Makhluk tak kasat mata bisa makan logam berat? Makhluk kayak gimana tuh? Kok bisa? Mungkin itulah pertanyaan yang terlintas dipikiran anda ketika mendengar pernyataan ada 'makhluk tak kasat mata' yang memakan logam berat.
Makhluk tak kasat mata yang dimaksud adalah bakteri, kita memang tidak bisa melihat mereka dengan mata 'telanjang'. Sebagian besar orang pasti menganggap bakteri ini sebagai 'kuman' pembawa penyakit dan merugikan.
Namun tak sepenuhnya bakteri itu jahat lho. Baru-baru ini bahkan penelitian tentang bakteri dapat membantu manusia menyelesaikan permasalahan lingkungan terutama yang menjadi efek samping kemajuan manusia di bidang industri di antaranya pencemaran oleh logam berat. Bakteri ini dapat menjadi solusi permasalahan dengan menjadikan logam berat sebagai sumber makanannya, bakteri ini memiliki nama latin Rhodococcus opacus.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Goswami dkk dari 6 logam berat yang diujikan yaitu Cd (Cadmium), Pb (Timbal), Zn (Seng), Fe (Besi), Cu (Tembaga) dan Ni (Nikel) bakteri R. opacus dapat menyerap logam berat dengan urutan besaran serapan Cd > Ni > Pb > Cu > Zn > Fe. Lalu bagaimana mekanisme eksperimennya?
Bakteri menyerap logam berat dibuktikan dengan tampilan bakteri yang dilihat melalui mikroskop elektron dengan dinding sel yang dipenuhi logam berat jika dibandingkan dengan kontrol tanpa logam berat. Hal ini mendukung fakta bahwa dinding sel bakteri dapat menyerap logam.
Penelitian ini juga melaporkan bahwa logam berat berkemungkinan menjadi penghambat enzim biodegradasi Antrasena di alam karena ketika Antrasena ditambahkan kedalam kultur perlakuan dengan logam berat, kecepatan mengurai antrasena jadi melambat.
Maka dapat disimpulkan bahwa ketika bakteri ini menyerap logam berat, kemampuannya untuk menjadikan antrasena sebagai sumber karbon akan melemah. Jadi untuk tetap dapat memanfaatkan bakteri R. opacus ini sebagai penyerap logam berat, harus ada Antrasena yang tersedia untuk menjadi inisator absorbsi logam berat pada dinding sel bakteri ini.
Secara keseluruhan, penelitian ini membuktikan bahwa bakteri oleaginous Rhodococcus opacus dapat memecah polutan organik dan anorganik yang terkandung dalam campuran polutan yang diujikan. Bakteri tersebut juga dilaporkan dapat mengakumulasi lipid di dalamnya dengan cara memanfaatkan polutan yang sulit untuk diuraikan. Lipid yang terakumulasi selanjutnya dapat ditransesterifikasi untuk pembuatan biodisel yang kemudian dapat dimanfaatkan untuk bahan bakar.
Pengirim: Santi Puspita
E-mail: santipuspitasari03@gmail.com
Baca Juga
-
Tepuk Sakinah Viral, Tapi Sudahkah Kita Paham Maknanya?
-
Years Gone By: Ketika Cinta Tumbuh dari Kepura-puraan
-
Tak Hanya Lolos, Indonesia Bisa Panen Poin Besar Jika Menang di Ronde Empat
-
Saat Medsos Jadi Cermin Kepribadian: Siapa Paling Rentan Stres Digital?
-
Minimalis Tapi On Point! 4 Daily OOTD Classy ala Moon Ga Young
Artikel Terkait
-
Jangan Diam Saja, Ini 3 Tanda Kalau Pilek Makin Memburuk
-
Jangan Pernah Berbagi Handuk dengan Pasangan, ini Bahayanya!
-
Hati-hati, Bakteri dari Tas Belanja Bisa Picu Keracunan Makanan Lho
-
Dari Semua Alat Makeup, Beauty Blender Jadi Rumah Bagi Bakteri Berbahaya!
-
Ingin Sedot Lemak agar Ramping, Wanita ini Justru Nyaris Meninggal!
Lifestyle
-
Minimalis Tapi On Point! 4 Daily OOTD Classy ala Moon Ga Young
-
Bucin Tetap Jalan, Cuan Ikut Aman: Tips Nabung Bareng Pacar
-
Dari Lapangan Hijau ke Skandal: Hokky Caraka Jadi Bulan-Bulanan Netizen Gara-Gara Chat Tak Senonoh
-
4 Cleansing Balm Mini Size Harga Rp20 Ribuan, Praktis Dibawa Traveling!
-
Kamus Cinta Zaman Now: Dari 'Situationship' sampai 'Roaching', Istilah Kencan yang Wajib Kamu Tahu!
Terkini
-
Tepuk Sakinah Viral, Tapi Sudahkah Kita Paham Maknanya?
-
Years Gone By: Ketika Cinta Tumbuh dari Kepura-puraan
-
Tak Hanya Lolos, Indonesia Bisa Panen Poin Besar Jika Menang di Ronde Empat
-
Saat Medsos Jadi Cermin Kepribadian: Siapa Paling Rentan Stres Digital?
-
Bukan Cuma Drakor, 4 Drama China Tema Time Travel Ini Wajib Masuk Watchlist