Scroll untuk membaca artikel
Haqia Ramadhani
Kolase potret Krisna Mukti dan Edi Darmawan Salihin, ayah Mirna. (Media sosial)

Krisna Mukti seperti sudah geram karena namanya dibawa-bawa dalam kasus kopi sianida yang menewaskan Wayan Mirna Salihin. Kali ini ia langsung menyentil ayah Mirna, Edi Darmawan Salihin yang menyebut namanya dalam wawancara kasus tersebut.

“Saya nih paling tahu siapa Sambo, siapa Krisna Mukti,” ucap ayah Mirna dalam wawancara bersama Karni Ilyas di tvOnenews, dikutip pada Kamis (12/10/2023).

BACA JUGA: Dicibir Nikita Mirzani Live 24 Jam Sampai Telantarkan Anak, Jawaban Menohok Pinkan Mambo: Buat Bayar Sekolah

Aktor berusia 54 tahun ini sudah capek namanya dibawa-bawa hingga membuat netizen menyerangnya.

"Yaelah pak, Mukti lagi Mukti lagi. Jadinya gua tuh yang diudak udah sama netizen," ucap Krisna Mukti.

Ia bertanya-tanya sampai kapan dirinya terus disangkutpautkan dengan kasus ini. Ia mengaku lelah harus menghadapi orang-orang yang terus julid kepadanya.

"Murti pak Murti. Hah elah, sampai kapan sih ni kayak gini. Jadinya gua dah yang ketumpuan. Pegel kan ngadepin orang-orang pada julid sama gua jadinya," tuturnya.

Krisna Mukti meminta orang yang namanya mirip dengan dia seperti dimaksud ayah Mirna untuk segera muncul. Hal ini untuk menghindarkannya dari serangan publik.

"Nih yang punya namanya mana sih, kagak nongol-nongol perasaan. Emang dia ke mana sih? Coba nongol, jadi kagak gua yang diudak udak, buruan dah," pungkasnya.

BACA JUGA: Salah! Keluarga Jessica Wongso Bukan Konglomerat, Jurnalis Fristian Griec: Orangtuanya Sederhana Banget

Sebelum ini, Krisna Mukti sempat menjawab tudingan netizen bahwa dirinya yang meracuni Mirna

"Elu yang ngeracun mirna ya," komentar netizen.

"Lu salah orang bro. Itu yang lo maksud itu bapak Krishna Murti, kalau gue itu Krisna Mukti, aktor," jawabnya sambil tertawa.

Sementara itu Irjen Krisna Murti telah membantah membantah pernyataan Otto Hasibuan mengenai proses autopsi jenazah Mirna Salihin melalui Instagramnya @krishnamurti_bd91.

"Siapa bilang tidak ada otopsi? Hasil otopsi disebut VER dan selanjutnya dikuatkan oleh ahli kedokteran forensik resmi. Bahwa pihak sana menghadirkan ahli forensik tandingan itu adalah sah2 saja," tulis pejabat tinggi Polri pada Minggu (8/10).

"Dan yang banyak bicara di media bukanlah dokter yang melakukan pembedahan. Upaya apapun yang dilakukan pengacara dalam sistem peradilan pidana itu adalah hak yang sah, tidak berarti pengacara bisa secara bebas mendelegitimasi kinerja para penegak hukum dari penyidik, JPU, hakim, hakim agung dst yang mengatakan tidak ada otopsi," terangnya.

Cek berita dan artikel yang lain di GOOGLE NEWS