Beberapa rombongan jamaah haji asal Indonesia sudah berangkat menuju Tanah Suci. Ada yang telah tiba di Madinah al-Munawarah, ada pula yang baru keluar dari pintu rumah. Tak ada maksud lain, mereka memenuhi panggilan Tuhan untuk menunaikan ibadah haji tahun 2025.
Berbicara soal ibadah haji, saya teringat kepada salah satu buku yang berjejer di rak. Buku tersebut bertajuk Romantisme Tanah Suci yang ditulis oleh Riza Perdana Kusuma dan diterbitkan oleh Republika pada Juli 2021.
Menunaikan ibadah haji ke Makkah al-Mukarramah merupakan rukun Islam kelima yang wajib dilaksanakan bagi setiap umat Islam yang mampu. Nyaris semua muslim di dunia mendambakan perjalanan suci tersebut dalam rangka menyempurnakan rukun Islam.
Namun, tak semua orang yang sudah siap secara materi, tetapi hatinya belum mantap menjadi tamu Allah ke kota suci Makkah. Terdapat beberapa kendala yang kerap ditemui, seperti aktivitas yang tak dapat ditinggal, belum tersedia waktu yang tepat, dan lain sebagainya.
Perjalanan ke Tanah Suci merupakan perjalanan romantis, karena di dalamnya sarat dengan dinamika yang membuat setiap calon jamaah dimanja oleh keragaman rasa. Romantisme cinta paling sejati pada sang Ilahi yang mengalir di kedalaman, lembut mengalun dengan sangat indah. Perasaan mengikat yang membawa seseorang kuat bertahan dalam posisi kerinduan, menanti untuk kembali bertemu dengan Rabb Yang Maha Penyayang.
Berhaji itu wajib, tapi jangan tergesa-gesa memaksa diri jika belum tiba waktunya. Berhaji itu wajib, maka segerakanlah jika raga dan harta telah bersepakat untuk 'bisa', karena menundanya dengan sengaja, hanya akan berujung kecewa.
Tanah Suci menjadi sumber cerita yang tak pernah kering. Dari kisah satu orang ke kisah berikutnya, kita seperti dibawa menyusuri lorong yang terang dengan sinaran lampu penuh warna. Menikmati labirin dengan jalur rumit yang menghibur tanpa pernah sedikit pun berkehendak menemukan jalan keluar.
Perjuangan ke Tanah Suci mengandung banyak momen menarik yang selalu asik didengar dan dijadikan pelajaran. Sebab Tanah Suci bukan saja lahan penuntas kewajiban rukun Islam, ia sudah menjadi kebutuhan utama jiwa yang butuh keseimbangan.
Buku berjudul Romantisme Tanah Suci ini memuat beberapa kisah dalam berbagai perspektif tentang pengalaman berhaji dan umrah. Ditulis dengan gaya inspiratif, kisah-kisah dalam buku ini membuat pembaca belajar banyak tentang keistimewaan haji, kisah jamaah haji di Makkah, hingga tentang pengalaman-pengalaman berhaji dan berumrah.
Salah satu kisah bertajuk Melepas Ibu ke Mekah menceritakan saat penulis berusia 16 tahun, tak henti-henti menangis karena akan ditinggal pergi oleh ibunya ke Tanah Suci. Ia adalah anak mami yang sangat dekat dengan ibunya. Seorang anak laki-laki yang sebagian besar hidupnya dilalui bersama ibunya itu meronta, tak rela ditinggalkan.
Tapi di hari itu tak ada yang membelanya, akhirnya memaksa si anak untuk ikhlas melepaskan si ibu pergi. Ia memeluk ibunya erat-erat, sampai bus yang membawa rombongan haji itu melaju. Dan teriakan histeris, "Ibu jangan pergi!" menguap seiring suara mesin yang menderu dan terbang bersama asap bus yang menggumpal pekat.
Saya tidak pernah membayangkan berpisah dengan Ibu. Seolah saya akan mati jika beliau tak mendampingi. Bahkan untuk perpisahan lebih dari tiga hari saja, saya memandangnya sebagai sebuah penderitaan.
Satu hal fatal yang pernah Ibu lakukan adalah ketika berupaya keras memasukkan saya ke sebuah pondok pesantren, dan akhirnya kurang dari enam bulan, pondok itu saya tinggalkan tanpa meninggalkan pesan.
Saya begitu saja menghilang. Dan setelah itu, Ibu tak pernah lagi mengambil keputusan untuk memisahkan diri saya dari kehidupannya. (Halaman 14).
Itulah salah satu kisah yang terdapat di dalam buku ini yang menggambarkan seorang anak berusia 16 tahun tak mau ditinggalkan ibunya ke Makkah. Pelajaran yang dapat diserap dari kisah ini adalah kepasrahan dan tekad bulat saat di antara keluarga kita ada yang terpanggil untuk tunaikan ibadah haji.
Identitas Buku
Judul: Romantisme Tanah Suci
Penulis: Riza Perdana Kusuma
Penerbit: Republika Penerbit
Cetakan: I, Juli 2021
Tebal: 199 Halaman
ISBN: 978-623-279-100-3
Baca Juga
-
Ungkapan Rasa Tidak Percaya Diri kepada Kekasih dalam Buku Puisi Silara
-
Spesifikasi Samsung Galaxy A26 5G, Ponsel Murah yang Mengantongi Fitur Mode Belajar Siswa
-
Intip Fitur Canggih Lenovo Xiaoxin Pro GT, Tablet Gaming Telah Debut dengan Harga Terjangkau
-
Infinix Hot 60i 5G Segera Rilis 16 Agustus 2025, Dibekali Dimensity 6400 dan Baterai 6000 mAh
-
Kasih Sayang Debt Collector yang Tak Terhingga dalam Film Panggil Aku Ayah
Artikel Terkait
-
Jemaah Tercecer di Tanah Suci: Masalah Baru di Balik Sistem Multisyarikah?
-
6 Doa dan Amalan Sunah Saat Tawaf yang Dianjurkan Ulama, Lengkap Arab dan Artinya
-
Bayar Dam Haji 2025 Kini Harus Lewat Rekening Resmi Baznas, Ini Mekanismenya
-
Kala Takdir Menghalangi Wukuf, Ini Skema Badal Haji yang Difasilitasi di Arafah
-
2 WNI Ditangkap di Arab Saudi, Diduga Terlibat Sindikat Haji Ilegal dengan Puluhan Jemaah Malaysia
Ulasan
-
Sinopsis Legend of the Female General, Drama China Terbaru dari Zhou Ye
-
Ulasan Buku The Tale of Two Dolls: Boneka Anjing dan Putri yang Angkuh
-
Ulasan Novel Wesel Pos: Sudut Pandang Unik tentang Hidup Masyarakat Urban
-
5 Refleksi Kehidupan dari Weapons, Film Horor Paling Dibicarakan Tahun 2025
-
Ungkapan Rasa Tidak Percaya Diri kepada Kekasih dalam Buku Puisi Silara
Terkini
-
Kim Jung Hyun Sembunyikan Kepolosan di A Hundred Memories, Inilah Perannya
-
Views Meroket Tinggi, Wednesday 2 Bersaing Ketat dengan Musim Pertama
-
Chanyeol EXO Ungkap Sisi Gelap dan Terang dalam Hidup di Album Upside Down
-
Joy Red Velvet Ketemu Cinta Pertama di Teaser MV Lagu Baru 'Love Splash!'
-
Sinopsis Film War 2, Dibintangi Hrithik Roshan dan Kiara Advani