Gak sedikit orang yang menjalin asmara kemudian terjebak pada pasangan gak baik akibat merasa kalau apa yang dijalani adalah hal normal. Meski sering menderita, tapi gak pernah berpikir bahwa berbagai perilaku buruk pasangannya bukanlah ciri dari hubungan asmara yang sehat.
Nah, supaya kamu bisa segera sadar dan gak terus-terusan berada dalam jerat asmara yang toksik, sebaiknya kenali apa saja hal-hal yang harus kamu sadari dari sebuah hubungan toksik. Mari disimak!
1. Jika dia cinta pasti tak akan mungkin menyakiti
Gak bisa dimungkiri, dalam suatu hubungan kadang pasangan tanpa sadar melakukan sesuatu yang menyakitkan, dan itu sangatlah wajar. Menjadi toksik apabila kamu terus-menerus disakiti oleh pasangan padahal dia sering sekali mengklaim mencintaimu.
Kendati kamu sudah berusaha mengungkapkan apa yang dilakukannya tersebut telah melukai hati, tapi tetap saja diulangi lagi. Maka kamu perlu sadar perilaku buruk seperti itu bukanlah cinta. Cinta sesungguhnya kalaupun menyakiti disebabkan ketidaksengajaan, bukan yang dilakukan terus-menerus.
2. Kamu gak layak mendapat perlakuan buruk
Acap kali korban pasangan abusive merasa kalau berbagai tindakan buruk yang dilakukan oleh pasangan adalah layak dilakukan. Misalnya saja, pasangan melakukan kekerasan fisik dimaklumi karena merasa seandainya saja tadi kamu gak marah pasti dia gak akan sampai melakukan hal seperti itu.
Yang patut kamu sadari, tiap orang berhak mendapat perlakuan baik, terutama dari orang yang mengklaim mencintaimu, lho. Kalaupun kamu melakukan kekeliruan, bukan begitu caranya menyikapi konflik. Ngaku cinta, tapi kok sampai hati menyakiti?
3. Seseorang sulit berubah kalau bukan dari kemauan diri sendiri
Di antara alasan seseorang ‘betah’ berada di hubungan toksik karena merasa bahwa masih ada harapan dia bakal berubah. Nyatanya, seseorang hanya akan berubah apabila ada kemauan dari diri sendiri.
Kalaupun dia bilang bakal berubah, tapi jika perilaku buruknya terus dilakukan, artinya dia gak niat. Terus menaruh harapan hanya akan menyakiti diri sendiri, lho.
4. Kekerasan verbal sama jahatnya dengan kekerasan fisik
Gak sedikit yang menderita batin akibat mendapat kekerasan verbal. Sayangnya, masih banyak yang menganggap kalau kekerasan verbal ini bukan suatu hal berbahaya dan fatal. Padahal, nyatanya verbal abuse gak kalah jahat dengan physical abuse, lho.
Segera sadari hal-hal tadi supaya kamu bisa secepatnya meninggalkan pasangan yang toksik. Gak ada gunanya menjalin hubungan dengan pasangan seperti itu!
Tag
Baca Juga
-
Hottest Merapat! Lee Jun Ho 2PM Umumkan Tur Konser pada Januari 2025 Mendatang
-
Min Hee-jin Mantap Ambil Langkah Hukum Usau Tinggalkan ADOR
-
Sejarah Baru! ATEEZ Jadi K-Pop Artist Ketiga dengan Album No. 1 Billboard
-
Jeongnyeon: The Star Is Born, Puncaki Peringkat Drama Korea dan Aktor Terbaik
-
Nantikan! Ji Seung Hyun dan Jung Hye Sung Siap Menghibur di Film Aksi Komedi Baru
Artikel Terkait
-
Ribuan Buruh RI Terancam Terkena Gelombang PHK Jilid Dua Gegara Tarif Trump
-
Sulitnya Kerja Sesuai Jurusan di Tengah Badai PHK
-
Riau Jadi Provinsi Kedua Tertinggi Terjadi PHK
-
18 Ribu Pekerja di PHK hingga Februari 2025, Ini Provinsi Terbanyak
-
Selain Donatur Dilarang Ngatur: Apakah Pria Harus Kaya untuk Dicintai?
Lifestyle
-
4 Daily Look ala Ryeoun yang Simpel tapi Stylish, Siap Jadi Ide OOTD Kamu!
-
4 Ide OOTD Chic ala Hong Hwa-yeon yang Bikin Kamu Makin Stylish Kapan Saja!
-
4 Ide Outfit Hangout ala Megawati Hangestri, Anti Ribet dan Tetap On Point!
-
3 Inspirasi Clean Outfit Pria ala Hwang Minhyun, Simpel tapi Stylish!
-
Berniat Rayakan Galungan di Bali: 3 Aktivitas Ini Bikin Kamu Makin Dekat dengan Budaya Lokal
Terkini
-
Piala Asia U-17: Indonesia Wajib Waspadai Korea Utara karena 3 Faktor Ini
-
Review Novel 'The Grapes of Wrath': Melawan Nasib, Mencari Keadilan
-
Sebut Lolos Piala Dunia U-17 Lebih Mudah, Pernyataan Fakhri Husaini Tak Sepenuhnya Benar
-
3 Pemain Timnas Indonesia U-17 yang Layak Dievaluasi Jelang Laga 8 Besar Piala Asia
-
Prabowo Sibuk Gaungkan 'Indonesia Cerah', Sementara Rakyat Masih Gigit Jari