Sebagian orang mungkin menganggap membaca buku fiksi seperti cerpen, puisi, atau novel tidak memberi dampak positif sebanyak membaca buku nonfiksi. Banyak orang berpandangan bahwa membaca buku fiksi hanya sekadar untuk menghabiskan waktu dan mengisi waktu senggang saja.
Padahal, ada banyak sekali manfaat yang dapat diambil jika konsisten membaca buku fiksi. Tidak hanya sebagai hiburan, berikut beberapa manfaat membaca buku fiksi:
1. Membuka wawasan
Berbagai genre yang ditawarkan oleh buku-buku fiksi tidak bisa disangkal dapat membuka banyak wawasan terhadap para pembacanya. Genre petualangan misalnya, mengajarkan pembaca untuk berani mengambil keputusan di waktu yang singkat dengan pertimbangan yang tepat. Semakin banyak variasi genre yang dibaca, semakin luas wawasan serta pemahan yang kita dapatkan.
2. Meningkatkan empati
Tanyakan pada pembaca yang benar-benar suka membaca, apakah mereka sampai menangis saat membaca sebuah cerita yang menyentuh hati, mereka akan menjawab, ya. Seperti yang aku alami, ketika membaca sebuah cerita yang benar-benar mengaduk emosi, akuakan ikut menangis. Hal ini menunjukkan bahwa kita berempati pada apa yang dialami oleh tokoh dalam cerita yang sedang dibaca.
Setelah membaca sebuah cerita yang berhasil membuat menangis, secara tidak langsung, pada kehidupan sehari-hari ketika dihadapkan pada permasalahan orang lain, kita tidak akan langsung judge, kita akan secara otomatis mencoba melihat dari sudut pandang orang tersebut.
3. Wisata gratis
Jika kita penasaran dan ingin mengetahui bagaimana suasana serta kehidupan di tempat yang sangat jauh dari kita, kita cukup memilih satu cerita yang berlatar di tempat tertentu, lalu mulailah membaca. Ketika kita sudah mencapai titik flow, kita seakan berada di samping tokoh yang kita baca, sembari menikmati suasana dan kehidupan di tempat tokoh tersebut.
Apalagi jika sudut pandang yang digunakan pada cerita tersebut adalah sudut pandang orang pertama, dengan kata ganti aku, kita seakan menjadi tokoh utama yang melakukan berbagai kegiatan di tempat tersebut. Cukup dengan satu buah buku atau satu aplikasi legal seperti iPusnas, kita bisa berkeliling dunia tanpa berpindah tempat.
Itulah 3 manfaat atau benefit yang akan kita dapatkan jika membaca buku fiksi. Masih banyak manfaat lainnya yang bisa didapatkan, yang perlu kita lakukan adalah mulai membaca fiksi.
Berhenti menilai bahwa buku fiksi tidak bermanfaat, serta cobalah untuk membaca satu cerita yang benar-benar berbeda dari bacaan biasanya, dan temukan manfaat tak terhingga dari keajaiban deretan aksara yang terpampang di hadapanmu.
Baca Juga
-
Ikuti Perjalanan Hampa Kehilangan Kenangan di Novel 'Polisi Kenangan'
-
3 Novel Legendaris Karya Penulis Indonesia, Ada Gadis Kretek hingga Lupus
-
Geram! Ayu Ting Ting Semprot Netizen yang Hujat Bilqis Nyanyi Lagu Korea
-
Haji Faisal Akui Sempat Syok dengan Konten Atta Halilintar yang Disebut Netizen Sentil Fuji
-
Outfit Bandara Seowon UNIS Jadi Sorotan, K-netz Perdebatkan Usia Debut
Artikel Terkait
-
4 Pengetahuan Baru nan Unik dari Cerita Fiksi, Sudah Pernah Dengar?
-
EICMA 2023 Sukses Dipentaskan di Milan, Dampak Positif Terasa Secara Online Melebihi Saat Pandemi
-
Semangat Untuk Hari Ini dan Masa Depan Indonesia, Ini 5 Kalimat Top dari Penerima Anugerah Astra 2023
-
Jurnalisme Konstruktif Beri Dampak Positif ke Pembaca
-
5 Dampak Positif Bila Ayah Turut Mengurus Rumah, Ibu Jadi Anti-Stres!
Lifestyle
-
Ada Presentasi di Kelas? Ini 5 Tips Jitu dari Angga Fuja Widiana
-
Biar Makin Fresh di Weekend, Sontek 4 Outfit Lucu ala Kim Hye Yoon!
-
Anti Ribet, Ini 4 Ide Outfit Harian Cozy ala Siyoon Billlie yang Bisa Kamu Tiru
-
4 Gaya Kasual Kekinian ala Choi Jungeun izna yang Menarik untuk Disontek
-
Anak Hukum tapi Stylish? 5 Look Simpel tapi Classy ala Ryu Hye Young
Terkini
-
Rayakan Ulang Tahun ke-36, Ini 4 Rekomendasi Drama China Jing Boran
-
Sambal Goang yang Super Pedas, Pecel Lele 5 Saudara Primadona Baru Jambi
-
Pendidikan Perempuan: Warisan Abadi Kartini yang Masih Diperjuangkan
-
Berada dalam Satu Tim, 3 Nama Ini Bisa Dinaturalisasi dan Bela Timnas U-23
-
Penjurusan IPA, IPS, dan Bahasa Kembali di SMA: Solusi atau Langkah Mundur?