Scroll untuk membaca artikel
Hayuning Ratri Hapsari | Mutami Matul Istiqomah
Ilustrasi orang tua dan anak (Freepik.com/tirachardz)

Tidak ada orang tua yang rela anaknya direndahkan oleh orang lain. Makanya, banyak orang tua yang seringkali membela anaknya meskipun mereka berbuat salah

Meskipun orang tua menjadi orang tua yang terbaik di mata anak, namun ternyata hal tersebut jika dibiasakan tidak akan menimbulkan dampak yang baik bagi pertumbuhan anak itu sendiri. Yang terbaik menurut anak, kadang bukan yang terbaik untuk dirinya. 

Lantas, apa saja dampak buruk selalu membela anak meskipun dia salah?

1. Anak tidak belajar dari kesalahannya

Dampak yang pertama, anak tidak belajar dari kesalahannya. Karena ketika dia salah, orang tuanya terus membelanya. Suatu hal yang salah, dalam pandangan anak akan selalu menjadi "tidak papa". 

Hal tersebut membuat anak kesulitan berpikir kritis. Anak memahami bagaimana cara memecahkan masalah atau mencari solusi atas masalahnya sendiri. 

2. Anak tumbuh dengan sikap kurang bertanggung jawab

Ketika anak berbuat salah dan orang tua maju nomor satu menjadi pembelanya, anak akan selalu mengandalkan orang tua atas kesalahan yang dia lakukan. 

Hal tersebut membentuk anak menjadi pribadi yang kurang bertanggung jawab. Bagaimana mau bertanggung jawab, kalau semaunya dilibatkan kepada orang tuanya? 

Padahal, hidup terus berjalan. Akan banyak masa yang menuntut anak menjadi seorang yang bertanggung jawab kepada yang dia lakukan. Berikut dengan konsekuensinya. 

Pun tidak selamanya orang tua menguasai apa yang seharusnya menjadi tanggung jawab anak. Oleh karena itu, tidak selamanya anak terus berada di pangkuan orang tua. Kala itu tiba, anak akan kesulitan beradaptasi dan menjadi seseorang yang terkucilkan. 

3. Tidak pandai menjaga diri 

Terus dibela ketika salah, membuat anak tidak pandai menjaga dirinya sendiri. Karena anak sekadar memahami kebebasannya. Tidak memahami batasannya. 

Kebebasan itu membuat anak tidak pandai menjaga dirinya sendiri. Karena dia tidak memahami apa yang sebaiknya tidak dia lakukan atau batasan dalam dirinya melakukan sesuatu. 

4. Minim empati 

Ketika anak berbuat kesalahan kepada orang lain dan orang tuanya memberikan pembelaan, anak menganggap bahwa kesalahan tersebut tidak mengapa untuk dilakukan. Anak juga akan terus melakukan itu. 

Ketika dia berbuat kurang baik kepada temannya, anak akan merasa santai saja karena dia tidak mendapatkan konsekuensi apa-apa. Anak menjadi tidak peduli meskipun temannya menangis, marah, atau sedih karena dirinya. Hal tersebut menumbuhkan anak menjadi seseorang yang minim empati. 

Itu dia 4 dampak buruk jika orang tua selalu membela anak meskipun dia salah. Menjadi orang tua yang baik seharusnya bisa memikirkan yang terbaik untuk anak dalam pertumbuhannya.

Bukan sekadar penilaian anak bahwa orang tuanya memiliki hati yang baik. Semoga kita selalu diberi kebijaksanaan dalam membesarkan dan mendidik anak kita sesuai dengan yang dicita-citakan. 

Mutami Matul Istiqomah