Scroll untuk membaca artikel
Tri Apriyani | Nadjandra Alya
Ilustrasi buku. (Shutterstock)

Bagi anda yang belum tahu The Life List adalah novel terjemahan karya Lori Nelson Spielman. Beliau merupakan seorang warga Michigan, Amerika Serikat. Hampir semua karya beliau telah go international dan banyak di terjemahkan dalam berbagai bahasa. Wanita berusia 59 tahun ini membawakan plot suatu cerita secara bertahap, pelan, namun pasti. Tak jarang beliau memberikan plot twist dan ending tak terduga, namun justru itu keunggulan dari semua karya beliau yang berhasil memukau pembaca di seluruh dunia.

Dalam novel ini mengisahkan Brett Bohlinger gadis berusia 34 tahun yang merasa telah memiliki segalanya: pekerjaan idaman, apartemen luas, kekasih sangat tampan. Sampai suatu ketika ibunya meninggal dunia. Tentu saja hal ini membuat Brett terpukul dan amat sedih, beliau adalah orang yang amat dicinta Brett setengah mati. Sang ibu meninggalkan warisan kepada setiap anaknya, kecuali Brett. Hal ini membuat Brett bingung, pasalnya ia adalah anak kesayangan yang selalu menemani sang ibu kemana pun ia pergi. Ibu hanya menitipkan surat wasiat yang berisi daftar kehidupan yang dibuat oleh Brett saat berusia 14 tahun. Beberapa dari daftar itu sudah tercapai. Konyol memang, tapi siapa yang bisa menebak? Barangkali ini adalah rencana Tuhan yang Ibu minta Brett untuk diwujudkan.

Novel The Life List

Total dari 20 nomor dalam daftar, ada 10 yang sudah tercapai, sisanya tergantung Brett untuk diwujudkan. Tiap kali Brett menyelesaikan daftar di nomor itu, Midar – pengacara pribadi keluarga Bohlinger – akan membacakan surat untuk Brett. Dalam petualangannya memenuhi isi daftar tersebut berikut beberapa hal yang bisa kita petik dari isi novel :

1. Mungkin bukan bidang kita

Sejak ibunya meninggal, beliau meninggalkan warisan yang sepadan kepada anak-anakanya, namun Brett tidak mendapatkan apapun sama sekali. Satu-satunya yang tersisa adalah perusahaan kosmetik milik keluarganya. Brett mengira ia akan menjadi penerus perusahaan karna ia merupakan anak kandung, namun nyatanya perusahaan itu malah diserahkan ke kakak iparnya Catherine. Hal ini membuat Brett tersadar karena dari awal ia merasa tidak cocok dengan bisnis walaupun sebenarnya masih ada rasa tak rela.

2. Jangan Pernah Berhenti Bermimpi

Bertahun-tahun Brett bekerja di bawah perusaha keluarga, Bohlinger Comestic, merasa telah mendapatkan pekerjaan impian dengan gaji yang besar, namun bukan itu yang diinginkan oleh ibu Brett dalam daftarnya. Ia ingin Brett melanjutkan cita-citanya. Menjadi seorang guru! Sang ibu merasa mengajar adalah hal yang amat Brett suka. Mulai dari situ Brett kembali melanjutkan mimpinya, diawali dengan menjadi seorang guru privat pengajar system kejar paket.

3. Keluarga adalah segalanya

Usai pembagian warisan, Brett melihat para kakaknya bahagia dengan istri dan anak-anak. Definisi bahagaia menurut meraka pun berbeda, kakak tertuanya Joad dan iparnya Catherine hidup mewah tanpa seorang anak sedangkan kakaknya Jay dan iparnya Shelley, mereka memiliki seorang anak bernama Trevor. Hal ini membuat Brett sadar akan pentingnya keluarga walaupun Brett memiliki pacar bernama Andrew, namun Andrew tak berkeinginan memliki anak padahal anak kecil adalah hal yang Brett suka dan ada didalam daftar. Belum lagi hubungannya yang buruk dengan ayahnya yang membuat Brett sangat menginginkan keluarga.

4. Hubungan yang retak masih bisa diperbaiki

Dulunya Brett memiliki seorang sahabat yang amat dekat, namun hubungan mereka retak karena suatu masalah. Sejak saat itu pula Brett tak pernah bertemu dengan sahabatnya, Carrie Newsome. Sebenarnya dari dulu ada keinginan untuk meminta maaf padanya, namun Carrie terlanjur telah pergi menjauhinya. Hingga datanglah suatu kesempatan dimana akhirnya Brett dapat menemukan Carrie melalui facebook dan diizikan bertemu dengannya secara real life. Dari sini kita dapat belajar memaafkan dan memperbaiki hubungan yang retak sekalipun.

5. Cinta adalah sesuatu yang tak terduga

Perjalanan cinta Brett benar-benar tak terduga, itulah yang dinamakan kehidupan. Brett memang memiliki Andrew sebagai pacarnya, namun Midar selalu mendampinginya, sedangkan Brett selalu memikirkan pria burberry yang ia idolakan. Lantas manakah yang akan Brett pilih? Memang ya… jodoh itu tidak ada yang tahu, hanya tuhan yang dapat mengatur.

Nah, demikianlah amanat yang dapat kita petik dari isi novel tersebut, bagi anda yang belum membaca The Life List, sangat author rekomendasikan novel yang satu ini. Selamat membaca^^

Nadjandra Alya