Di Indonesia, penyakit kanker servis menduduki peringkat kedua angka kematian setelah kanker payudara. Oleh karena itu penting untuk menjalani pemeriksaan pap smear secara berkala.
Pap smear adalah suatu prosedur pemeriksaan pada leher rahim atau serviks pada wanita yang dilakukan oleh dokter ginekologi menggunakan alat bernama spekulum yang berbentuk seperti moncong bebek untuk memudahkan dokter membuka leher rahim, sehingga sampel serviks lebih mudah diambil.
BACA JUGA: Punya Insomnia? Ini 5 Teh yang Efektif Atasi Insomnia Agar Tidur Nyenyak
Manfaat Pap Smear
Manfaat melakukan pemeriksaan pap smear adalah dapat mendeteksi perubahan pada sel serviks yang mengindikasikan kanker yang bisa berkembang di kemudian hari. Ini menjadi langkah awal mencegah perkembangan kanker serviks dengan mendeteksi sel-sel abnormal sejak dini melalui pemeriksaan pap smear. Dengan mendeteksi kanker serviks melalui prosedur ini juga dapat meningkatkan peluang kesembuhan.
Tujuan dan waktu yang tepat melakukan Pap Smear
Pap Smear bertujuan untuk mendeteksi tanda-tanda kanker serviks yang ada pada wanita sejak dini dan biasanya dilakukan bersamaan dengan pemeriksaan panggul. Pemeriksaan pap smear dianjurkan setiap 3 tahun sekali pada wanita yang berusia 21 tahun ke atas. Bagi wanita usia 30-65 tahun bisa dilakukan tiap 5 tahun sekali dan perlu dikombinasikan dengan pemeriksaan HPV.
BACA JUGA: Simak! 5 Jenis Makanan yang Harus Dihindari bagi Penderita Asam Lambung
Dilansir halodoc.com, dokter mungkin akan merekomendasikan prosedur ini lebih sering jika seorang wanita memiliki kondisi berikut :
- Periksaan sebelumnya mendeteksi sel-sel pra kanker
- Telah didiagnosis kanker serviks dan memiliki riwayat keluarga dengan kanker serviks
- Terinfeksi dan memiliki riwayat penyakit Human Immunodeficiency Virus atau HIV
- Memiliki riwayat atau kebiasaan merokok
- Telah terpapar dietilstilbestrol atau DES sebelum lahir
- Memiliki sistem kekebalan yang melemah karena transplantasi organ, kemoterapi atau penggunaan kortikosteroid dalam jangka panjang
Pap smear sebaiknya tidak dilakukan pada saat wanita sedang menstruasi, karena hasilnya bisa jadi kurang akurat dan mempengaruhi hasil pemeriksaan. Disarankan untuk menunggu setidaknya 5 hari setelah menstruasi selesai. Dan juga tidak dilakukan pada usia kehamilan 25 minggu ke atas, karena bisa menimbulkan nyeri hebat saat pemeriksaan. Lebih baik tunggu sampai 12 minggu setelah melahirkan jika ingin menjalani pemeriksaan pap smear.
Prosedur Pap Smear
Dilansir alodokter.com agar hasilnya lebih akurat, sebelum melakukan pemeriksaan biasanya dokter menyarankan beberapa hal di bawah ini :
- Tidak berhubungan seks
- Tidak memasukkan apapun ke dalam vagina seperti tampon, obat-obatan atau krim khusus vagina
- Jangan membersihkan vagina dengan air, cuka, atau cairan lainnya.
BACA JUGA: Inilah 4 Ciri Kanker Paru-Paru yang Perlu Diwaspadai
Prosedur ini dapat dilakukan oleh dokter spesialis kebidanan dan kandungan. Biasanya pemeriksaan cenderung singkat dan memakan waktu sekitar 10-20 menit. Berikut langkah-langkah yang dilakukan dokter :
- Pasien diminta untuk melepas pakaian bagian bawah dan berbaring di atas ranjang periksa dengan posisi lutut menekuk dan paha terbuka
- Setelah kaki direntangkan, dokter memasukan spekulum ke dalam vagina.
- Dokter memperlebar dinding vagina dengan spekulum agar bisa melihat bagian serviks. Pada proses ini pasien mungkin akan merasa tidak nyaman
- Dokter menggunakan spatula atau sikat halus khusus ataupun keduanya untuk mengambil sampel sel dari leher rahim, kemudian ditempatkan ke dalam zat cair di botol kecil dan sampel dikirim ke laboratorium untuk diteliti.
Prosedur ini umumnya tidak menyakitkan dan hanya merasakan sedikit tekanan atau cubitan. Perlu diingat, prosedur ini tidak boleh dilakukan saat menstruasi karena darah haid dapat mempengaruhi keakuratan tes.
Pap smear adalah metode pemeriksaan yang aman bagi wanita untuk mendeteksi kanker serviks sejak dini. Pasien mungkin hanya merasa sedikit tidak nyaman saat prosedur tersebut dilakukan, tetapi hal tersebut termasuk normal.
Terkadang pasien dapat mengalami perdarahan ringan atau infeksi walaupun kasus ini jarang terjadi. Apabila hal tersebut terjadi, segera periksa ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
5 Tanda Seseorang Memiliki Green Flag dalam Dirinya, Kamu Termasuk?
-
5 Teh yang Mampu Menurunkan Tekanan Darah Tinggi, Wajib Dicoba!
-
6 Jenis Bumbu Dapur yang Aman dan Nyaman untuk Penderita Asam Lambung
-
Ingin Memasang Smart Door Lock? Ketahui Dulu Kelebihan dan Kekurangannya!
-
Ingin Membuat Taman Sayur Kecil di Rumah? Ini 6 Cara Mudah bagi Pemula
Artikel Terkait
-
Lindungi Masa Depan Perempuan: AdMedika Gelar Seminar Eliminasi Kanker Serviks
-
7 Cara Mencegah Kanker untuk Orang Usia 10-20 Tahun, Sederhana tapi Krusial
-
Kanker Serviks Bisa Muncul Setelah Menopause, Ini Penyebabnya
-
Kenali Penyakit Kanker Serviks, IDI Borong Berikan Informasi Pengobatan
-
Mengenal Lebih Dekat Vaksin HPV: Manfaat, Efek Samping, dan Siapa Saja yang Perlu Mendapatkannya
Health
-
5 Tips Atasi Lelah setelah Mudik, Biar Energi Balik Secepatnya!
-
Mengenal Metode Mild Stimulation Dalam Program Bayi Tabung, Harapan Baru Bagi Pasangan
-
Kenali Tongue Tie pada Bayi, Tidak Semua Perlu Diinsisi
-
Jangan Sepelekan Cedera Olahraga, Penting untuk Menangani secara Optimal Sejak Dini
-
3 Tips agar Tetap Bugar saat Menjalankan Ibadah Puasa Ramadan
Terkini
-
Geger! PSSI Incar Trio Liga Inggris, Media Vietnam Ketar-ketir Kekuatan Timnas Indonesia Meroket
-
Ulasan Film 'Banger': Ketika DJ Tua Kembali Beraksi demi Relevansi
-
Baru 6 Hari Tayang, Film 'Pabrik Gula' Tembus 2 Juta Penonton!
-
Aplikasi Kencan, Solusi Baru Gen Z Atasi Kesepian?
-
Surat Ki Hadjar Dewantara untuk Generasi Z: Jangan Jadi Penonton Perubahan