Scroll untuk membaca artikel
Candra Kartiko | Winda Luthfia
Ilustrasi berperilaku manipulatif (unsplash.com/Priscilla Du Preez)

Seorang yang manipulatif, mereka akan menggunakan distorsi mental dan eksploitasi emosional untuk mempengaruhi dan mengendalikan orang lain. Niat mereka adalah untuk memiliki kekuasaan dan kendali atas orang lain untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan. Ngeri sekali bukan? Lalu bagaimana jika perilaku ini ada pada pasangan kita?

Seorang yang bersikap manipulatif biasanya sudah mengerti kelemahan lawannya. Maka dari itu, hal tersebut dimanfaatkannya sebagai senjata untuk membuat lawannya lemah dan mau menuruti semua permintaannya. Mengenali perilaku manipulatif dalam hubungan dengan pasangan memang terkadang cukup sulit, dan tidak kentara. Namun, seiring berjalannya waktu, jika terus menerus dibiarkan perilaku ini bisa memicu toxic relationship dan merusak hubunganmu dengan pasangan.

Jujur vs manipulatif

Berikut adalah beberapa contoh dari perilaku jujur dan manipulatif

- Perilaku Jujur

  1. Aku mau pergi ke bioskop malam ini. Apakah kamu mau pergi denganku?
  2. Beri tahu aku kalau kamu bisa menjemput aku di kampus, besok.
  3. Aku pengen ngomong sesuatu sama kamu deh, kira-kira kamu kapan punya waktu?

- Perilaku manipulatif

  1. Kalau kamu mencintaiku, kamu akan pergi ke bioskop bersamaku malam ini.
  2. Jika kamu tidak menjemputku di Kampus besok, jelas kamu memang tidak peduli denganku.
  3. Aku pengen ngomong sesuatu sama kamu deh, tapi kayaknya kamu memang tidak punya waktu untuk aku ya?

Apa tujuan dari seorang berperilaku manipulatif?

Tujuan perilaku manipulasi ini adalah untuk mengontrol orang lain agar mendapatkan apa yang diinginkan oleh manipulator. Hal ini dapat melibatkan berbagai perilaku yang dapat dilihat secara langsung dan jelas, hingga yang sangat halus dan tidak kentara.

Selain itu, mereka juga akan berusaha melindungi ego dan tanggung jawab atas konsekuensi dari tindakan mereka. Mereka mungkin merasa perlu untuk menghukum, mengontrol, atau mendominasi pasangannya. Mereka mungkin mencari belas kasihan atau perhatian, atau memiliki motif egois lainnya. Mereka mungkin juga mencoba mengubah atau melemahkan pasangan dalam upaya memenuhi kebutuhan mereka sendiri.

Apa saja tanda-tanda dari perilaku manipulatif?

Berikut adalah beberapa tanda perilaku seorang yang manipulatif:

1. Suka berperilaku gaslighting

Gaslighting merupakan salah satu bentuk perilaku manipulatif dalam hubungan tidak sehat. Perilaku manipulatif ini biasanya akan membuat lawannya kerap kali merasa tidak percaya diri. Untuk memahaminya kamu dapat menanyakan bagaimana perasaanmu sendiri setelah bertemu dan berbicara dengan orang berperilaku gaslighting tersebut. Apakah kamu merasa sedih, kecewa, tidak percaya diri, atau bahkan tidak percaya dengan kemampuanmu.

2. Berperilaku pasif-agresif

Seseorang yang berperilaku pasif-agresif mungkin mencoba menarik perhatian dengan membuat gerakan yang terlalu dramatis—seperti mendesah atau cemberut. Mereka mungkin menggunakan reaksi emosional yang tidak dewasa untuk memancingmu menanyakan apa yang salah tanpa dan berpura-pura tidak mengenal kondisi.

3. Suka berbohong dan menyalahkan

Seseorang yang manipulatif secara emosional kemungkinan besar akan menghindari tanggung jawab atas tindakan mereka. Mereka mungkin terang-terangan berbohong atau membesar-besarkan hal-hal untuk melindungi diri mereka. Mereka bahkan mungkin menyalahkan orang-orang yang tidak bersalah termasuk kamu, lalu membuatmu meragukan diri sendiri dengan apa yang sebenarnya terjadi (ini adalah contoh lain dari gaslighting).

4. Suka mengancam dan memaksa

Seseorang yang suka memaksamu—menggunakan ancaman atau paksaan untuk membuatmu melakukan sesuatu—adalah manipulatif secara emosional. Misalnya saja, pasanganmu mungkin mengancam akan meninggalkamu karena kamu tidak menuruti apa yang mereka ingin lakukan. Seseorang yang mengancam akan melukai diri sendiri ini harus mencari konseling dari profesional perawatan kesehatan mental.

5. Suka melakukan silent treatment

Perilaku silent treatment atau suka mendiamkan pasangan adalah salah satu ciri perilaku manipulatif. Hal ini sebagai hukuman karena kamu tidak mau melakukan sesuatu yang mereka inginkan. 

6. Menjauhkanmu dari orang terdekatmu

Seorang yang manipulatif akan membuatmu jauh dari orang-orang terdekatmu seperti keluarga, teman, dan sahabat. Hal ini dilakukannya agar kamu tidak mendapatkan dukungan lagi, sehingga ia dapat mudah melakukan sesuatu yang ingin dilakukannya terhadapmu.

Lalu, apa akibat perilaku manipulatif?

Berikut adalah beberapa konsekuensi dari perilaku manipulatif:

  • Sulit untuk membela diri sendiri
  • Kurangnya rasa aman dalam hubungan
  • Kurangnya kepercayaan pada pasangan
  • Rasa keraguan diri yang serius
  • Sering meminta maaf, bahkan ketika kamu yakin kamu tidak melakukan kesalahan
  • Perasaan bingung, tidak puas, sakit hati, dendam, marah, lelah, dan frustrasi yang sering muncul
  • Secara keseluruhan tidak puas dengan hubungan yang dijalani

Bagaimana menghadapi perilaku manipulatif pasanganmu?

Pertama, mengakui bahwa kamu berada dalam hubungan yang manipulatif secara emosional.

Kedua, ketika manipulasi berlanjut, kamu dapat meminta bantuan kepada terapis untuk memutuskan di mana harus menetapkan batasan yang sehat dan bagaimana mengetahui kapan harus menjauh dari orang yang manipulatif jika perlu.

Ketiga, jika kamu atau orang yang kamu cintai menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga, minta tolonglah kepada keluarga, teman, lembaga masyarakat, lembaga bantuan hukum, Komnas HAM, atau Komisi Perlindungan Perempuan.

Itulah 6 tanda pasangan yang manipulatif. Apakah pasanganmu seperti itu?

Winda Luthfia