Scroll untuk membaca artikel
Hayuning Ratri Hapsari | Gigi Ann
Winter aespa (Soompi.com)

Nama Winter aespa baru-baru ini menjadi perbincangan publik setelah sang musisi dikabarkan tengah mendapat ancaman pembunuhan dari seorang anonim di sebuah komunitas online.

Pelaku pengancam tersebut menulis artikel berjudul "Saya akan menikam dan membunuh Aespa Winter, yang akan meninggalkan negara itu pada tanggal 8, dengan membawa senjata." 

Menanggapi kabar yang beredar, puluhan anggota kepolisian dikerahkan untuk mengawal keberangkatan grup musik aespa yang hendak terbang ke Los Angeles untuk menghadiri festival musik Amerika 'Outside Lands Music & Arts Festival' di Bandara Internasional Incheon pada 8 Agustus.

Sementara itu, SM Entertainment selaku agensi yang menaungi aespa segera angkat suara terkait ancaman membahayakan tersebut.

Dilansir dari laporan Naver pada Selasa (8/8/2023), SM Entertainment disebut telah mengambil tindakan hukum yang turut bekerja sama dengan pihak kepolisian untuk menginvestigasi pelaku di balik ancaman penusukan terhadap Winter aespa. 

"Postingan yang mengancam keselamatan Winter telah diposting di platform komunitas kemarin. Setelah konfirmasi, kami mengajukan gugatan resmi terhadap poster tersebut kepada polisi dan meminta kerja sama investigasi segera," tulis SM Entertainment, dikutip dari Naver.

"Kami telah memperkuat personel keamanan, dan bahkan ketika meninggalkan aespa hari ini, kami meninggalkan negara itu dengan aman atas kerja sama personel keamanan dan polisi bandara," ujarnya lagi.

"Kami akan terus melakukan yang terbaik untuk melindungi keselamatan artis kami," tutup SM Entertainment dalam pernyataannya. 

Baru-baru ini kasus penusukan sedang marak terjadi di Korea Selatan. Ancaman pembunuhan online mulai muncul setelah insiden pembunuhan pada tanggal 21 Juli di Stasiun Sillim, dan langsung menyebar ke seluruh penjuru negeri.

Sejak Selasa, 8 Agustus, telah tercatat sebanyak 54 netizen yang diketahui menulis ancaman di berbagai komunitas online.

Menurut laporan Naver, kebanyakan dari para pelaku adalah anak berusia di bawah umur yang mengaku hanya "bercanda".

Mabes Polri meminta Kementerian Pendidikan Korea Selatan dan instansi terkait lainnya untuk aktif membimbing anak dan remaja di sekolah dan di rumah agar tidak sembarangan menulis ancaman kriminal di dunia maya. 

Gigi Ann