Ojiisan No Lamp merupakan film animasi Jepang yang tayang pada tahun 2011 berdurasi 24 menit. Anime ini disutradarai oleh Teiichi Takiguchi dan diproduksi oleh Telecom Animation Film.
Anime ini menceritakan kisah seorang lelaki tua yang mengenang masa mudanya kepada cucunya. Kisahnya dimulai pada akhir abad 19, dengan seorang anak yatim piatu bernama Tatsunosuke yang berjuang untuk bertahan hidup di pedesaan Jepang.
Ia melakukan berbagai pekerjaan hingga akhirnya mendapat kesempatan besar ketika bekerja sebagai pelari kereta kuda dan sampai di kota besar di pesisir. Di sana, ia melihat keajaiban baru dari budaya Barat yaitu, lampu minyak.
Terpesona oleh teknologi baru tersebut, ia membawa satu lampu kembali ke desanya dan berhasil menjual kepada penduduk setempat. Bisnisnya berkembang pesat, dan Tatsunosuke menjadi penjual dan tukang servis lampu yang sukses. Ia menikahi kekasih masa kecilnya dan membangun keluarga.
Seiring berjalannya waktu, Tatsunosuke menghadapi tantangan baru ketika listrik mulai menyebar ke seluruh Jepang. Pada suatu perjalanan bisnis, ia menemukan penemuan baru ini dan merasa cemas serta takut.
Desa tempat tinggalnya memutuskan untuk memasang jaringan listrik, bahkan keluarganya terpikat dengan lampu listrik. Terpojok dan panik, Tatsunosuke merasa satu-satunya cara untuk bertahan adalah dengan membakar rumah kepala desa. Dalam momen putus asa terakhirnya, ia menyadari tindakan drastisnya dan bagaimana ia telah kehilangan jati dirinya.
Review Anime Ojiisan No Lamp
Cerita ini menggambarkan pertempuran Tatsunosuke dengan dirinya sendiri saat ia berjuang menghadapi perubahan dan kemajuan teknologi.
Karya seni dan animasi dalam cerita ini digambarkan sangat indah dan profesional. Walaupun pada awalnya cerita ini tampak seperti drama sejarah Jepang yang rumit dan membosankan, fokus pada satu sudut kecil di Jepang membuatnya lebih menarik.
Cerita ini bukan hanya tentang konflik antara manusia dan teknologi, tetapi lebih kepada konflik internal Tatsunosuke yang tidak mampu menghadapi masa depannya sendiri. Dengan istri muda dan dua anak, ia merasa panik dan mulai menyebarkan rumor tentang bahaya listrik.
Ketika modernisasi desanya menjadi tak terelakkan, ia merasa terpojok dan akhirnya mengambil tindakan drastis. Namun, dalam momen pencerahan, ia menyadari bahwa ia telah kehilangan arah dan jati dirinya.
Banyak pelajaran yang dapat dipetik dari anime ini, karakter utama menunjukkan bagaimana ketakutan dan keputusasaan dapat mengubah seseorang, tetapi juga bagaimana pencerahan dapat membawa kembali pandangan yang lebih jernih tentang masa depan dan diri sendiri.
Baca Juga
-
Ulasan Buku The Art of Stoicism, Misi Pencarian Makna tentang Kehidupan
-
Fenomena Job Hugging, Tanda Loyalitas atau Karier Stagnan?
-
Mengubah Hobi Jadi Gaya Hidup Sehat Lewat Olahraga Futsal
-
Futsal dan Tren Urbanisasi: Solusi Ruang Terbatas di Lingkup Perkotaan
-
Bukan Sekadar Hobi, Futsal sebagai Investasi Kesehatan Jangka Panjang
Artikel Terkait
Entertainment
-
Curi Perhatian di Cashero, Ini 3 Drama Korea yang Dibintangi Kim Hye Joon
-
Kyoto Animation Garap Anime RuriDragon, Adaptasi Perdana Manga Shonen Jump
-
The Big 3 Are Back! Naruto, One Piece, Bleach Tayang Bersamaan Lagi di 2026
-
Sinopsis Sister: Film Korea Baru Dibintangi Jung Ji So dan Lee Soo Hyuk
-
Curi Perhatian di 'Taxi Driver 3', Ini 4 Film Korea Dibintangi Lee Je Hoon
Terkini
-
5 Rekomendasi Wisata Gratis di Semarang yang Wajib Kamu Kunjungi!
-
Style Fleksibel ala Gawon MEOVV, 4 Outfit Ini Bisa Kamu Sontek Sesuai Mood!
-
Ulasan Novel Duo Mama Karya Netty Virgiantini: Lika-Liku Ujian Rumah Tangga
-
Kaleidoskop Timnas 2025: Dari Dipecatnya STY hingga Gagal Lolos Piala Dunia
-
Perempuan Berambut Putih yang Tiap Malam Duduk di Atas Batu Nisan