"Ali & Ratu Ratu Queens" adalah film drama komedi asal Indonesia yang disutradarai oleh Lucky Kuswandi dan ditulis oleh Gina S. Noer. Berlatar di kota Queens, New York, film yang tayang tahun 2017 ini menyajikan perspektif tentang diaspora Indonesia dan tantangan hidup di negeri orang.
Kisah film ini berpusat pada Ali (Iqbaal Ramadhan), seorang remaja berusia 17 tahun yang baru saja lulus sekolah. Sejak kecil, ia dibesarkan oleh sang ayah, setelah ibunya (Marissa Anita), pergi meninggalkannya untuk mengejar impian sebagai penata busana di New York. Suatu hari, Ali menemukan surat-surat lama dari Mia, yang memberinya secercah harapan untuk bertemu kembali dengan ibunya.
Dengan tekad yang kuat dan sedikit uang tabungan, Ali memutuskan untuk terbang ke New York, berharap menemukan ibunya. Namun, begitu tiba di sana, ia justru bertemu dengan empat perempuan imigran Indonesia yang eksentrik dan penuh warna.
Empat perempuan ini antara lain, Party (Nirina Zubir), seorang cleaning lady yang blak-blakan, Ance (Tika Panggabean), seorang ibu pekerja keras yang mengurus salon, Biyah (Asri Welas), seorang pekerja di panti jompo yang punya semangat tinggi, dan Chinta (Happy Salma), seorang seniman yang unik dan kadang melankolis.
Keempat ratu-ratu ini, dengan segala kekonyolan dan kehangatan mereka, justru menjadi keluarga tak terduga bagi Ali di tengah kota asing. Di sinilah Ali bukan hanya mencari ibunya, tetapi juga belajar banyak tentang kehidupan, impian, dan makna sebuah keluarga.
Review Film Ratu Ratu Queens
"Ali & Ratu Ratu Queens" adalah film yang mampu menyeimbangkan komedi dan drama dengan sangat apik. Humornya terasa natural, yang berasal dari interaksi karakter-karakter yang unik dan situasi yang tak terduga.
Adegan-adegan antara Ali dan keempat ratu-ratu itu penuh dengan dialog-dialog unik dan tingkah laku konyol yang mengundang tawa, namun di baliknya tersimpan kehangatan dan kejujuran emosi.
Salah satu kelebihan film ini terletak pada karakter-karakternya yang kuat dan jajaran aktor papan atas. Iqbaal Ramadhan berhasil memerankan Ali sebagai remaja yang polos, gigih, dan perlahan menemukan kedewasaan.
Namun, spotlight utama seringkali jatuh pada keempat aktris senior yang memerankan ratu-ratu. Nirina Zubir, Tika Panggabean, Asri Welas, dan Happy Salma tampil sangat memukau, masing-masing dengan karakternya yang ikonik dan chemistry yang kuat
Mereka berhasil menciptakan hubungan keluarga non-biologis yang terasa begitu nyata, penuh cinta, pertengkaran kecil, dan dukungan yang tulus. Penampilan Marissa Anita sebagai Mia juga sangat kuat, berhasil menampilkan kompleksitas seorang ibu yang mengejar mimpinya.
Film ini juga berhasil menyajikan perspektif menarik tentang diaspora Indonesia. Menunjukkan perjuangan, impian, dan solidaritas para imigran yang mencari hidup di negeri orang. Meskipun jauh dari kampung halaman, mereka membangun komunitas dan keluarga baru yang saling mendukung.
Visual film ini juga sangat menawan. Pengambilan gambar di Queens, New York, terasa hidup dan memberikan suasana yang berbeda dari film Indonesia kebanyakan. Sinematografi yang indah berhasil menangkap keindahan kota, hiruk pikuknya, serta momen-momen intim antar karakter.
Di balik semua humor dan kehangatannya, "Ali & Ratu Ratu Queens" juga menyentuh tema-tema yang lebih dalam seperti trauma masa lalu, penerimaan, dan pentingnya komunikasi dalam keluarga.
Hubungan Ali dengan ibunya adalah inti emosional film ini, yang membawa penonton pada refleksi tentang pengampunan dan pemahaman. Film ini mengajarkan bahwa keluarga tidak selalu harus terbentuk dari ikatan darah, tetapi juga bisa dari ikatan hati dan pengalaman bersama.
"Ali & Ratu Ratu Queens" adalah sebuah film yang lengkap, menghibur, lucu, namun juga menyentuh dan penuh makna. Film ini berhasil mengemas cerita sederhana tentang pencarian seorang anak menjadi sebuah perjalanan emosional yang kompleks tentang menemukan diri, memahami orang tua, dan menerima bahwa keluarga bisa datang dalam berbagai bentuk.
Dengan akting solid dari seluruh pemeran dan skenario yang mengharukan, film ini menjadi salah satu drama komedi Indonesia yang layak ditonton. Film ini menjadi pengingat bahwa di mana pun kita berada, selalu ada kemungkinan untuk menemukan rumah dan keluarga yang tulus.
Baca Juga
-
Mengubah Hobi Jadi Gaya Hidup Sehat Lewat Olahraga Futsal
-
Futsal dan Tren Urbanisasi: Solusi Ruang Terbatas di Lingkup Perkotaan
-
Bukan Sekadar Hobi, Futsal sebagai Investasi Kesehatan Jangka Panjang
-
Lagu Malang Suantai Sayang: Persembahan Sal Priadi untuk Kota Kelahirannya
-
Menulis di Tengah Kebisingan Dunia Digital, Masihkah Bermakna?
Artikel Terkait
-
Gagal Pikat Penonton, Rating Film The Old Guard 2 di Rotten Tomatoes Jeblok
-
Before Sunrise, Cinta yang Datang Tanpa Janji
-
Saat "Bumi Cinta" Naik Layar: Mampukah MD Pictures Menjaga Magisnya?
-
Yang Doyan Musik Sini Kumpul! Reunian Bermusik dalam Film Blur - To the End
-
6 Rekomendasi Film Garapan Sutradara Christopher McQuarrie, Penuh Aksi
Ulasan
-
Review Film No Other Choice: Ketika PHK Membuatmu Jadi Psikopat!
-
Novel Semesta Terakhir untuk Kita: Ketika Ego dan Persahabatan Bertarung
-
Years Gone By: Ketika Cinta Tumbuh dari Kepura-puraan
-
Ulasan Buku My Olive Tree: Menguak Makna Pohon Zaitun bagi Rakyat Palestina
-
Review Film Death Whisperer 3: Hadir dengan Jumpscare Tanpa Ampun!
Terkini
-
Foto Suami Hilang, Benarkah Rumah Tangga Putri Tanjung Retak?
-
Diisukan Rumah Tangga Retak, Ini Pendidikan dan Karier Guinandra Jatikusumo
-
Bukan Sekadar Omon-Omon: Kiprah Menkeu Purbaya di Ekonomi Indonesia
-
Adoh Ratu, Cedhak Watu: FKY 2025 Merayakan Etos Adat Gunungkidul
-
BGN Tanpa Ahli Gizi: Komposisi Pimpinan yang Memicu Kritik