Perselisihan antara Chuu, mantan member LOONA, dengan mantan agensinya Blockberry Creative rupanya masih berlangsung sengit.
Usai didepak secara sepihak dari grup LOONA dengan tuduhan penyalahgunaan kekuasaan, kini pihak Blockberry Creative kembali melayangkan petisi hukum untuk memboikot karier Chuu di dunia hiburan.
Mengutip dari Koreaboo pada Rabu (1/2/2023), baru-baru ini, outlet media Star News melaporkan bahwa Blockberry Creative mengajukan petisi kepada Asosiasi Manajemen Hiburan Korea dan Asosiasi Produser Hiburan Korea untuk melarang Chuu dari aktivitas hiburan.
Secara khusus, Blockberry mengangkat masalah pelanggaran kontrak yang dilakukan Chuu melalui pengajuan keluhan melalui Komite Kompensasi dan Hukuman Federasi Asosiasi Perdagangan Korea.
Blockberry menilai bahwa Chuu telah berencana untuk menandatangani kontrak baru dengan BY4M sekitar tahun 2021 lalu, dan mengajukan keluhan kepada Komite Kompensasi dan Hukuman Federasi Asosiasi Pengusaha. Mereka mengklaim bahwa tindakan Chuu tersebut adalah pelanggaran kontrak manajemen.
Setelah itu, pihak Blockberry Creative meminta Chuu untuk hadir di persidangan. Namun, Chuu baru memberikan respon minggu lalu. Keterlambatan Chuu memberikan respon untuk hadir di persidangan menyebabkan tanggal sidang diundur ke kemudian hari.
BACA JUGA: Tangan Gisel saat Foto Bareng Fuji Jadi Omongan, Netizen Rasakan Kejanggalan
Pejabat Asosiasi Manajemen Hiburan Korea mengkonfirmasi laporan tersebut ke outlet media YTN.
Mereka menyampaikan, “Memang benar bahwa petisi terhadap Chuu telah diajukan dan proses hukuman sedang berjalan sesuai dengan prosedur.”
Namun, mengenai pemberitahuan kehadiran Chuu di komite hukuman, mereka menambahkan, “Sulit untuk mengonfirmasi detailnya karena masalah ini masih dalam proses.”
Bersamaan dengan itu, Star News juga melaporkan bahwa Blockberry Creative berencana untuk mengajukan petisi ke Federation of Entrepreneurs’ Association pada hari yang sama untuk melarang aktivitas hiburan bagi Heejin, Kim Lip, Jinsol, dan Choerry.
Sebelumnya, Chuu memenangkan putusan parsial untuk menangguhkan kontrak eksklusifnya dengan Blockberry Creative pada Maret 2022. Sejak saat itu, Heejin, Kim Lip, JinSoul, dan Choerry juga memenangkan putusan untuk menangguhkan validitas kontrak eksklusif mereka.
Sementara itu pihak Blockberry Creative juga telah mengkonfirmasi bahwa benar adanya mereka telah mengirimkan petisi untuk memboikot aktivitas Chuu dan akan mengirim petisi yang sama untuk keempat member LOONA yang lain.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.
Baca Juga
-
Lawan Allday Project, aespa Raih Trofi Ke-2 Lagu Dirty Work di M Countdown
-
Snowy Summer oleh Close Your Eyes: Serunya Main Salju di Juli yang Panas
-
Usung Beragam Genre, Intip Detail 4 Lagu B-side di Album WayV Bertajuk Big Bands
-
Everglow oleh NOWZ: Tekad untuk Bangkit dan Bersinar di Situasi Tersulit
-
Kawaii (Prod. Gen Hoshino) oleh Le Sserafim: Keimutan yang Taklukkan Dunia
Artikel Terkait
-
ICW Buat Petisi dan Desak LPSK atas Dugaan Kasus Suap Ferdy Sambo, KPK: Sudah Selesai Ya
-
ICW Buat Petisi Desak Usut Dugaan Suap Ferdy Sambo ke LPSK, KPK Malah Sudah Hentikan Kasusnya
-
Inilah Daftar Akun Instagram Pribadi Anggota LOONA
-
Kontrak Eksklusif Berhasil Diakhiri, Choerry LOONA Bikin Akun Instagram
-
Tanda Tangan Petisi #TolakIkatanCintaSadEnding Menggema di Media Sosial
Entertainment
-
5 Drachin Tayang Juli 2025, Ada Drama Reuni Zhao Jinmai dan Zhang Linghe
-
Jelang Syuting, Guy Ritchie Mundur dari Posisi Sutradara Film Road House 2
-
4 Rekomendasi Film Indonesia Garapan Yandy Laurens, Yakin Skip?
-
Matilda Lutz Unjuk Aksi Brutal di Film Red Sonja, Intip Trailer Perdananya
-
Film Kelima Live Action Kingdom Dikonfirmasi, Siap Tayang Musim Panas 2026
Terkini
-
Ulasan Novel The Castle Karya Kafka: Potret Dingin Birokrasi yang Membungkam
-
Gaet Lucas Gama, Persik Kediri Komitmen Perbaiki Kesalahan di Musim Kemarin
-
Gak Perlu Cemas Lagi! 4 Rekomendasi Pelembap Aman untuk Skin Barrier Bumil dan Busui
-
Review Film Fox Hunt: Kisah Nyata Penipuan 17,4 Miliar yang Penuh Aksi!
-
BPJS Kesehatan Pangkas 21 Layanan: Efisiensi Anggaran atau Eliminasi Hak Rakyat?