Scroll untuk membaca artikel
Munirah | Novita Edy
Piramida Giza, Mesir (Pixabay/WaSZI)

Ilmuwan berhasil mengungkap apa saja makanan atau diet yang dikonsumsi oleh para pekerja yang membangun piramida di Mesir zaman Firaun. Ternyata para pekerja itu bukanlah budak seperti anggapan banyak orang selama ini, namun mereka merupakan pelayan Firaun.

Di masa itu, para pekerja yang membangun tempat ibadah dan tempat suci adalah orang yang dipilih dari tentara dan pendeta juga pekerja tempat ibadah. Mereka dibayar dengan upah, jadi mereka bukan budak.

Akan tetapi upahnya bukan uang karena masa itu belum berlaku sistem uang untuk pembayaran. Mereka dibayar dengan makanan atau ransum. Paket ransumnya bisa berupa roti dan bir untuk makanan sehari-hari.

Menurut dokumen yang ditemukan dalam benteng Nubia Uronarti, tertulis bahwa pekerja yang membangun piramida dibayar per sepuluh hari sekali. Dokumen itu menulis bahwa tentara yang menjaga perbatasan selatan Mesir ikut serta dalam proyek pembangunan piramida.

Per orang diberikan ransum 2,25 kg beras dan 3,75 kg gandum yang dimasak. Pada masa pengerjaan piramida mereka memperoleh 60 unit ransum matang.

Dengan makanan sebanyak itu, diperkirakan kalori yang dikonsumsi per orang adalah 2.136 kalori sehari. Namun ilmuwan berpendapat bahwa jumlah kalori tersebut kurang untuk aktifitas mereka.

Tak heran dalam catatan dokumen juga disebutkan bahwa pekerja piramida diberi tambahan sereal juga jatah bir dan protein hewani untuk bisa melakukan patroli di padang pasir.

Tambahan protein untuk makanan pekerja piramida tersebut ditemukan dalam penggalian untuk penelitian sisa-sisanya yakni berupa kurang lebih dua ratus ribu fragmen tulang babi, ikan, burung dan mamalia lainnya. Juga ada tulang domba. Kambing dan sapi.

Piramida di Mesir menjadi ciri khas negeri tersebut hingga saat ini, diperkirakan dibangun oleh ratusan, bahkan ribuan orang pekerja. Mereka memindahkan batu-batu berukuran raksasa dan meenyusunnya dalam bentuk yang rumit.

Novita Edy