Lagu 'Therapy' dari All Time Low adalah salah satu lagu yang sangat relate dengan banyak orang yang merasa terasing, berjuang melawan beban mental, atau pernah mengalami tekanan dari lingkungan sekitar.
Dibuka dengan lirik "My ship went down in a sea of sound. When I woke up alone, I had everything," ini menggambarkan perasaan tenggelam dalam kekacauan pikiran dan suara di sekitarnya.
Meski begitu, ada paradoks dalam lirik tersebut: saat bangun sendirian, ia justru memiliki segalanya. Ini bisa diartikan bahwa kesendirian terkadang lebih baik daripada berada dalam situasi yang penuh kepalsuan.
"Give me a therapy, I'm a walking travesty. But I'm smiling at everything" adalah bagian paling ikonik dari lagu ini. Ada ironi dalam kalimat ini: meski dirinya merasa seperti sebuah 'travesty', sebuah kegagalan atau sesuatu yang rusak, ia tetap tersenyum di hadapan dunia.
Bagaimana banyak orang yang memendam beribu masalah, sering kali menutupi perasaan sebenarnya dengan senyuman agar terlihat baik-baik saja.
Lagu ini juga menyampaikan bahwa 'terapi' yang seharusnya membantu justru terasa seperti sesuatu yang tidak membantu sama sekali, seperti yang terlihat dalam "Therapy, you were never a friend to me."
Dalam bait lain, "My lungs gave out as I faced the crowd. I think that keeping this up could be dangerous," ada gambaran kelelahan baik secara fisik maupun mental.
Lirik ini seolah menggambarkan perasaan seseorang yang terus memaksakan diri untuk bertahan di tengah tekanan sosial, meskipun tubuh dan pikirannya sudah berada di batasnya.
"I'm flesh and bone, I'm a rolling stone," bisa diartikan bahwa dirinya hanyalah manusia biasa yang terus bergerak tanpa arah yang jelas, sementara "And the experts say I'm delirious," menunjukkan bagaimana orang-orang di sekitarnya melihatnya sebagai seseorang yang tidak stabil atau kehilangan kendali.
Bagian yang paling menusuk adalah lirik "Arrogant boy. Love yourself so no one has to. They're better off without you." Lirik ini terasa sarkastik dan mencerminkan perasaan tidak dihargai atau bahkan dibuang oleh lingkungan sekitar.
Pesan ini sering kali bisa ditemukan dalam pengalaman seseorang yang merasa ditinggalkan atau tidak cukup baik bagi orang lain.
"You're lucky if your memory remains," bisa diartikan bahwa bahkan keberadaan seseorang pun mungkin tidak akan diingat oleh orang-orang di sekitarnya.
Di akhir lagu, pengulangan "Therapy, you were never a friend to me. And you can choke on your misery," mempertegas bahwa terapi yang seharusnya menjadi solusi malah tidak membantu sama sekali.
Ini bukan berarti terapi itu buruk, tetapi lebih pada perspektif seseorang yang merasa bahwa metode atau sistem yang diberikan kepadanya tidak memberikan efek yang diharapkan.
Secara keseluruhan, 'Therapy' bukan hanya sekadar lagu, tetapi sebuah kisah emosional yang menggambarkan pergulatan batin seseorang yang merasa terjebak dalam pikirannya sendiri. Banyak orang yang mungkin bisa merasakan hal serupa, membuat lagu ini begitu dekat dengan mereka yang pernah mengalaminya.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Tampil GIrly Seharian dengan 5 Inspirasi Outfit Stylish ala Syifa Hadju
-
4 Rekomendasi Smartwatch dengan Fitur Lengkap Harga di Bawah Rp1 Juta
-
Ada Our Movie, 5 Rekomendasi Melodrama Korea yang Bikin Banjir Air Mata
-
Usung Genre Misteri, 4 Karakter Utama Drama Korea The Woman who Swallowed the Sun
-
6 Rekomendasi Drama Thailand Paling Hits tentang Dunia Medis, Penuh Tensi!
Artikel Terkait
-
Cicit Buyut WR Supratman Curi Atensi, Kenalkan Karya Pertama Kakek Buyutnya Tahun 1924
-
30 Tahun Berkarya, Opick Mau Gelar Konser Tunggal: Semoga Ada yang Fasilitasi
-
Berbagi Kebahagiaan, Ucie Sucita Hibur Anak-Anak Yatim Piatu di Acara Ulang Tahun Ke-11 Suara.com
-
8 Fakta Lagu Iclik Cinta Dikecam, Mala Agatha Akhirnya Minta Maaf
-
Lirik dan Arti Lagu Tab Tabi Tab yang Viral di TikTok, Padahal Sudah Rilis Sejak 2012
Ulasan
-
Komedi Kriminal Penuh Tawa Ada di Sini! Film Deep Cover dari Prime Video
-
Ulasan Novel Celebrity Wedding: Pernikahan Palsu Akuntan dan Artis Terkenal
-
Review Film Fear Street: Prom Queen, Misteri Teror Pembunuhan di Malam Prom
-
Review Film Junk Head: Memukaunya Petualangan Stop-Motion di Dunia Distopia
-
Memaknai Kesederhanaan Hidup Lewat Drama When Life Gives You Tangerines
Terkini
-
Panggil 30 Nama untuk TC Timnas Indonesia U-23, Hanya Ada 1 Pemain Naturalisasi!
-
Menjelang Tamat, The Beginning After the End Umumkan Season 2 Tayang 2026
-
Mengubah Budaya, Menyalakan Semangat Kerja
-
Tampil GIrly Seharian dengan 5 Inspirasi Outfit Stylish ala Syifa Hadju
-
Rekap Kejuaraan Kelas Atas BWF, Indonesia Nol Gelar Juara!