Hayuning Ratri Hapsari | Natasya Regina
Cinta Laura (Instagram/claurakiehl)
Natasya Regina

Cinta Laura Kiehl kembali menjadi sorotan setelah merilis episode terbaru dari program “Suara Cinta” di kanal YouTube miliknya.

Dalam episode yang bernuansa lebih personal ini, Cinta membuka lembaran masa lalu yang jarang ia ceritakan ke publik. Di balik citranya yang kuat, perfeksionis, dan selalu percaya diri, rupanya tersimpan pengalaman emosional yang sempat mengguncang hidupnya.

Pengakuan Mengejutkan di “Suara Cinta”

Melalui video yang tayang pada Rabu, 12 November 2025, Cinta Laura bercerita bahwa ia pernah berada di titik terendah justru pada saat karier internasionalnya sedang bersinar terang.

Momen yang dimaksud terjadi tahun lalu, tak lama setelah ia tampil di panggung bergengsi Paris Fashion Week, sebuah pencapaian besar yang selama ini hanya menjadi angan-angan banyak orang.

Cinta menuturkan bahwa sepulangnya dari acara tersebut, bukannya larut dalam kebanggaan atau euforia, ia justru merasakan kekosongan yang begitu dalam.

"Aku duduk di sofa aku dan nangis. Bukan karena ada kejadian buruk," ungkapnya, menegaskan bahwa air mata itu muncul tanpa pemicu negatif apa pun.

Rasa Hampa di Balik Pencapaian Besar

Menurut Cinta, perasaan janggal itu muncul setelah ia menyadari bahwa pencapaian sebesar apa pun ternyata tidak mampu mengusir rasa kurang yang selama ini menghantuinya.

"Setelah mencapai sesuatu yang hanya bisa dimimpikan banyak orang, aku masih ngerasa nggak cukup," lanjutnya.

Pengalaman tersebut membuat aktris berdarah Jerman-Indonesia itu mulai mempertanyakan banyak hal dalam dirinya. Ia merasa kehilangan arah di tengah gemerlap karier, hingga muncul pertanyaan mendalam tentang identitasnya di luar sorotan publik.

Mencari Diri Sejati di Luar Sorotan Kamera

Cinta mengaku bahwa pergulatan batin tersebut menjadi turning point dalam hidupnya. Ia mulai merenungi siapa dirinya ketika kamera berhenti merekam, ketika lampu panggung padam, dan ketika dunia tidak menyorotinya.

"Kehilangan arah, dan bingung siapa Cinta Laura yang sebenarnya saat kamera mati dan lampu redup," pungkasnya.

Meski menyentuh sisi rapuhnya, pengakuan Cinta Laura ini justru memberikan perspektif baru bagi para penggemarnya: bahwa bahkan sosok yang tampak paling kuat sekali pun bisa merasa kosong, dan bahwa pencarian jati diri adalah perjalanan panjang yang dialami banyak orang, termasuk mereka yang terlihat “sempurna” di mata publik.