Scroll untuk membaca artikel
Hikmawan Muhamad Firdaus | Wanwha Soetjianto
Ilustrasi malas (pexels/@olly).

Ada sesuatu yang populer selain TikTok (sebuah aplikasi) di kalangan anak muda yaitu mager alias malas gerak. Bahkan mager tidak pernah sepi dalam mengisi percakapan mereka. Apalagi ketika dihadapkan dengan suatu pekerjaan yang berat. Kebiasaan baru anak muda sekarang adalah menunda pekerjaan karena kemalasan yang tidak berujung.

Ada beberapa bentuk malas yang sering dilakukan seperti bangun terlalu siang, tidak mengerjakan tugas, tidak mau belajar dan berselancar di media sosial tanpa ada keperluan. Aktivitas tersebut mencerminkan kepribadian dan tentunya akan berdampak pada masa depan. Meskipun dengan penuh kesadaran mereka berada pada kemalasan, sangat sulit bagi mereka untuk keluar dari keadaan tersebut. Ada 3 akibat kemalasan yang sangat mengerikan yaitu : 

1. Ketinggalan pergaulan dan teknologi

Era modern sekarang pemuda dituntut aktif, kreatif dan inovatif untuk menghadapi perkembangan zaman. Apalagi Indonesia kini sedang berada di era disrupsi. Orang yang tidak mampu beradaptasi dengan cepat akan tereliminasi dari lingkungan. Maksudnya, mereka akan mundur dari pergaulan. Hal ini tentu mengerikan sebab sangat berkaitan dengan eksistensi mereka. 

2. Sulit mendapatkan pekerjaan

Seperti pemaparan diatas bahwa menjalin relasi yang baik tidak mudah bagi orang yang malas khususnya untuk relasi pekerjaan. Ketika anak muda sudah melewati masa pendidikannya, perjuangan selanjutnya adalah perjuangan memiliki pekerjaan seperti harapan dari orang tua atau keluarga.

Relasi yang didapatkan semasa mengenyam pendidikan setidaknya mampu memberikan sedikit manfaat bagi mereka ketika berada dalam masa yang sulit ini. Malas merupakan kelemahan yang amat fatal dan kontradiksi dengan Personal Branding. Bagaimana bisa mereka dipercaya oleh lingkungan untuk melakukan suatu pekerjaan jika Personal Branding mereka buruk ?. Tentu ini adalah masa depan yang tidak mungkin pernah diinginkan oleh siapapun.

3. Beban keluarga

Inilah mimpi buruk yang jangan sampai terjadi pada masa depan anak muda. Menjadi beban keluarga dapat dikatakan sebagai akumulasi kemalasan-kemalasan yang diperbuat. Tidak akan mudah anak muda menerima kondisi ini karena mereka hanya dapat menyesal dan waktu tidak pernah kembali. Perjuangan orang tua mendukung masa depan anaknya dapat dijadikan citra indah yang ditanam dalam hati dan jiwa anak muda agar mampu membakar semangat untuk mengentaskan diri dari sifat malas. 

Dengan mengingat tiga hal tersebut, semoga anda tidak terlalu lama dalam keadaan bermalas-malasan. Kegagalan masa depan adalah gambar yang anda lukis sendiri. 

Wanwha Soetjianto