosok liar. Begitu juga dengan manusia yang sering kita sebut dengan penduduk, tinggal dan menetap di berbagai belahan bumi Nusantara.

Membentang dari Sabang sampai Merauke, mendiami pulau-pulau yang berjajar menjadi satu negara kesatuan, serta terpadu dari macam-macam suku, ras, agama, dan golongan. Seperti itulah yang menambah indahnya keanekaragaman tanah kelahiran kita.

Berdasarkan keanekaragamannya, terkadang kita sering bertanya-tanya mengenai jumlah penduduk Indonesia, persebaran penduduknya di mana saja bahkan sampai dengan jumlah penduduk yang dikategorikan berdasar jenis kelamin, usia, dan lainnya.

Rasa penasaran yang mendalam tentang penduduk Indonesia, biasanya dialami oleh penduduk Indonesia sendiri yang sedang meniti karir sebagai birokrat pemerintahan, pihak swasta yang sedang berusaha memajukan perusahaan atau pun oleh mahasiswa yang sedang berjuang merampungkan skripsinya.

Bagaimana tidak? Jumlah penduduk diyakini menjadi dasar dalam penentuan pembangunan dan penentuan program-program yang hendak disusun oleh sang pemangku kebijakan. Lalu perusahaan menginginkannya untuk pemasaran produk dan menyiasati alur dan strategi pasar.

Kemudian peneliti dan mahasiswa juga turut memburu data kependudukan guna mendapat topik permasalahan untuk menghasilkan karya tulis dan sejenisnya. Jadi, sangat wajar apabila keberagaman Indonesia dan jumlah penduduk sering kali mengundang topik-topik pembahasan dan permasalahan yang harus kita selesaikan.

Secara resmi pencatatan jumlah penduduk bersumber dari hasil Sensus Penduduk yang dilaksanakan tiap 10 tahun sekali oleh BPS. Kemudian dari data sensus itu akan diperoleh jumlah penduduk secara umum maupun secara khusus. Secara khusus lebih merujuk pada pengkategorian penduduk didasarkan atas kelompok umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, ketenagakerjaan, dan lainnya.

Bahkan dengan data sensus penduduk dapat diramal berapa jumlah penduduk di masa mendatang. Ramalan penduduk yang dalam dunia statistik disebut dengan proyeksi penduduk inilah hal yang penting untuk ditelaah. Selain menggambarkan pola distribusi penduduk, proyeksi ini sering kali digunakan oleh pemilik kebijakan untuk mematok target pembangunan nasional. Sehingga pembangunan dapat merata demi kemaslahatan rakyat.

Pentingnya sensus penduduk perlu dikabarkan kepada seluruh lapisan masyarakat Indonesia kalau hajat besar BPS ini bukanlah main-main. Sehingga mengharuskan seluruh rakyat Indonesia untuk berpartisipasi tanpa terkecuali. Kita harus mengingat bahwa negara ini hadir dari, untuk dan oleh rakyat.

Rakyat sang pemilik kedaulatan tinggi harus memiliki pikiran jernih dan rasa kebangsaan untuk memajukan kesejahteraan umum. Kemudian rakyat pula lah yang berperan dalam mencerdaskan kehidupan bangsa dan generasi penerus. Maka dari itu lewat sensus penduduk inilah semua dapat berpartisipasi dengan cara mencatatkan dirinya sebagai penduduk Indonesia.

Memaknai pentingnya sensus penduduk, tidak luput dari sejarah perjalanan bangsa hingga sampai pada masa sekarang ini. Setelah peristiwa Agresi Militer Belanda II, Indonesia dirasa dalam keadaan aman dan sedang berfokus dalam mengejar ketertinggalan. Hingga akhirnya berhasil menggelar sensus penduduk pertama kalinya pada tahun 1961.

Kemudian berturut-turut pada tahun 1971, 1980, 1990, 2000 dan 2010. Selanjutnya gelaran rutin sensus penduduk akan dilaksanakan pada tahun 2020 mendatang dan merupakan sensus yang ke tujuh kalinya dilaksanakan oleh BPS. Begitu seterusnya pada tahun yang berakhiran angka “0” akan dilaksanakan Sensus Penduduk.

Sensus Penduduk Bisa Online, Lebih Mudah dan Praktis

Dari tahun ke tahun tata cara pelaksanaan sensus penduduk secara umum digambarkan dalam model yang sama. Petugas sensus datang ke rumah-rumah untuk mencatat penduduk berdasarkan konsep definisi yang berlaku. Terkadang cara ini terkesan kuno apabila diterapkan pada masa sekarang ini yang serba industri.

