Scroll untuk membaca artikel
Ayu Nabila | Budi Prathama
Ilustrasi wisuda (Freepik.com/freepik)

Sampai pada titik wisuda menjadi agenda penting dan peristiwa yang memberi kenangan serta kebahagiaan. Wisuda menjadi harapan besar bagi mahasiswa untuk melampiaskan atas tantangan dan proses selama perkuliahan, terutama saat proses kerja skripsi. Kepusingan dan kebingungan saat berada di fase kerja skripsi, hingga akhirnya itu semua akan terbayarkan kalau sudah sampai pada titik wisuda. Bukan hanya pribadi mahasiswa yang merasa bangga, tetapi orang-orang tercinta pun ikut merasakan kebahagian dan keharuan itu. 

Di balik kesenangan dan kebahagian itu, justru bukanlah akhir dari segalanya. Perjuangan selama menjadi mahasiswa gak berhenti pascawisuda. Walau merasa tantangan dan proses selama kuliah amat berat, tetapi semangat perjuangan itu gak boleh berkurang pasca wisuda. 

Pasca wisuda, justru di situlah menjadi titik awal yang sebenarnya. Perjuangan dalam menghadapi tantangan hidup yang begitu rumit harus bisa dipersiapkan dengan baik. Paradigma tentang kehidupan saat masih menjadi mahasiswa, akan terjawab dengan cara yang berbeda saat berada pasca wisuda. Bekal selama menjadi mahasiswa akan dipertanyakan bahkan dituntut untuk bisa digunakan. Apakah ada keunggulan yang dimiliki bisa menghadapi tantangan dunia yang sebenarnya? 

BACA JUGA: Ngeri! ART Hendak Lompat dari Teras Apartemen: Saya Dapat Bisikan, Ngerasa Dipanggil

Motif tantangan hidup mungkin sudah berbeda, pekerjaan dan kemandirian menjadi garda terdepan yang menjadi hantu sebagai alumni Universitas/Kampus. Pada kondisi inilah, gak ada yang bisa menyelamatkan kita kecuali kita sendiri. Maka dari itu, penting bagi tiap individu manusia memiliki keunggulan dan ciri khasnya masing-masing. 

Impian dan realitas 

Paradigma kritis dan impian semenjak manjadi mahasiswa akan mendapatkan porsinya saat pasca wisuda. Pada titik inilah, dunia realitas sebenarnya akan dipertontonkan dalam kehidupan kita. Tuntutan dari berbagai arah akan selir berganti, misalnya saja soal pekerjaan, pernikahan, dan harta kekayaan. Tuntutan seperti ini sangatlah lumrah kepada mereka yang baru saja melepas statusnya sebagai mahasiswa di suatu Universitas/Kampus. 

Nyatanya memang begitu, perjuangan dan tantangan baru harus bisa diterima sebagai seorang alumni mahasiswa. Motif perjuangan sudah berbeda dan pandangan realistis pun akan selalu mengiringi dalam kehidupan. 

Realitas yang terjadi terutama dalam hal sistem itu menjadi konstruksi sosial dan kebudayaan. Tindakan manusia akan dibentuk dari proses kontruksi manusia, misalnya saja dalam hal dunia kerja. Setiap individu manusia mesti menerima setiap kebijakan yang diterapkan di mana ia bekerja.

Artinya pada kondisi tersebut, realitas itu terlihat rumit namun kita tetap berada di dalamnya. Gak ada pilihan lain kecuali mencebur diri di dalamnya dan mengambil langkah tersendiri di mana dan bagaimana cara bernaung dari sistem realitas yang ada. 

BACA JUGA: Siaran Langsung dari Ambarukmo Yogyakarta, Ini Link Live Streaming Akad Nikah Kaesang Pangarep dan Erina Gudono Gratis

Maka dari itu, pasca wisuda menjadi momen untuk dihadapkan pada dunia baru. Segala tantangan dan realitas yang sebenarnya akan tampak di depan mata kita. Pada titik inilah sangat dibutuhkan kemandirian, kematangan, keunggulan, dan mental kuat untuk menghadapi itu. Kalau gak ada bekal tersebut, tentu akan kesulitan dan merasa terombang-ambing dalam menghadapi segala tantangan yang terjadi. 

Video yang Mungkin Anda Suka.

Budi Prathama