Scroll untuk membaca artikel
Hernawan | Rizky G Saputra
ilustrasi jet tempur (Unsplash/Jeremy Straub )

China kembali unjuk kekuatan militernya yang dinilai sebagai bentuk pertentangan atas hubungan Taiwan dan Amerika Serikat (AS), pasca disahkannya RUU soal perbelanjaan pertahanan AS baru-baru ini yang mengaitkan kerjasama keamanan dengan Taiwan.

Undang-Undang yang ditandatangani Joe Biden pada hari Jumat itu kemudian mendapat tanggapan dari China yang jelas tidak senang terkait adanya dukungan AS pada negara pulau yang selama ini dianggap merupakan bagian dari kedaulatan China.

Seperti dikutip penulis dari Aljazeera pada Senin (26/12/2022) Kementerian Luar Negeri China pada hari Sabtu telah menanggapi hal tersebut dengan menyatakan bahwa "menyesalkan dan dengan tegas menentang" kerjasama tersebut, karena dinilai mengganggu stabilitas di kedua wilayah.

BACA JUGA: CEK FAKTA: Bupati Lebak Larang Perayaan Natal di Wilayahnya, Benarkah?

Salah satu bentuk penolakan itu kemudian ditunjukkan China pada hari Minggu dengan menggelar latihan  militer laut dan udara di sekitar wilayah Taiwan.

Masih dikutip dari Aljazeera, pada latihan hari Minggu itu, sebanyak 71 pesawat dan tujuh kapal ikut dikerahkan ke Taiwan dalam gelaran latihan perang atas tindakan yang dianggap merupakan provokasi yang dilakukan AS.

Dari 71 pesawat yang dikirimkan, Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan setidaknya 47 pesawat China sempat melintasi garis median selat Taiwan yang merupakan batas tak resmi wilayah itu.

Beberapa pesawat China yang diikutsertakan seperti pesawat jet tempur J-16 sebanyak 18 buah, pesawat tempur J-1 sebanyak 11 buah, pesawat tempur Su-30 sebanyak 6 buah dan drone.

Ketika gelaran militer terjadi, Taiwan sempat melakukan pemantauan melalui sistem misil berbasis darat serta di kapal angkatan lautnya.

Sementara itu Presiden Taiwan Tsai Ing-wen pada hari Senin, meski tanpa menyebut aktivitas militer terbaru China, sempat mengatakan dalam upacara militer bahwa soal peningkatan persiapan militernya.

"Semakin banyak persiapan yang kita buat, semakin kecil kemungkinan akan ada upaya agresi yang gegabah. Semakin kita bersatu, Taiwan akan semakin kuat dan aman," tutur Tsai seperti dikutip penulis dari Reuters.

Perlu diketahui bahwa hubungan Taiwan dan AS sendiri selama ini selalu mendapat sorotan tajam dari China. Kejadian China menggelar latihan militer sebagai bentuk protes atas kerja sama AS-Taiwan juga telah terjadi sebelumnya.

Seperti pada bulan Agustus lalu, China juga sempat melakukan latihan militernya usai tindakan Ketua DPR AS Nancy Pelosi yang melakukan kunjungannya ke ke Taiwan. Kala itu kunjungan Nancy dianggap seolah menjadikan Taiwan sebagai wilayah yang merdeka dan berada di luar pengaruh China daratan.

Rizky G Saputra