Scroll untuk membaca artikel
Hayuning Ratri Hapsari | Rizky G Saputra
Ilustrasi pesawat tak berawak atau drone militer (YouTube/Top10 Files)

Dalam anggaran terbarunya, Korea Selatan (Korsel) akan menganggarkan sekira USD261 miliar untuk bidang pertahanan hingga tahun 2027 mendatang. Sementara itu seperti dikatakan oleh Kementerian Pertahanan pada hari Rabu, Korsel akan menggelontorkan sebanyak USD441 juta atau sekira IDR7 triliun untuk pertahanan drone.

Anggaran sebanyak 7 triliun itu menjadi penting, terlebih usai Korsel baru-baru ini dinilai telah mendapat provokasi secara terang-terangan oleh tetangganya, yakni Korea Utara.

Seperti diketahui bahwa pada hari Senin, sebanyak lima pesawat tak berawak (drone) milik Korea Utara melintasi batas wilayah dan dikabarkan terbang di dekat Ibu Kota Seoul dan lainnya terbang di dekat pantai barat.

Ketika kejadian itu, Korsel sempat mengerahkan helikopter dan jet tempurnya, termasuk di antaranya pesawat serang ringan KA-1. 

BACA JUGA: Kerahkan Kekuatan Militer, Cara China Tanggapi Hubungan Taiwan-AS

Helikopter yang dilengkapi senama mesin sempat menembakkan 100 peluru ke salah satu drone, namun gagal menjatuhkannya, hingga tidak mengetahui apakah drone tersebut berhasil kembali ke Korut atau tidak.

Sementara itu nasib pesawat KA-1 kurang beruntung, pesawat tersebut mengalami kecelakaan sekitar 140 km dari timur Seoul, namun dua pilotnya berhasil meloloskan diri dari kecelakaan dan sempat dibawa ke rumah sakit.

Serangan militer Korsel juga dapat dikatakan cukup menahan diri untuk tidak terlalu agresif melakukan penyerangan, mengingat area yang penuh ketegangan itu harus juga memperhatikan keselamatan sipil.

Akibat kejadian itu juga, bandara Incheon dan Gimpo di Korsel sempat diminta berhenti oleh militer selama sekira 50 menit.

Sementara itu menanggapi ketegangan antara Korsel dengan negara yang memiliki nuklir itu, Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol menyesalkan kelengahan militernya, di sisi lain pihak militer Korsel juga mengakui hal tersebut dan mengungkapkan permintaan maafnya.

"Insiden itu menunjukkan kurangnya kesiapan dan pelatihan militer kita selama beberapa tahun terakhir dan jelas menegaskan perlunya kesiapan dan pelatihan yang lebih intens," kata Yoon Suk-yeol dalam sebuah rapat kabinet seperti dikutip penulis dari Aljazeera pada Kamis (29/12/2022).

Lebih lanjut, Menteri Pertahanan Lee Jong-sup juga mengatakan kepada parlemen pada hari Rabu bahwa Presiden Korsel telah memerintahkannya untuk mengirim pesawat tak berawak juga ke Korea Utara sebagai bentuk tanggapan atas setiap provokasi Korut.

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Rizky G Saputra