Belum lagi ditambah adanya generasi milenial yang dilengkapi dengan perangkat pintar. Bahkan karena tuntutan zaman dan teknologi, beberapa generasi sebelum milenial pun ikut menyesuaikan diri dengan mencukupi kebutuhannya dengan perangkat yang serba pintar dan canggih.

Untuk menyesuaikan zaman yang katanya disebut dengan revolusi industri 4.0, Badan Pusat Statistik (BPS) menghadirkan sebuah inovasi agar sensus bisa dilaksanakan secara online. Hal ini dilakukan untuk menjawab tantangan zaman dan memanfaatkan peluang teknologi modern yang ada.

Tahapannya dapat dilakukan dengan cara mengunjungi website sensus.bps.go.id dan mengikuti setiap tahapan yang diinstruksikan. Pengisian melalui website ini terkesan lebih mudah dan praktis. Selain bersifat ekonomis pengisian dapat dilakukan dimana saja pada periode waktu Februari- Maret 2020.

Namun, apabila pada periode tersebut belum sempat mencatatkan diri sebagai penduduk Indonesia, Petugas Sensus akan mendata secara door to door atau menggunakan cara lama. Namun karena sekarang zamannya serba online, masa iya kita melewatkan sensus online? Katanya siap mentambut revolusi industri ? Katanya melek teknologi ?

Ayo Bantu BPS Mencatat Indonesia

Kebaruan metode dalam sensus penduduk ini disebut dengan metode kombinasi, yakni kombinasi cara baru dan cara lama. Kombinasi yang dirancang oleh BPS dimaksudkan agar masyarakat lebih mudah dalam mencatatkan diri dan memberikan layanan secara nyaman. Kemudian untuk menyukseskan agenda besar ini yang merupakan prioritas nasional, BPS juga menggandeng Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kementerian Dalam Negeri (Ditjen Dukcapil Kemendagri). Kolaborasi dilakukan antara kedua lembaga pemerintahan itu untuk mewujudkan Satu Data Indonesia, khususnya data kependudukan.            

Namun apa yang direncanakan oleh BPS dan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) akan sia-sia apabila masyarakat tidak ikut serta mengawal jalannya sensus. Partisipasi masyarakat dapat dilakukan dengan cara sederhana yaitu mengajak seluruh keluarga, tetangga dan orang disekitarnya untuk mengisi sensus secara online.

Ajakan tersebut bisa melalui status di media sosial atau dari mulut ke mulut. Kalaupun nanti sensus online nya terlewat, paling tidak bisa menyambut kedatangan petugas sensus dan memberikan jawaban dengan jujur dan apa adanya.

Kemudian lembaga pemerintahan lain baik di pusat maupun di daerah diharapkan ikut andil juga menjadi bagian successor Sensus Penduduk 2020. Sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) akan sangat menjiwai perannya sebagai pelayan masyarakat apabila turut mensosialisasikan kegiatan yang akan mendasari proses pembangunan bangsa ini.

Misalnya, Kepala Daerah bisa mengajak dan menghimbau kepada ASN di masing-masing Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) agar tidak melewatkan tanggal sensus online. Selanjutnya insan SKPD dapat juga memengaruhi lingkungan sekitar untuk sama-sama mengisi data secara mandiri.

Setelah semua saling bahu membahu menyiapkan Indonesia sebagai negara maju, Insya Allah ikhtiar yang dilaksanakan oleh semua pihak dapat terlaksana dengan baik. Entah di tahun berapa paling tidak kita sudah mulai dari sekarang. Harapannya sensus tahun depan berjalan dengan lancar dan tidak ada oknum-oknum yang memperkeruh keadaan. Dengan begitu kita semua akan mengetahui secara pasti jumlah penduduk Indonesia di era tahun 2020. Baik itu secara umum maupun secara khusus seperti yang telah disebutkan di awal.

Akhirnya Indonesia di masa depan bisa menentukan kemudinya dengan mantap dan yakin berdasarkan satu data kependudukan yang tersedia. Teruntuk kita semua, apabila terdapat keraguan dan pertanyaan seputar sensus jangan ragu untuk mendatangi kantor BPS di masing-masing kabupaten/ kota. Pintu BPS terbuka lebar untuk masyarakat yang peduli data akurat.

Achmad Tasylichul Adib

Baca Juga