Keberadaan fisik seseorang mungkin akan hilang, tetapi karyanya akan selalu dikenang. Banyak karya-karya sastrawan yang tetap melegenda dan dipelajari serta dinikmati hingga sekarang, walaupun karya tersebut diciptakan beratus tahun yang lalu.
Indonesia juga memiliki banyak sastrawan terkenal dengan karya-karya mereka yang legendaris. Meski masa berubah dan zaman berkembang, nyatanya karya-karya mereka tetap dikenang dan tak lekang dimakan zaman.
Pada hari kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-79 ini, mari kita telusuri karya-karya legendaris dari penulis lokal yang masih eksis di masa sekarang, seperti dilansir dari postingan akun Instagram @gramedia.com beberapa waktu yang lalu.
1. Karmila karya Marga T. (1970)
Buku legendaris pertama yang tak lekang oleh zaman adalah Karmila karya Marga T. Cerita dalam buku ini berawal dari cerita bersambung yang dimuat di salah satu media cetak, kemudian diterbitkan pada tahun 1970 dan menerima respon yang baik dari para pembaca.
Sesuai judulnya, buku ini menceritakan Karmila, seorang mahasiswi kedokteran yang mengalami kekerasan seksual dan ketegarannya dalam menyelesaikan segala permasalahan hidupnya dengan jiwa dan naluri wanitanya.
2. Lupus karya Hilman Wijaya (1986)
Serial Lupus tentunya menjadi idola anak-anak tahun 90-an. Selain mengangkat cerita tentang seorang pelajar SMA bernama Lupus yang punya sifat jahil, flirty, serta senang mengunyah permen karet, buku ini juga membungkus kisah hidup remaja dengan humor yang khas ala Hilman Wijaya.
3. Gadis Kretek karya Ratih Kumala (2012)
Sudah memasuki usia 12 tahun, Gadis Kretek tetap menjadi salah satu karya fenomenal dan baru saja diangkat menjadi sebuah serial di Netflix. Mengangkat latar industri kretek pada tahun 1960-an, kita akan berkenalan dengan tiga orang anak laki-laki yang pergi ke pelosok Jawa demi memenuhi permintaan terakhir sang ayah yang sedang sekarat, yakni untuk menemukan Jeng Yah.
Tak kalah keren dari versi cetaknya, versi serial dari kisah ini juga berhasil mendulang prestasi yakni masuk ajang penghargaan Busan International Fil Festival atau BIFF pada tahun 2023.
Itulah tiga novel legendaris dari para penulis lokal Indonesia yang menampilkan cerita tidak kalah epik dan menarik jika dibandingkan dengan cerita-cerita luar negeri. Kamu sudah pernah mencicipi karya yang mana?
BACA BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE
Baca Juga
-
Ikuti Perjalanan Hampa Kehilangan Kenangan di Novel 'Polisi Kenangan'
-
Geram! Ayu Ting Ting Semprot Netizen yang Hujat Bilqis Nyanyi Lagu Korea
-
Haji Faisal Akui Sempat Syok dengan Konten Atta Halilintar yang Disebut Netizen Sentil Fuji
-
Outfit Bandara Seowon UNIS Jadi Sorotan, K-netz Perdebatkan Usia Debut
-
Super Tebal, Berikut 4 Rekomendasi Buku Bantal Lebih dari 800 Halaman!
Artikel Terkait
Ulasan
-
Dari Utas viral, Film Dia Bukan Ibu Buktikan Horor Nggak Lagi Murahan
-
Review The Long Walk: Film Distopia yang Brutal, Suram, dan Emosional
-
Menyikapi Gambaran Orientasi Seksualitas di Ruang Religius dalam Film Wahyu
-
Review Film Janji Senja: Perjuangan Gadis Desa Jadi Prajurit TNI!
-
Review Film Dilanjutkan Salah, Disudahi Perih: Drama Romansa Penuh Dilema
Terkini
-
Biar Nggak Salah Pilih: Panduan Lengkap 5 Merek Botol Minum Lokal yang Lagi Viral!
-
Baru Tamat, Anime Horor The Summer Hikaru Died Langsung Umumkan Musim 2
-
Adu Bola Mata oleh Tiara Andini: Ungkapan Perasaan Cinta Tanpa Kata-Kata
-
Meski Ole Romeny Pulih Tepat Waktu, Kluivert Harus Tetap Siapkan Plan B Sektor Penyerangan
-
Dihujat Lewat TikTok 'DJ Kompor', Arie Kriting dan Indah Permatasari Pilih Harmonis