Istilah produktif biasanya selalu diasosiasikan dengan makna positif. Akan tetapi, ternyata gak semua produktif itu baik, lho. Ada pula produktif yang bersifat toksik atau toxic productivity.
Orang yang mengalami toxic productivity umumnya rentan stres, karena yang ada di pikirannya selalu tentang kerja dan kerja. Sulit sekali merasa tenang atau bersantai. Tentu saja hal ini akan memengaruhi kesehatan fisik maupun mental jika dibiarkan terus-menerus.
Lalu, bagaimana cara mengetahui seseorang mengalami toxic productivity? Untuk tahu penjelasannya, mari simak ulasan di bawah ini!
1. Bekerja sampai sering lupa makan
Bekerja keras memang harus. Akan tetapi, kamu pun perlu menjaga diri sendiri supaya tak sampai berlebihan dan malah mempertaruhkan kesehatan yang merupakan nikmat tak ternilai.
Kalau kamu sudah terlalu sering bekerja sampai lupa makan dan minum, maka artinya produktivitasmu sudah gak sehat. Saat ini mungkin efeknya belum terasa. Namun, lama-lama badan akan menunjukkan gejala karena sudah diabaikan. Muncullah berbagai penyakit yang akhirnya bikin kamu jadi gak produktif.
2. Pola tidur berantakan
Tidur kerap diabaikan arti pentingnya bagi kesehatan fisik maupun mental. Padahal, tidur yang cukup dan teratur itu penting, lho, untuk pemulihan fisik dan psikis.
Pola tidur yang berantakan akibat keseringan lembur bisa menunjukkan kalau kamu sudah mengalami toxic productivity. Secara jangka panjang pola tidur yang buruk seperti ini malah bikin produktivitasmu menurun, lho, karena kamu jadi kesulitan untuk berkonsentrasi.
Kesulitan berkonsentrasi ini membuat tugas-tugas yang dulu mudah sekali dikerjakan jadi sulit dan butuh waktu lama.
3. Sering merasa kesepian
Apakah kamu sering merasa kesepian? Hal ini juga bisa menjadi sinyal kalau hidupmu gak seimbang antara kerja dengan kehidupan personal.
Terlalu banyak waktu yang dihabiskan untuk bekerja membuatmu sering mengabaikan keluarga atau membatalkan acara kumpul-kumpul dengan teman. Akibatnya, ketika sedang memiliki waktu luang kamu gak punya siapa-siapa untuk diajak bareng karena mereka sudah punya agenda sendiri. Akhirnya kesendirianmu selalu berakhir kesepian.
4. Merasa bersalah ketika cuti
Apakah ketika cuti kamu kerap merasa bersalah? Padahal, sebenarnya cuti merupakan hak karyawan, lho. Nah, kalau perasaan bersalah ini kerap dirasakan saat kamu sedang liburan, artinya selama ini porsi kerja dan kehidupan pribadi perlu diseimbangkan lagi, nih.
Gimana, apakah tanda-tanda yang telah diuraikan tadi kamu rasakan? Kalau iya, kemungkinan besar kamu sudah mengalami toxic productivity, lho!
Baca Juga
-
Nantikan! Ji Seung Hyun dan Jung Hye Sung Siap Menghibur di Film Aksi Komedi Baru
-
Tony Todd, Aktor Ikonik Candyman, Tutup Usia di 69 Tahun
-
Sering Mengalami Perut Kembung? Redakan dengan 3 Hal Ini
-
4 Sinyal Kuat Waktunya Kamu Resign dari Pekerjaan, Underpaid!
-
5 Hal Terlarang saat Menggunakan Komputer Kantor, Awas Bisa Dipecat!
Artikel Terkait
-
MIND ID Tingkatkan Akses Kesehatan Masyarakat di Area Tambang Sepanjang 2024
-
5 Manfaat Penting Pijat bagi Kesehatan, Sudah Tahu?
-
Peran Vaksinasi Dewasa dalam Meningkatkan Kesehatan dan Mengurangi Biaya Medis Jangka Panjang
-
Manfaat Mentega Murni untuk Kesehatan Wanita, Redakan Nyeri Menstruasi?
-
Strategi Mengelola Waktu Bermain Gadget Anak sebagai Kunci Kesehatan Mental
Lifestyle
-
3 Acne Spot Gel Ampuh Meredakan Jerawat Mendem dengan Cepat, Ada Favoritmu?
-
3 Varian Serum dari Hada Labo, Ampuh Hidrasi Kulit Kering dan Atasi Penuaan
-
3 Moisturizer Lokal yang Berbahan Buah Blueberry Ampuh Perkuat Skin Barrier
-
5 Manfaat Penting Pijat bagi Kesehatan, Sudah Tahu?
-
4 Pilihan OOTD Hangout ala Park Ji-hu yang Wajib Dicoba di Akhir Pekan!
Terkini
-
Davide Tardozzi Ternyata Pengagum Berat Marc Marquez: Dia Pembalap Hebat
-
Ulasan Buku Patah Paling Ikhlas, Kumpulan Quotes Menenangkan Saat Galau
-
Akui Man City Sedang Rapuh, Pep Guardiola Optimis Pertahankan Gelar Juara?
-
Laris Banget! Lagu 'Tak Segampang Itu' Tembus 500 Juta Streams di Spotify
-
Motor M1 Masih Bermasalah, Yamaha Minta Maaf ke Alex Rins