Jayapura, sebuah kota yang terletak di ujung timur, yang dinobatkan sebagai “Ibu Kota Provinsi Papua”. Kemajuan dalam segala aspek pun terus saja berkembang, sehingga akses air bersih di kota maupun Kabupaten Jayapura masih terjamin.
Hampir seluruh warga di kota/kabupaten Jayapura sudah merasakan air bersih, karena bisa didapatkan melalui PDAM/PAM, sumur galian listrik, sumur timba, dan masih banyak lagi.
Tetapi siapa yang tahu bahwa tidak semua air bersih yang didapatkan merupakan air yang berkualitas baik untuk kesehatan? Perlu adanya monitoring khusus terhadap kualitas air bersih di kota/kabupaten Jayapura ini.
Pada 2016, dalam rangka penyehatan lingkungan, dilakukan pemantauan kualitas air bersih dengan pemeriksaan beberapa sampel yang diambil dari 8 sampel air depot air minum (DAM), atau yang sekarang disebut PDAM. Sebanyak 4 sampel dinyatakan positif mengandung bakteri Escherichia coli dan Coliform.
Pada sejumlah sarana air bersih juga diberlakukan pemeriksaan pada sarana perpipaan dan sarana sumur gali sebanyak 107 sampel dan 99 sampel dinyatakan positif mengandung bakteri Escherichia coli dan Coliform. Itu adalah bukti, belum tentu air yang menurut kita bersih, layak untuk dikonsumsi.
Escherichia coli merupakan bakteri yang dapat menyebabkan diare, biasanya karena air terkontaminasi oleh limbah tinja. Pemantauan kualitas air bersih ini menunjukkan bahwa beberapa dari sumber air bersih di Kota/Kabupaten Jayapura sudah terkontaminasi oleh bakteri penyebab diare.
Jika air positif tercemar Escherichia coli , maka kemungkinan karena jarak antara septic tank dengan sumber air dibuat sangat dekat. Dalam peraturan, septic tank paling tidak berjarak 10 meter dari sumber air.
Regulasi ini bisa saja belum diterapkan oleh beberapa masyarakat di Jayapura, padahal pembuatan septic tank yang benar merupakan hal yang serius. Masyarakat harus mempunyai kesadaran pada kebiasaan membuang tinja di jamban sehat, demi menjaga kualitas air juga.
Pemerintah diharapkan bisa membantu masyarakat Jayapura untuk memberikan edukasi tentang pentingnya air bersih dan sehat, serta jarak yang pantas dari lokasi pembuangan. Pemerintah juga diharapkan mampu membangun kebiasaan membuang tinja di jamban bagi masyakarat, sehingga segala sumber alam dalam keadaan sehat dan layak dikonsumsi.
Mari kita sama-sama mewujudkan kualitas air bersih di Jayapura yang lebih baik.
Pengirim : Anjela Noya, mahasiswa
Baca Juga
-
Pengamat Malaysia Sebut Jay Idzes Cocok Jadi Kapten ASEAN All Stars, Apa Untungnya?
-
Ngopi Sekarang Bukan Lagi Soal Rasa, Tapi Gaya?
-
Review Series The Queen Gambit: Perjalanan Anak Jenius di Atas Papan Catur
-
4 Ide Outfit Harian dari Winter aespa, Cocok Buat yang Suka Gaya Minimalis!
-
Review Film Sweet 20: Keajaiban yang Bikin Nenek Jadi Gadis Muda Lagi
Artikel Terkait
-
Penuhi Kebutuhan Air Bersih dan Sanitasi Layak, Pentingnya Kolaborasi Lintas Sektor
-
Salurkan Bantuan Sanitasi Layak dan Air Bersih, PNM Peduli Masa Depan Sehat
-
Tak Lagi Khawatir Kekeringan Air, Pertamina Bangun Sanitasi Air Bersih di 131 Daerah
-
IIF Dorong Ketersediaan Akses Air Bersih di Indonesia
-
Optimalkan Sistem Daur Ulang dan Akses Air Bersih, Bank Mandiri Dukung SDGs
Lifestyle
-
4 Ide Outfit Harian dari Winter aespa, Cocok Buat yang Suka Gaya Minimalis!
-
Chill dan Stylish, Ini 4 Daily Look ala BIBI yang Cocok Buat Kamu Coba
-
5 Pilihan Sepatu Kanvas Lokal Buat OOTD Ngampus-mu Biar Makin Hype!
-
3 Inspirasi Outfit Dokter Muda ala Choo Young Woo, Smart dan Professional!
-
Simpel tapi Stunning! 4 Ide Basic OOTD Style ala Yuna ITZY yang Mudah Ditiru
Terkini
-
Pengamat Malaysia Sebut Jay Idzes Cocok Jadi Kapten ASEAN All Stars, Apa Untungnya?
-
Ngopi Sekarang Bukan Lagi Soal Rasa, Tapi Gaya?
-
Review Series The Queen Gambit: Perjalanan Anak Jenius di Atas Papan Catur
-
Review Film Sweet 20: Keajaiban yang Bikin Nenek Jadi Gadis Muda Lagi
-
Review Novel 'Jane Eyre': Ketika Perempuan Bicara soal Harga Diri