Scroll untuk membaca artikel
Hernawan | Iin Indriyani
Ilustrasi kebebasan (Pexels/Vladimir Konoplev)

Self-Sabotage atau sabotase diri sering kali tidak disadari tengah dilakukan dalam kegiatan sehari-hari sampai bisa menjadi sebuah kebiasaan. Ini harus dihindari karena sabotase diri merupakan tindakan yang dilakukan secara tidak sadar dan dapat menghalangi kamu mencapai sesuatu. Terlebih bisa merugikan diri sendiri. Berikut 5 tanda kamu sedang melakukan Self-Sabotage.

1.  Menunda-nunda pekerjaan (prokastinasi)

Menunda-nunda pekerjaan juga berkaitan dengan poin ke-5 yang dapat menyebabkan keterlambatan, menunda pekerjangan yang bisa dikerjakan dengan bermalasan atau mencari kesenangan lain akan menghambat kinerjamu, sehingga tidak optimal. Menunda satu menit artinya membuang kesempatan untuk menyelesain sesuatu dengan lebih baik dan cepat.

2. Pesimis

Selalu tidak merasa percaya diri dengan kemampuan diri sendiri, sehingga ketika melakukan sesuatu kamu akan cenderung selalu memikirkan kemungkinan-kemungkian terburuk yang dapat terjadi, menghapuskan rasa percaya dirimu, dan menghilangkanya.

3.  Rendah diri

Renda hati perlu. Namun, rendah diri merupakan persoalan yang berbeda. Rendah diri dapat menghapuskan semangatmu untuk melakukan sesuatu yang sebenarnya bahkan bisa saja belum kamu mulai. Berada dalam lingkungan sosial pun dapat memperburuk keadaan sebab dapat menimbulan perasaan kecil dan tidak menghargai diri sendiri. Kamu bisa terjabak situasi dan sulit berkembang.

4.  Tidak berani mencoba hal baru

Saat kamu merasa akan gagal dan urung melakukan sesuatu, itu merupakan tindakan sabotase diri. Pasalnya, kamu tidak berani mencoba hal baru dan menutup diri dari kesempatan untuk berkembang. Tidak mudah memang untuk mencoba hal baru, tetapi hal yang belum dilakukan tidak memiliki hasil pasti. Bisa jadi hal yang kamu lewatkan adalah kesempatan untuk menemukan sisi baru dirimu.

5.  Sering terlambat 

Sering terlambat menandakan management waktu yang buruk, baik ketika memiliki janji dengan teman, melewati tenggat waktu, atau dalam acaramu sendiri. Jika terus berlanjut hal ini tentu akan membatasi kamu untuk melakukan sesuatu dengan maksimal. Kurangnya persiapan karena keterbatasan waktu yang dimiliki akan minimbulkan rasa tergesa juga panik sehingga memberikan beban berkali lipat lebih banyak dari umumnya yang dapat memberikan rasa lelah dan stres. Selain itu, sering terlambat juga dapat memberikan kesan yang buruk. Jadi dampaknya tak hanya dari luar, tetapi juga dalam.

Dari kelima poin yang sudah dijelaskan, masing-masingnya memiliki keterkaitan satu sama lain. Hal ini menunjukan ketika satu perilaku yang memiliki kecenderungan negatif maka perilaku lainnya akan mengikuti dengan sendirinya. Begitu pula dengan prilaku positif. Lepas dari kebiasaan memang tidak mudah. Namun, bersemangatlah. Pilihan sulit yang kamu buat dengan baik akan membawa dirimu pada hal yang lebih baik di kemudian hari.

Iin Indriyani