Scroll untuk membaca artikel
Hernawan | Latifah ..
Ilustrasi pasangan abusive (pexels.com/Alex Green)

Mendapat pasangan yang abusive merupakan mimpi buruk bagi siapa pun. Terlebih bagi mereka yang hendak berumah tangga. Pasangan yang abusive merupakan pelaku kekerasan, baik kekerasan verbal maupun kekerasan fisik.

Jika pasanganmu seperti ini, jangan didiamkan saja. Berikut tips yang dapat kamu terapkan untuk menyikapinya. Ini tips menyikapi pasangan yang abusive.

1. Jangan menyangkal

Gak sedikit orang yang terjebak bertahun-tahun dalam pernikahan toksik akibat sering denial bahwa pasangannya abusive. Itu sebabnya langkah ini sangat penting, yaitu menerima kenyataan bahwa pasanganmu memang gak baik.

Selain jangan menyangkal, kamu pun perlu berhenti memakluminya. Kekerasan, apa pun bentuknya gak pernah bisa dimaklumi, lho. Apalagi jika itu dilakukan terhadap pasangan yang ia klaim mencintainya. Kamu layak dan berhak untuk diperlakukan dengan baik oleh pasangan sendiri.

2. Jangan menyalahkan diri sendiri

Setiap orang pernah berbuat salah. Meski begitu, bukan berarti dia berhak memperlakukanmu dengan kasar, baik lewat kata-kata maupun tindakan fisik. Hal itu gak bisa dimaklumi sama sekali.

Hindari menyalahkan diri sendiri akibat perlakuan kasarnya. Kalau kamu seperti itu, dia gak akan sadar-sadar dan merasa benar untuk terus menyakitimu.

3. Bicarakan baik-baik

Hal selanjutnya yang perlu kamu lakukan, adalah membicarakannya ke pasangan. Utarakan bahwa sikapnya tersebut melukai hatimu, dan kamu gak suka diperlakukan seperti itu. Dia pun kalau berada di posisimu pasti sakit hati, kan, selalu disakiti oleh pasangannya?

Dengan membicarakannya baik-baik, setidaknya kamu masih memberinya kesempatan untuk berubah. Harapannya rumah tanggamu masih bisa dipertahankan.

4. Bertindak tegas

Kalau sudah dibicarakan baik-baik tapi perilakunya masih tetap sama, maka ambil tindakan tegas. Dia sudah terbukti bukan pasangan yang layak untuk dipertahankan. Buat apa menikah, tapi ujung-ujungnya selalu menderita, baik mental maupun fisik? Kalau begitu, lebih mending hidup sendiri tapi setidaknya gak ada yang menyakiti. Betul?

Umumnya orang lebih serius menanggapi kekerasan fisik dibanding kekerasan verbal. Padahal, nyatanya efek kekerasan verbal gak kalah serius, lho.

Akibat kekerasan verbal bisa mendorong korbannya depresi. Selain mengganggu kesehatan mental dan fisik, gak jarang depresi bisa membuat korbannya jadi ingin mengakhiri hidup. Oleh sebab itu, jangan dianggap enteng, ya, pasangan yang abusive.

Latifah ..