Chen Qingchen umumkan pensiun dari karier bulu tangkisnya setelah merampungkan laga di French Open 2025 sebagai panggung terakhir. Artinya, partnership sang juara Olimpiade Paris 2024, Chen Qingchen/Jia Yifan yang comeback di tur Eropa setelah sempat dipisah pun resmi berakhir.
Chen/Jia sendiri kembali dipasangkan untuk laga di turnamen Denmark Open dan French Open pekan lalu. Sayang, hasil yang didapat belum maksimal sebab Chen/Jia gagal sabet gelar karena terhenti di semifinal.
Pada laga semifinal French Open 2025, Chen/Jia dipulangkan oleh rekan senegaranya, Li Yijing/Luo Xumin dengan skor akhir 21-16 dan 21-17. Kegagalan tembus partai puncak di dua turnamen Eropa secara beruntun ini menandai berakhirnya kebersamaan Chen/Jia sebagai partner di lapangan.
Nantinya, Jia Yifan akan melanjutkan perjalanan kariernya bersama Zhang Shuxian yang telah dimulai usai meraih medali emas di Olimpiade Paris 2025. Sementara Chen Qingchen disebut akan melanjutkan karier dengan bermain di National Games.
Tentang panggung terakhir, Jia Yifan mengatakan akan melakukan yang terbaik bersama sebelum resmi berpisah tanpa kesempatan bermain di even internasional lagi.
"Kami ingin melakukan yang terbaik di pertandingan terakhir kami. Saya merasa sangat bahagia dapat melangkah bersama Chen ke dalam lapangan. Rasanya seperti di masa lalu," jelas Jia Yifan.
Rekan Zhang Shuxian tersebut juga mengungkapkan kalau kariernya bersama Chen Qingchen nyaris sempurna dan akan tetap memberikan performa terbaiknya di masa mendatang.
"Perjalanan karier bersama Chen Qing Chen sempurna. Kami telah memenangkan nyaris semua bersama-sama. Saya masih melanjutkan karier yang panjang ke depan. Saya ingin memberikan yang terbaik setiap waktu," ungkapnya.
Menariknya, perbedaan keputusan terkait karier bulu tangkis antara Chen Qingchen dan Jia Yifan tidak membuat keduanya kehilangan satu sama lain. Chen Qingchen bahkan berjanji akan selalu memberi dukungan dengan menonton pertandingan Jia Yifan.
"Setelah saya berhenti bermain, saya akan pergi ke turnamen untuk menonton Jia dan menyemangatinya. Saya akan menjadi orang yang berteriak 'ayo' di antara penonton," tutur Chen Qingchen dalam lansiran laman bwfbadminton.com.
Panggung Terakhir Chen Qingchen/Jia Yifan
Bisa dibilang dua turnamen Eropa di Denmark dan Prancis jadi panggung terakhir Chen Qingchen/Jia Yifan. Saat ditanya apa panggung ini jadi tempat terbaik, Chen Qingchen hanya menyampaikan rasa puasnya.
"Bisa kembali ke level tinggi dan mencapai semifinal dua kali berturut-turut, saya rasa kami sangat puas," ungkap Chen Qingchen.
Melihat performa duet yang pernah sangat mendominasi dan jadi ‘monster’ ganda putri China ini, capaian semifinal secara beruntun terbilang positif. Hasil ini juga jadi bukti kalau kekompakan Chen/Jia tidak pernah luntur.
Senada dengan sahabatnya, Jia Yifan juga menyebut kalau pertandingan terakhir yang dilakoni terasa sempurna dan memberi kesan seperti mengulang kebersamaan di masa lalu.
"Bermain bersama Chen, rasanya sempurna. Ini bukan hasil yang kami, kami ingin melakukan yang terbaik untuk pertandingan terakhir kami. Saya sangat senang ketika melangkah ke lapangan bersama Chen. Rasanya seperti 'masa lalu',” tambah Jia Yifan.
Catatan Gelar Chen Qingchen/Jia Yifan
Sejak jadi rekan tandem pada 2014 silam, Chen Qingchen/Jia Yifan sudah mengoleksi empat gelar Kejuaraan Dunia pada edisi tahun 2017, 2021, 2022, dan 2023. Duo Chen/Jia bahkan sudah sabet emas Olimpiade Paris 2024, perak Olimpiade Tokyo 2020, hingga 19 gelar BWF World Tour.
Mereka juga memegang Rekor Dunia Guinness untuk gelar ganda putri Kejuaraan Dunia terbanyak dengan pasangan yang sama. Bukan ending yang diharapkan, tapi tetap menjadi akhir partnership yang sempurna.
Happy retirement, Chen Qingchen!
Baca Juga
-
Dampak Jangka Panjang Bullying: Dari Depresi hingga PTSD pada Remaja
-
Ketika Meme Menjadi Senjata Bullying Digital: Batas Antara Lucu dan Melukai
-
Ini 2 Zodiak yang Disebut Paling Berpeluang Jadi Orang Sukses: Kamu Salah Satunya?
-
Workplace Bullying: Perundungan yang Dianggap Normal di Kantor, Relate?
-
Tren Zero Post Gen Z: Memilih Diam, Tapi Tetap Bersuara di Dunia Digital
Artikel Terkait
-
Fakta Unik French Open 2025, Wakil Korea dan China Back To Back Juara
-
Fajar/Fikri Syukuri Raihan 'Runner-up' di French Open 2025, Alihkan Fokus ke Hylo Open
-
French Open 2025: Korea Selatan Sabet Dua Gelar, Indonesia Runner Up
-
Jadwal Final French Open 2025 Hari Ini: Fajar/Fikri Hadapi Nomor 1 Dunia
-
French Open 2025: Sabar/Reza ke Perempat Final usai Atasi Rekan Senegara
Hobi
-
Kata-Kata Ivar Jenner usai Timnas Indonesia Kandas di Fase Grup SEA Games
-
Indra Sjafri Minta Maaf usai Timnas Indonesia Tersingkir di SEA Games 2025
-
Timnas Indonesia, SEA Games 2025 dan Kegagalan yang Hanya Berjarak 1 Gol Saja
-
Timnas Indonesia Merana, Gagal ke Semifinal SEA Games Meski Hajar Myanmar
-
Mental Baja, Asnawi Mangkualam Sentil Federasi: Harusnya Lindungi Tim Kami
Terkini
-
Dampak Jangka Panjang Bullying: Dari Depresi hingga PTSD pada Remaja
-
Cerita Ruangkan, Solusi dari Bayang-Bayang Burnout dalam Hustle Culture
-
Sinopsis dan Kontroversi Drama China Love dan Crown, Layakkah Ditonton?
-
5 Rekomendasi Drama China Misteri Baru 2025 untuk Temani Akhir Pekan
-
Indonesia di Mata Ji Chang Wook: Perjalanan Healing yang Penuh Makna