Scroll untuk membaca artikel
Munirah | Latifah ..
Ilustrasi karyawan dan atasan. (freepik.com/yanalya)

Teorinya, seorang karyawan teladan harusnya bisa tetap loyal pada perusahaan, kan? Karena untuk menjadi karyawan teladan dibutuhkan dedikasi tinggi dalam pekerjaan.

Tapi nyatanya, ada banyak karyawan dengan kinerja mumpuni, akhirnya memilih resign dari kantor. Dan berikut ini beberapa alasan yang kerap jadi penyebabnya. Yuk, kita cari tahu!

1. Merasa tak dihargai

Hal pertama yang kerap menjadi penyebab seorang karyawan teladan memilih keluar dari perusahaan, karena merasa tidak dihargai. Ide-ide cemerlang yang mereka sampaikan, dimentahkan begitu saja.

Ini biasa terjadi karyawan harus berhadapan dengan atasan arogan yang merasa selalu benar. Ingin pendapatnya dijadikan titah, sehingga saran dan pendapat bawahan tak digubris.

2. Jenjang karier mentok

Karyawan yang selalu bekerja dengan sungguh-sungguh dan maksimal, lama-lama akan bosan dan berpikir ulang mengenai pekerjaannya, kalau tak ada jenjang karier. Dengan talenta yang dimiliki, sangat sayang kalau dihabiskan bertahun-tahun hanya untuk posisi dan tanggung jawab yang sama.

Pasti mereka ingin seperti teman di perusahaan lain, yang mengalami peningkatan posisi. Nggak hanya gaji pasti lebih besar, tapi tugas dan tanggung jawabnya pun pasti akan lebih menantang. Dan itu, yang umum dicari oleh karyawan teladan.

3. Lingkungan kerja yang negatif

Lingkungan kerja yang baik, dengan kultur perusahaan yang positif, akan membuat betah siapa pun yang bekerja. Sebaliknya, sekalipun gajinya besar, tapi lingkungan perusahaannya negatif, bisa mendorong karyawan yang terbaik pun untuk resign.

Persaingan yang sengit, rekan kerja yang suka menikam dari belakang, atasan yang pilih kasih dan nepotisme, adalah beberapa kultur perusahaan negatif, yang dapat membuat karyawan jadi nggak betah. Sehingga, memilih untuk keluar.

4. Kurang memerhatikan kesejahteraan karyawan

Sudah capek-capek kerja dengan all out, tapi digaji seadanya. Jangankan untuk menabung, untuk mencukupi kebutuhan bulanan saja, masih mesti tambal sana-sini.

Tak heran, tipe perusahaan yang pelit seperti ini, akan ditinggalkan oleh karyawan-karyawan teladan. Karena dengan skill yang mereka punya, mereka berpikir pasti bisa dapat tempat kerja di perusahaan lain yang bisa lebih manusiawi dalam mengapresiasi performa para pekerjanya.

Latifah ..