Banyak orang tua menganggap body shaming kepada anak adalah hal yang lumrah dan boleh saja untuk dilakukan. Mereka menganggap perkataan dan penegasan kalimatnya terhadap bentuk tubuh seorang anak bukanlah perkara yang patut untuk dipikirkan.
Sayang sekali pemikiran pendek itu tetap harus dipelihara dan tertanam dalam otak orang tua. Pasalnya, hal tersebut sangat memberikan dampak yang relevan untuk anak itu sendiri, bahkan orang tuanya.
Lalu, apa saja dampak body shaming kepada anak yang masih sering disepelekan?
1. Mengerdilkan perasaan dan self sistem anak
Anak harus memiliki self sistem yang baik. Pasalnya sebelum dirinya bergantung kepada orang tua, bergaul dengan lingkungan sekitar, dia harus memiliki penanaman konsep yang baik untuk dirinya sendiri, pandangan yang baik terhadap dirinya sendiri.
Anak yang mendapatkan body shaming dari lingkungan sekitarnya, akan membuat mereka membenci dirinya sendiri secara perlahan. Mereka merasa malu dan menyesal dengan tubuh atau fisik yang dimilikinya. Hal ini tentu saja akan sangat berpengaruh kepada bagaimana anak ini tumbuh secara sosial, mental maupun pendidikannya di sekolah.
2. Menyinggung hati orang tua
"Ya ampun. Anak ini kok kurus sekali seperti tidak pernah di kasih makan!" Sebuah contoh kalimat sederhana yang akan menyinggung perasaan anak dan orang tua.
Anak akan mulai merasa minder dengan tubuhnya yang lebih kecil dibanding teman yang lain. Orang tua akan merasa minder karena dianggap tidak memberi makan dan menjadi penyebab tubuh anak yang kurus dalam pandangan orang-orang.
Mungkin kita pernah berpikiran bahwa ngomong apa saja sekenanya asal bisa untuk basa-basi. Tapi, body shaming kepada anak bukanlah solusi.
3. Penanaman body image yang keliru
Sadar atau tidak ketika kita mengomentari fisik seorang anak, maka kita akan menanamkan body image kepada mereka.
Ketika kita berkomentar "Kulitmu kok hitam sekali?", "Tubuhmu pendek dan kamu jadi jelek", "Tahi lalat itu membuat kamu terlihat kuno", "Rambut keriting itu rasanya menghalangi kamu untuk tampil cantik" dan segala nyinyiran yang lain, akan membuat kita menanamkan pandangan tentang kecantikan dalam pikiran anak. Mereka akan menganggap bahwa untuk menjadi cantik, mereka harus punya rambut yang lurus, kulit yang putih, atau tubuh yang tinggi.
Dan hal tersebut merupakan penanaman yang keliru dan akan membuat anak salah kaprah dalam membawa tubuhnya.
4. Merusak tali silaturahmi
Anak dan orang tua yang tersinggung dengan ucapan mu akan menjauhkannya dari circle interaksi mereka. Tentu saja mereka malas untuk menambah penyakit hati dengan terus bergaul dengan orang seperti kamu. Jika diteruskan, hal tersebut bisa membutus tali silaturahmi.
Itu dia 4 dampak body shaming kepada anak. Yuk jadilah orang yang ramah anak. Jadilah orang yang lebih peduli kepada perasaan anak tidak sekadar saat ini, tapi juga untuk masa depannya.
Baca Juga
-
Cuma Butuh HP, 5 Aplikasi Ini Bisa Bantu Catat Keuangan Usaha Sendiri
-
Fenomena Mager di Pertengahan Ramadan, Ini 4 Penyebabnya!
-
5 Langkah Jitu agar Keuangan UMKM Tetap Sehat di Bulan Ramadan
-
5 Tips Ramadan Produktif ala Gen Z : Tetap Aktif Ibadah Maksimal!
-
Mau Tajir Mendadak? Ini 5 Bisnis Ramadan yang Selalu Laris Manis!
Artikel Terkait
Lifestyle
-
Tampil GIrly Seharian dengan 5 Inspirasi Outfit Stylish ala Syifa Hadju
-
4 Ide OOTD ala Ju Haknyeon THE BOYZ, Cocok Buat Kuliah hingga Nongkrong!
-
Eupopria 2025: Panggung Kreatif Mahasiswa MICE PNJ Dorong Kolaborasi dan Inovasi Industri Event
-
4 Rekomendasi Smartwatch dengan Fitur Lengkap Harga di Bawah Rp1 Juta
-
Cara Download dan Install IBM SPSS di Laptop, Plus Tips Biar Nggak Lemot
Terkini
-
Menjelang Tamat, The Beginning After the End Umumkan Season 2 Tayang 2026
-
Komedi Kriminal Penuh Tawa Ada di Sini! Film Deep Cover dari Prime Video
-
Mengubah Budaya, Menyalakan Semangat Kerja
-
Ulasan Novel Celebrity Wedding: Pernikahan Palsu Akuntan dan Artis Terkenal
-
Review Film Fear Street: Prom Queen, Misteri Teror Pembunuhan di Malam Prom