Nasib pemain Timnas Indonesia, Sandy Walsh di klub asal Jepang, Yokohama F. Marinos belakangan ini menjadi semakin abu-abu.
Sempat menjadi andalan di beberapa laga yang dijalani oleh klub asal ibu kota prefektur Kanagawa, Sandy justru harus rela menjadi penghangat tetap bangku cadangan dalam beberapa pertandingan terakhir.
Jika kita mengacu pada laga yang dirilis oleh laman transfermarkt, mantan pemain KV Mechelen tersebut setidaknya telah mencatatkan lima pertandingan beruntun berada di bangku cadangan, tanpa semenitpun merasakan menit bermain.
Dari laman yang sama diinformasikan, pemain berusia 30 tahun tersebut sudah menjadi penghangat bangku cadangan semenjak duel Yokohama melawan Tokyo Verdy (5/4/2025) lalu dan terus bersambung hingga laga terakhir melawan Urawa Reds (20/4/2025).
Total, semenjak terakhir kali bermain melawan Nagoya Grampus pada 2 April 2025 hingga saat ini, pemain yang berposisi natural sebagai bek kanan tersebut telah melewatkan laga melawan Tokyo Verdy (5/4/2025), Kawasaki Frontale (9/4/2025), Avispa Fukuoka (12/4/2025), Shimizu S. Pulse (16/4/2025) dan Urawa Reds (20/4/2025).
Kehilangan lima pertandingan beruntun tentunya menjadi sebuah hal yang sangat menyakitkan bagi pemain sekelas Sandy Walsh. Dengan nama besar dan segala pengalamannya bermain di Eropa selama bertahun-tahun, tentu dirinya layak untuk bisa bersaing sekadar mendapatkan menit bermain dan bahkan mengisi posisi reguler.
Namun yang terjadi justru sebuah perjalanan karier yang selayaknya roller-coaster di klubnya tersebut. Bukan hanya sekadar menyamakan, namun memang benar demikian adanya performa yang dijalani oleh Sandy Walsh di klubnya kali ini.
Dalam suatu waktu, Sandy bisa saja mendapatkan menit bermain penuh dan melimpah, namun di kesempatan lainnya yang tak terlalu jauh rentang waktunya, menit bermain yang dimiliki Sandy langsung berkurang drastis atau bahkan tak mendapatkan menit bermain sama sekali.
Seperti misal, di pentas AFC Champions League Elite alias ACL Elite, Sandy Walsh tercatat mendapatkan menit bermain melimpah dan kepercayaan penuh di tiga laga melawan Shanghai Port.
Dalam tiga pertandingan melawan klub China tersebut, Sandy selalu mendapatkan menit bermain penuh dan menyelesaikan laga tanpa tergantikan.
Namun, ketika kembali ke liga Jepang, dirinya justru keluar-masuk skuat serta mendapatkan menit bermain yang fluktuatif.
Ibarat perjalanan roller-coaster, Sandy Walsh tercatat mendapatkan waktu bermain sebanyak 74 menit di laga melawan Sanfrecce Hiroshima di pekan kedua J1 League (23/2/3035), namun, hanya berselang satu laga kemudian, dirinya menjadi penghuni bangku cadangan, dan tak mendapatkan menit bermain saat derby melawan Yokohama FC (26/2/2025).
Kondisi naik-turun menit bermain yang didapatkan oleh Sandy terus berlanjut di empat laga selanjutnya.
Pada matchday ke-4 melawan Shonan Bellmare (1/3/2025), Sandy mendapatkan waktu bermain sebanyak 45 menit, dan kemudian meningkat menjadi 90 menit di laga berikutnya melawan Gamba Osaka (16/3/2025).
Setelah mendapatkan 90 menit bermain pertamanya di J1 League bersama Yokohama, Sandy Walsh justru hanya mendapatkan waktu bermain selama 25 menit saja di pertandingan berikutnya melawan Fagiano Ikayama (29/3/2025).
Dan setelah itu, kembali dirinya mendapatkan kesempatan bermain penuh selama 90 menit saat melawan Nagoya Grampus (2/4/2025) lalu sebelum pada akhirnya kembali terjun dengan curam menapaki lima pertandingan tanpa menit bermain hingga saat ini.
Sebuah perjalanan waktu bermain yang sangat tidak stabil, karena kadang tak tergantikan, kadang minim, kadang tak mendapatkannya sama sekali.
Sangat disayangkan memang jika pada akhirnya Sandy Walsh juga tak mampu menaklukkan kerasnya Liga Jepang yang telah dia pilih pasca meninggalkan benua Eropa.
Pasalnya, para pemain Indonesia sebelum dirinya yang meniti karier di kompetisi Negeri Sakura tersebut, juga hanya mendapatkan musim yang kelam di sana.
Jika dirinya tak mampu segera bangkit dan menjadi pilihan utama, maka publik sepak bola Indonesia harus bersiap untuk menambah panjang daftar pemain Indonesia yang gagal bersinar di kompetisi sepak bola Jepang.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.
Baca Juga
-
Venezia di Ambang Degradasi, Waktunya Jay Idzes untuk Realisasikan Mimpi Bermain di Klub Besar?
-
Bagi Penggemar Timnas Indonesia, Manchester United Mungkin Sudah Tak Seistimewa Dulu Lagi
-
ASEAN All Stars, AFF dan Label Tim Pemain Terbaik yang Dikhianati Para Anggotanya
-
Uzbekistan Dapat Dua Kartu Merah Langsung, Wasit Berat Sebelah atau Memang Layak?
-
Final Piala Asia U-17: Saat Uzbekistan Berikan 3 Malu Sekaligus kepada Arab Saudi
Artikel Terkait
-
Dari Bangku Cadangan Hadapi Cristiano Ronaldo: Comeback Mengejutkan Sandy Walsh
-
Menyedihkan! Sandy Walsh Mulai Jadi Camat di Yokohama F Marinos
-
Pelatih Dipecat, Sandy Walsh Pergi ke Arab Saudi
-
Profil dan Statistik Steve Holland, Pelatih Sandy Walsh yang Dipecat Yokohama F Marinos, Mentereng?
-
Parkir Sandy Walsh 4 Pertandingan, Pelatih Yokohama F Marinos Dipecat
Hobi
-
Persebaya Surabaya Berada di Jalur Perebutan Juara, Ini Kata Flavio Silva
-
Semakin Tua, Calvin Verdonk Merasa Tak Benar-Benar Punya Pilihan Impian
-
Forza Horizon 5 Siap Hadir di PS5! Tandai Perubahan Besar Xbox
-
Dirumorkan Dinaturalisasi, Dean Zandbergen Bisa Geser 3 Nama Ini di Timnas Indonesia
-
Venezia di Ambang Degradasi, Waktunya Jay Idzes untuk Realisasikan Mimpi Bermain di Klub Besar?
Terkini
-
Review Novel An Acceptable Time: Melintasi Waktu Mencegah Perang Antar Suku
-
&TEAM 'Go in Blind' Keberanian untuk Terus Maju Hadapi Masa Depan Tak Tentu
-
Min Eks miss A Umumkan Menikah Juni Ini dengan Pebisnis Non-Selebriti
-
Review Film Green Room: Thriller Brutal di Balik Panggung Musik Band Punk
-
Ki Hadjar Dewantara Tak Sekadar Pahlawan Pendidikan