Scroll untuk membaca artikel
Ayu Nabila | Lena Weni
Poster Film The Battleship Island (Prime Video)

The Battleship Island, film Korea garapan penulis skenario dan sutradara Ryu Seung Wan. Film ini rilis perdana pada 26 Juli 2017 silam dengan mengusung genre aksi, sejarah, drama dan perang. Berlatarkan era penjajahan Jepang, sekitar 400 orang Korea dipindahkan paksa ke Pulau Kapal Perang "Pulau Hashima" untuk dipekerjakan sebagai penambang batu bara di sana. 

Seiring berlangsungnya Perang Dunia II, Jepang semakin terdesak dengan bayang-bayang kekalahan di depan mata. Sadar pula akan bayangan saksi perang, Jepang memutuskan untuk menutupi perbudakan paksa di Pulau Kapal Perang, Hashima. Jepang berencana mengumpulkan semua penambang Korea di salah satu tambang besar untuk kemudian dihabisi di sana. Namun, sebelum itu terjadi, pekerja tambang Korea bersatu dan merencanakan upaya pelarian. 

Ulasan Film The Battleship Island

Suram, mencekam, pengap, lembab, dan tak nyaman adalah visual yang dapat saya rasakan sewaktu menyaksikan film ini! Itulah salah satu alasan mengapa The Battleship Island, menurut saya layak disebut mahakarya dengan penataan latar tempat yang luar biasa. Film ini memiliki premis cerita yang kuat yakni tentang pelarian super dramatis orang Joseon (Korea) yang dipekerjakan paksa oleh penjajah Jepang di penambangan batu bara di Pulau Kapal Perang, Hashima. 

Penataan latarnya megah dengan detail yang mengangumkan. Itu pun didukung dengan tatanan busana dan riasan yang sempurna memvisualkan kehidupan suram para karakter di dalamnya. 

Di tiap menitnya, sulit bagi saya untuk tidak merasa iba, bagaimana tidak, kalau tampang lelah penuh luka para pekerja, anak kecil meminggul beban lebih berat dari tubuhnya, perbudakan seks, sampai penganiayaan, pembunuhan tanpa alasan krusial adalah pemandangan utama yang tersuguh di sepanjang jalan cerita. 

Soal akting tak perlu diragukan, semuanya tampil dengan peforma terbaiknya. Namun, setidaknya, ada tiga tokoh yang mencuri perhatian saya, yakni Lee Kang Ok yang diperankan sangat luar biasa oleh Hwang Jung Min, Choi Chil Seong yang diperakan apik oleh So Ji Sub, juga Park Moo Young yang diperankan oleh Song Joong Ki. 

Ketiganya berperan dengan warnanya masing-masing, di mana Lee Kang Ok (Hwang Jung Min) mencairkan dan menghangatkan suasana, Choi Chil Seong (So Ji Sub) menghadirkan romantisme tak terduga, dan Park Moo Young (Song Joong Ki), tokoh kunci yang menyuguhkan tontonan laga yang mendebarkan di tiap kemunculannya. Ketiganya bersinergi dengan para karakter lain dalam membangun atmosfer suasana yang begitu mengena bagi penontonnya. 

Tak banyak yang dapat saya sampaikan untuk film ini, tapi saya bisa tegaskan kalau kamu butuh film yang menyentuh relung kalbu, berlatar sejarah era penjajahan pula, maka sudah sepatutnya film ini kamu saksikan! 

BACA BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE

Lena Weni