Scroll untuk membaca artikel
Hikmawan Firdaus | Anggia Khofifah P
Boikot IU, Yuri SNSD, dan NewJeans Gagal, Fans Makin Beri Dukungan (X/allkpop)

Setelah Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol mengumumkan darurat militer pada 3 Desember, protes besar-besaran menuntut pemakzulannya mulai digelar di Yeouido. Selama lebih dari dua minggu, berbagai selebritas Korea menunjukkan dukungannya dengan cara menyediakan makanan dan minuman bagi peserta aksi. Namun, langkah ini menuai reaksi beragam, dari pujian hingga seruan boikot.

IU, salah satu selebritas yang mendukung aksi tersebut, melalui agensinya mengumumkan pada 13 Desember bahwa ia memesan makanan dan perlengkapan untuk menghangatkan para penggemar yang hadir dalam aksi unjuk rasa. IU menyumbangkan 200 roti, 100 tteok (kue beras), 200 minuman, dan 200 mangkuk gukbap (sup nasi khas Korea) yang disediakan di lima toko di sekitar Yeouido.

Tidak hanya IU, sutradara terkenal Park Chan Wook, Yuri dari Girls' Generation, dan grup NewJeans juga melakukan aksi serupa. Park Chan Wook memborong roti dari toko di dekat Majelis Nasional untuk dibagikan kepada peserta. Yuri memesan kimbap dari sebuah restoran di Dangsan-dong, sementara NewJeans melalui akun media sosial mereka mengumumkan telah memesan 500 porsi kimbap, minuman, dan samgyetang (sup ayam ginseng) bagi pendemo.

Namun, dukungan ini tidak sepenuhnya diterima dengan baik. Beberapa netizen menyerukan boikot terhadap produk dan merek yang bekerja sama dengan selebritas tersebut. Mereka menyebarkan daftar merek dan produk yang dimodelkan oleh IU, Yuri, dan NewJeans, mendorong masyarakat untuk tidak membeli produk-produk tersebut.

Meski begitu, banyak netizen lainnya menolak seruan boikot tersebut. Sebaliknya, mereka justru menyerukan gerakan donjjul—slang Korea yang berarti memberikan dukungan finansial sebagai bentuk apresiasi.

Melansir dari Allkpop, seorang perwakilan dari salah satu merek yang dikaitkan dengan selebritas ini mengatakan kepada media Ilgan Sports bahwa berita tentang boikot tidak berdampak signifikan pada penjualan selama akhir pekan. Hal ini mempertegas bahwa seruan boikot tidak efektif.

Pada 14 Desember, Majelis Nasional Korea Selatan akhirnya mengadakan pemungutan suara untuk memutuskan pemakzulan Presiden Yoon Suk Yeol. Dari 300 anggota parlemen, 204 memilih mendukung pemakzulan, 85 menolak, 3 abstain, dan 8 suara dinyatakan tidak sah. Dengan hasil ini, tugas Presiden Yoon secara resmi ditangguhkan.

Tindakan selebritas dalam mendukung para demonstran bukan hanya menunjukkan solidaritas, tetapi juga mencerminkan bagaimana seni dan popularitas dapat berperan dalam gerakan sosial. Meski seruan boikot muncul, aksi dukungan dari penggemar dan masyarakat menunjukkan bahwa kebaikan lebih besar daripada kebencian.

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.

Anggia Khofifah P