Di era digitalisasi yang serba cepat ini, ada begitu banyak informasi yang dapat membanjiri kehidupan kita dari berbagai arah. Mulai dengan dari media sosial, berita daring, hingga percakapan sehari-hari.
Kondisi tersebut tak bisa kita elakkan bahwa hampir setiap detiknya kita terpapar dengan gagasan dan klaim. Dari fenomena itulah, kemampuan berpikir kritis menjadi hal penting.
Berpikir kritis tidak hanya menerima informasi secara mentah, tetapi melibatkan diri dalam proses evaluasi, menganalisis, dan menginterpretasikan secara mendalam.
Apa itu berpikir kritis?
Berdasarkan dari Jurnal Filsafat Indonesia, dengan judul artikel “Kajian Kemampuan Berpikir Kritis (Critical Thinking Skill) dari Sudut Pandang Filsafat”, yang ditulis oleh Adhitya Rahardhian, disebutkan bahwa berpikir kritis merupakan kemampuan berpikir yang melibatkan proses kognitif kompleks, seperti analisis, penalaran, inferensi, perbandingan, formulasi hipotesis, sintesis, pengujian, dan penarikan kesimpulan yang komprehensif.
Hal itu tentunya melibatkan kemampuan untuk mengidentifikasi informasi yang bias, asumsi yang tidak memiliki dasar, dan argumentasi yang lemah.
Seseorang yang memiliki kemampuan berpikir kritis dengan baik tentu ia tidak dengan mudah percaya begitu saja dengan apa yang dilihat maupun didengarnya.
Sebaliknya, ia akan mempertanyakan, menyelidiki, dan mencari bukti pendukung sebelum dirinya memberikan kesimpulan pada informasi tersebut.
Mengapa berpikir kritis itu penting?
1. Kemampuan membedakan fakta dan opini
Di zaman sekarang ini, mungkin masih ada yang kita temukan seseorang masih sulit membedakan mana fakta dan opini, bahkan bisa saja dicampur adukan antara keduanya.
Sebagai contoh, ketika kita membaca berita, berpikir kritis dalam hal evaluasi membantu kita menilai kedalaman sumber informasi dan membedakan fakta dari opini.
Fakta biasanya menampilkan data-data yang terjadi di lapangan, sementara opini kebanyakan hanyalah argumentasi dari pribadi seseorang.
2. Menghindari informasi yang salah
Bukan rahasia lagi kalau di era digitalisasi saat ini, penyebaran hoaks atau informasi palsu terjadi secara cepat. Dengan berpikir kritis, kita dapat mengevaluasi kredibilitasnya sehingga tidak terjebak ke dalam informasi yang menyesatkan itu.
3. Membuat keputusan yang tepat
Dalam kehidupan sehari-hari, kita dihadapkan dengan berbagai pilihan dan keputusan. Dengan adanya kemampuan berpikir kritis, hal itu bisa membantu kita untuk mempertimbangkan dari berbagai opsi, mengevaluasi dari setiap pilihan, dan membuat keputusan yang paling tepat.
4. Memecahkan masalah
Salah satu indikator penting dengan berpikir kritis yakni kemampuan memecahkan masalah. Dengan menganalisis masalah secara sistematis dan logis, kita bisa menarik akar penyebab dari masalah tersebut dan mampu membuat kesimpulan yang efektif.
5. Mengembangkan kreativitas
Kemampuan berpikir kritis juga dapat mendorong mengembangkan kreativitas. Dengan mempertanyakan asumsi dan mengeksplorasikan berbagai perspektif, hal itu bisa menimbulkan ide-ide baru dan inovasi yang tinggi.
Bagaimana melatih berpikir kritis
Berpikir kritis bukan hal yang begitu mudah untuk dilakukan, namun dengan adanya keseriusan dan usaha untuk melatihnya, tentu kemampuan berpikir kritis juga bisa tercipta.
Beberapa hal yang bisa kamu lakukan untuk melatih kemampuan berpikir kritis, yakni dengan mengajukan pertanyaan, mencari bukti, mengidentifikasi informasi bias, mengevaluasi argumen, dan berlatih secara teratur.
Sebagai kesimpulan, berpikir kritis adalah keterampilan yang sangat diperlukan di era informasi ini. Dengan kemampuan berpikir kritis, kita menjadi konsumen informasi yang cerdas, pembuat keputusan yang bijaksana, dan pemecah masalah secara efektif.
Baca Juga
-
Generasi Z dan TikTok: Cinta, Benci, dan Keduanya?
-
Media Sosial: Ruang Bebas Berpikir atau Alat Kendali Opini?
-
Mengenang Pramoedya Ananta Toer: Pena Pahlawan yang Tak Akan Pernah Mati
-
Buttu Pattumea di Majene, Tempat Berlibur di Alam Sambil Mengulik Sejarah
-
Puncak Raja Bunga, Pilihan Terbaik Berlibur Bersama Keluarga di Majene
Artikel Terkait
-
Cek Fakta: Disetujui Keluarga, Erling Haaland Bakal Perkuat Timnas Indonesia
-
Cek Fakta: Pendaftaran Program Bedah Rumah Jelang Idul Fitri 2025
-
Cek Fakta: Pemerintah Sembunyikan Data soal Utang Negara
-
5 Fakta Menarik Persib Menang Tipis atas PSIS Semarang, Laga Penuh Drama dan Tak Biasa
-
Cek Fakta: Sri Mulyani Berikan Bantuan Untuk Pekerja dengan Gaji di Bawah Rp5 Juta
Kolom
-
Pantangan di Gunung? Percaya atau Nggak, Mending Jangan Nantangin!
-
Mengapa Budaya Lokal Mulai Terkikis oleh Gaya Hidup Global?
-
Anggaran Pendidikan Berkurang, Bagaimana Kualitas Sekolah ke Depannya?
-
Generasi Z dan TikTok: Cinta, Benci, dan Keduanya?
-
Revolusi Teknologi di Lahan Pertanian: Mendorong Produksi dan Inovasi
Terkini
-
Yabes Roni Dikritik Gegara Panen Kartu Kuning, Stefano Cugurra Pasang Badan
-
Putuskan Gabung Yokohama F Marinos, Sandy Walsh Buat Keputusan yang Tepat!
-
5 Face Oil dengan Rosehip, Cerahkan Kulit Kusam dan Meratakan Warna Kulit!
-
EVNNE Terjebak dalam Perasaan Cinta yang Membingungkan di Lagu Hot Mess
-
Nosferatu, Film Horor Tanpa Jumpscare yang Bikin Ngantuk Tingkat Dewa?