Scroll untuk membaca artikel
Sekar Anindyah Lamase | M. Fuad S. T.
Pratama Arhan saat memperkuat Bangkok United (Instagram/true_banglok_united)

Niatan induk sepak bola Asia Tenggara, AFF untuk membentuk tim gabungan yang berisikan para pemain terbaik dari negara-negara anggotanya untuk bertarung melawan Manchester United sedikit demi sedikit mulai direalisasikan.

Sepertimana lansiran laman Suara.com (19/4/2025), sebanyak 17 nama sejauh ini telah dipersiapkan oleh AFF untuk pertarungan melawan tim berjuluk The Red Devils pada 28 Mei 2025 mendatang.

Dalam daftar tersebut, AFF mengirimkan permohonan, termasuk kepada PSSI untuk mengirimkan dua pemainnya, yakni Asnawi Mangkualam Bahar dan Muhammad Ferarri guna menjadi wakil dari Pasukan Merah Putih untuk masuk dalam skuat yang diberi nama ASEAN All Stars tersebut.

Uniknya, ketika Asnawi Mangkualam dipanggil untuk masuk dalam tim ASEAN All Stars, rekan penyeimbangnya di sisi kiri pertahanan Indonesia yakni, Pratam Arhan justru luput dari pemanggilan.

Padahal, jika kita melihat performa sang pemain di Bangkok True United semenjak awal tahun ini, Arhan dapat dikatakan bermain cukup apik dan sempat dinobatkan sebagai pemain terbaik dalam periode tertentu.

Lantas, mengapa hal ini bisa sampai terjadi? Terlepas dari unsur "pemerataan" yang dikedepankan oleh AFF agar setiap anggotanya mendapatkan tempat di tim ASEAN All Stars yang mereka bentuk, tidak dipanggilnya Pratama Arhan ke dalam tim ini juga sebuah hal yang cukup logis.

Hal ini sendiri tak lepas dari skema permainan favorit sang pelath tim ASEAN All Stars, yakni Kim Sang-sik yang kerap memainkan tim besutannya dengan formasi 3-4-3.

Dengan spesifikasi bermain seperti yang Arhan miliki, sejatinya menempatkan dirinya di posisi manapun dalam skema 3-4-3 akan menimbulkan kesan yang "mengambang".

Dalam artian begini, jika Pratama Arhan ditempatkan di sektor center back kiri, maka dirinya dipastikan tidak terlalu fasih untuk bermain di posisi ini. Untuk sekadar bertahan memang oke, namun untuk full bertahan dan melakukan duel-duel udara yang menjadi salah satu atribut penting seorang center back, Arhan masih belum mumpuni untuk melakukan hal ini.

Sementara jika menempatkan Arhan agak maju ke depan, yakni di sektor wing back kiri, hal tersebut juga bisa berpotensi dirinya tak akan bermain dengan maksimal. 

Arhan memang memiliki kecepatan, namun dengan naluri bertahan yang cukup tinggi, hal tersebut akan membuat skema penyerangan yang dibangun oleh anak asuh Kim Sang-sik ini tak akan berjalan dengan semestinya.

Selain karena posisi Arhan yang cenderung "mengambang" dalam skema racikan Kim Sang-sik, sejatinya ada faktor lain yang membuat dirinya tak masuk dalam daftar panggil sang pelatih.

Yang pertama, tentu saja karena pelatih asal Korea Selatan tersebut telah memiliki deretan pemain tengah yang dinilai bisa membuat permainan menyerangnya lebih hidup. Dalam hal ini, ada nama Andres Nieto dari Kamboja yang belakangan tampil cukup apik bersama klubnya, Phnom Penh, dan sudah diumumkannya masuk dalam daftar panggil.

Dan perlu dicatat, berdasarkan rilisan laman Suara.com tersebut, hingga saat ini baru 9 negara yang mengonfirmasikan pemainnya untuk bergabung ke tim ASEAN All Stars. Dua negara lainnya, yakni Singapura dan Filipina, belum terkonfirmasi nama-nama pemain yang dipanggil.

Dan bisa saja, dua negara ini nantinya akan menyumbang pemain yang memiliki posisi bermain sama seperti dengan Pratama Arhan, namun dinilai oleh Kim Sang-sik lebih cocok untuk bermain di timnya.

Seperti misal, di posisi sayap kiri Singapura ada pemain berpengalaman seperti Shawal Anuar dan Faris Ramli, sementara Filipina memiliki pemain yang cukup apik di sektor bek sekelas Santi Rublico, Tabinas atau bahkan Rontini yang bisa dipasang di tiga posisi bek sekaligus.

Jadi, untuk saat ini, tak adanya nama Pratama Arhan cukup bisa diterima ya! Atau jangan-jangan, nanti tiba-tiba ada nama Arhan menjelang pertandingan dimulai? Semoga saja!

CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS

M. Fuad S. T.