Virus Nipah dilaporkan telah menewaskan dua warga Kerala dan menginfeksi sejumlah warga lainnya yang berdomisili di distrik Kozhikode, India.
Berdasarkan laman Indian Express, dua orang lainnya masing-masing berusia sembilan dan 24 tahun dikabarkan juga terinfeksi virus tersebut dan masih di bawah perawatan. Mereka yang terinfeksi tersebut merupakan anggota keluarga korban yang pertama meninggal pada 30 Agustus lalu.
Menteri Kesehatan Kerala Veena George telah mengadakan pertemuan tingkat tinggi untuk meninjau situasi di Kozhikode pada Selasa lalu (12/9/2023).
Sementara itu Menteri Kesehatan Uni Mansukh Mandaviya mengatakan tim ahli pusat telah dikirim ke negara bagian yang ditemukan adanya virus Nipah tersebut.
Walaupun virus Nipah tidak menyebar secepat virus Covid-19 namun ternyata virus Nipah itu justru lebih mematikan. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), tingkat fatalitas kasus global Nipah secara keseluruhan diperkirakan 40% hingga 75%.
Virus nipah dapat ditularkan dari hewan (seperti kelelawar atau babi) ke manusia, atau bahkan makanan yang terkontaminasi dan juga dapat ditularkan langsung dari manusia ke manusia. Kelelawar buah dari keluarga Pteropodidae adalah inang alami virus Nipah tersebut.
Menurut WHO, Tidak ada pengobatan atau vaksin virus Nipah yang tersedia untuk manusia atau hewan. Perawatan utama yang dilakukan untuk seseorang yang terinfeksi adalah perawatan suportif.
Seseorang yang terinfeksi Virus Nipah akan menyebabkan berbagai penyakit dari infeksi asimtomatik (subklinis) hingga penyakit pernapasan akut dan ensefalitis fatal.
Tidak hanya berbahaya bagi manusia, virus ini juga dapat menyebabkan penyakit parah pada hewan seperti babi, hingga mengakibatkan kerugian ekonomi yang signifikan bagi para peternak hewan tersebut.
Walaupun virus Nipah diketahui hanya menyebabkan wabah yang melanda di beberapa wilayah Asia, akan tetapi virus ini bisa menginfeksi berbagai macam hewan dan juga menyebabkan penyakit yang parah bahkan hingga meninggal dunia.
Virus Nipah sendiri pertama kali dikenali pada tahun 1999 di kalangan peternak babi di, Malaysia. Lalu di tahun 2001 juga ditemui di Bangladesh dan menjadi wabah tahunan yang terjadi di negara tersebut sejak saat itu. Penyakit ini juga telah diidentifikasi secara berkala di India timur.
Baca Juga
-
Terungkap! Motif Armor Toreador Lakukan KDRT ke Cut Intan Nabila, Polisi Dalami Kasus
-
Video Detik-detik Penangkapan Armor Toreador Usai Viral Lakukan KDRT pada Cut Intan Nabila
-
Armor Toreador Terlilit Utang Miliaran Rupiah, Alvin Faiz Jadi Korban
-
Kartika Putri Murka Disebut Hijrah karena Takut Ketahuan Prostitusi: Fitnahan Terkejam!
-
Selebgram Cut Intan Nabila Alami KDRT, Unggahan Sebelumnya Diduga Jadi Kode
Artikel Terkait
-
Review Article 370: Film Thriller yang Bikin Kamu Nggak Mau Berkedip!
-
Kisah Karimun Wagon R Bak Bumi dan Langit: Di Indonesia Disuntik Mati, Di Negara Ini Laris Manis
-
Tayang Mei, Bae Doo Na Alami Cinta Tak Terkendali dalam Film Korea Virus
-
Tutup atau Buka Toilet Saat Menyiramnya? Tips Jitu Menjaga Kebersihan Kamar Mandi Bebas Virus
-
Viral! Istri Polisi Joget di Zebra Cross, Suami Kena Skors
Health
-
5 Tips Atasi Lelah setelah Mudik, Biar Energi Balik Secepatnya!
-
Mengenal Metode Mild Stimulation Dalam Program Bayi Tabung, Harapan Baru Bagi Pasangan
-
Kenali Tongue Tie pada Bayi, Tidak Semua Perlu Diinsisi
-
Jangan Sepelekan Cedera Olahraga, Penting untuk Menangani secara Optimal Sejak Dini
-
3 Tips agar Tetap Bugar saat Menjalankan Ibadah Puasa Ramadan
Terkini
-
Bikin Hati Adem, Ini 3 Novel Jepang Berlatar Toko Buku dan Perpustakaan
-
Membedah Perjuangan Politik Ki Hadjar Dewantara dalam Pendidikan Bangsa
-
Review Film A Minecraft Movie: Petualangan Konyol dan Penuh Imajinasi
-
Demokrasi atau Diktator? Brutalisme Aparat di Balik Demonstrasi UU TNI
-
Review Article 370: Film Thriller yang Bikin Kamu Nggak Mau Berkedip!